Marketing Strategy

Good Design, Kunci Keberhasilan Industri Kreatif

GLN_7985_re

Dalam kesempatan kali ini, Anne Dameria, seorang Digital Prepress & Color Management Specialist, menyatakan bahwa masih banyak pelaku desainer grafis yang melupakan pentingnya pengetahuan tentang printing. Tak heran, jika tiba-tiba para desainer grafis ini bangkrut gara-gara produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan ekspektasi klien ketika dicetak. Namun di sisi lain, Anne juga menekan bahwa di era globalisasi ini, kemasan memiliki peranan yang sangat penting karena sangat terkait dengan komoditi yang dikemas dan sekaligus merupakan nilai jual produk dan citra produk (brand image).

“Tingginya tingkat persaingan produk di market membuat brand owner selalu kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk-produk baru atau mempertahankan produk unggul,” ujarnya.

Proses untuk memulai konsep dari sebuah produk hingga sampai di rak penjualan dan dibeli oleh konsumen merupakan suatu proses panjang yang saling terkait satu sama lain. Mulai dari brand owner, marketing, packaging development, RnD, desain grafis, print production, distribution hingga display produk, semua proses ini akan bermuara pada keinginan konsumen yakni, cheaper, better, faster dan greener.

“Ingatlah bahwa 70 persen dari keputusan pembelian dibuat di supermarket. Namun konsumen hanya menghabiskan waktu sekitar 2,6 detik pada rak untuk memutuskan brand apa yang akan mereka pilih,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Abenk Alter, seorang seniman dan musisi serta Hadi Ismayanto, Founder majalah online Manual Jakarta juga berkesempatan untuk membagi pengalamannya. Abenk yang berlatar belakang sebagai seniman sekaligus musisi menekankan bahwa antara musik dengan desain sangat berkaitan. Hal ini terutama bisa dilihat dari cover album, orname yang menghiasi album dan lainnya. Bahkan, dari lirik lagu, bisa menjadi ide kreatif untuk menampilkan desain berbeda dibanding album-album lainnya. Dalam mendesai cover lagu, Abenk mengaku mempelajarinya secara otodidak. “Waktu itu saya terpikir untuk menciptakan sesuatu yang berbeda, yang bisa menarik masyarakat untuk membeli albumnya. Dan, ternyata menuangkan ide desain itu memerlukan waktu yang cukup panjang,” ujarnya sambil tertawa.

Tidak berbeda dengan Abenk, Hadi juga merasakan hal yang sama. Berangkat dari kegalauannya melihat media-media yang ada di Indonesia saat ini, ia merasa tertantang untuk menampilkan produk media yang benar-benar jujur dan idealis bagi pembacanya. Berbekal ilmu yang ditimbanya di Singapura dan Australia, Hadi mendirikan majalah Manual yang mengedepankan idealisme mulai dari ‘good content, good article, good photo dan good design’.

“Selama 1,5 tahun ini, apresiasi dari pembaca maupun klien sangat-sangat positif. Saya tidak mengusung konsep advetorial di laman Manual,” tegasnya. “Saya yakin bahwa dengan good design, juga akan menghasilan good business,” ujarnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved