Marketing Strategy

Lippo Insurance Optimis Capai Target Premi Rp 1,16 Triliun

Lippo Insurance Optimis Capai Target Premi Rp 1,16 Triliun

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US$, membuat daya beli masyarakat menurun. Kondisi ini berdampak pada lesunya bisnis di sejumlah sektor termasuk industri asuransi, “Produk asuransi memang bukan prioritas dalam pengeluaran wajib rumah tangga di Indonesi, sehingga di saat daya beli menuurn seperti saat ini maka masyarakat lebih memprioritaskan dana untuk pendidikan atau cicilan rumah dan menunda membayar premi asuransi,” ungkap Agus Benjamin, Presiden Direktur Lippo Insrance.

Lippo insurance

Meski demikian, Agus menngatakan pihaknya tetap optimis mematok target premi bruto untuk tahun 2015 bisa mencapai Rp1,16 triliun. “Untuk mencapai itu kami sudah merancang beberapa strategi,” ujar Agus. Pertama, pihaknya telah memetakan di mana kekuatan produknya,

“Kekuatan produk kami adalah asuransi kesehatan, produk ini masih menjadi flag carrier, kontribusi terhadap premi bruto sekitar 50 %,” jelas Agus. Oleh karena itu, asuransi kesehatan tetap menjadi prioritas dalam pemasaran. “Sekarang kan ada banyak pilihan asuransi termasuk BPJS kesehatan, tetapi situasi ekonomi sedang sulit, maka kami harus lakukan pendekatan secara personal agar lebih tahu masalah klien dan membantu mereka memilih asuransi yang tepat,” jelasnya.

Khusus produk asuransi kesehatan milik Lippo Insurance, yakni MediPlus, menurut Agus pertumbuhannya terlihat bagus. “Tetapi kami belum bisa sebutkan berapa kontribusinya sebab ini masih dalam masa perkenalan dengan pasar, normalnya setelah satu tahun baru bisa diukur performanya,” jelas Agus.

Langkah kedua, adalah fokus untuk asuransi kebakaran, “Asuransi kebakaran berada di urutan kedua penyumbang premi bruto sebesar 25 %,” ujar Agus. Tetapi menurut Agus, khusus asuransi kebakaran pihaknya akan lebih selektif menerima klien, sebab menurut pengaamannya, ada sebagian klien asuransi kebakaran yang tidak berorientasi jangka panjang, “Mereka prinsipnya kalau usaha sudah jalan lama dan dirasa aman amaka asuransi kebakarannya dihentikan, ini tipikal hit and run yang harus kami hindari,” ungkap Agus.

Ke depan, pihaknya hanya akan menerima klien yang berorientasi jangka panjang untuk asuransi kebakarannya. Startegi “mengenal klien”, menurut Agus, juga akan diterapkan untuk asuransi mobil, “Sebab dengan mengenal mereka kami bisa ambil pendekatan yang lebih tepat, ini ada kaitannya juga dengan cost,” ujar Agus.

Lebih lanjut Agus juga menjelaskan, untuk tahun 2015, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Lippo General Insurance Tbk, meneyepakati pembagian dividen untuk tahun buku 2014 sebesar Rp 180 per lembar saham atau senilai total Rp 27 miliar.

“Pembagian dividen ini merupakan 21,2 % dari laba bersih sepanjang 2014 lalu,” ujar Agus. Target laba untuk tahun 2015, menurut Agus pihaknya akan mematok target yang sama seperti tahun 2014, yakni Rp 130 miliar ,”Tahun ini tahun yang berat sehingga target laba akan kami samakan dengan tahun seblumnya, jika bisa tercapai itu sudah jadi prestasi yang baik bagi kami,” ungkap Agus.

Sepanjang tahun 2014 lalu, Lippo Insurance membukukan laba bersih sebesar Rp 127,87 miliar atau meningkat 58 % dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 80,91 miliar. Adapun premi bruto perseroan juga meningkat 27,24 % menjadi Rp 1,006 triliun dari tahun 2013 yang sebesar Rp 790,2 miliar. Menurut Agus, pencapaian tersebut termasuk baik, mengingat rata-rata industri umum hanya mencatat pertumbuhan 17,9 % pada periode yang sama, seperti yang dilansir AAUI baru-baru ini. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved