Marketing

Intip Kiat Promosi Buah Nusa Fresh

Intip Kiat Promosi Buah Nusa Fresh

Februari 2012 silam, Kafi Kurnia mendirikan sebuah konsorsium distribusi dan promosi buah nusantara, Nusa Fresh. Tujuannya, menyongsong tahun ular air mendatang dengan produk salak arjuna. Buah berjuluk snake skin ini digadang-gadang sebagai ikon imlek 2013. “Tahun ular air lebih hoki ketimbang tahun naga air. Maka, saya percaya diri meluncurkan salak arjuna dalam bulan Januari-Februari 2013,” ungkap mantan Corporate Marketing Services Hero Group itu akhir tahun lalu (20/12). Ia sempat bercerita, mendirikan konsorsium semacam ini sudah jadi cita-citanya sejak 11 tahun lalu.

Pendiri Nusa Fresh, Kafi Kurnia

Kafi tahu betul, untuk mendistribusikan produk Nusa Fresh dengan sukses ke toko buah, pasar swalayan, dan convenience store, dia perlu re-branding. Pengalamannya 4 tahun berkecimpung dalam dunia ritel Hero Group terang saja jadi modal menentukan strategi. “Saya tidak mau menyebut buah lokal. Saya ganti istilahnya jadi buah nusantara. Ini re-branding,” katanya blak-blakan menanggapi kecenderungan orang Jakarta yang tergila-gila buah impor. Sekadar mendengar istilah buah lokal sudah cukup menyurutkan nafsu belanja mereka. Omset pedagang pun terancam.

Inovasi dan promosi jadi kunci bisnis Nusa Fresh. Apa pasal? Harga sudah ibarat permainan saja bagi pengekspor buah asal Cina. Sebagai pemain nusantara, meningkatkan kuantitas pasokan hanya akan membuat harga jatuh bebas. “Ada mangga seharga Rp 3.000 per kilogram dan ada yang seharga Rp35.000,” ujar Kafi mencontohkan. Dengan inovasi, Kafi mau mendiferensiasi mutu pasokan Nusa Fresh dari pesaing. Yakin akan keunikan produknya, penulis Biang Penasaran ini menggandakan anggaran promosinya dari Rp 8 miliar pada 2012 menjadi Rp 16 miliar pada 2013.

Tengoklah pepaya yang diberinya nama baru, pepaya dewi sinta. Buah asal Amerika Tengah yang bermanfaat melangsingkan tubuh ini telah diperkecil hingga cukup untuk sekali makan saja. “Pepaya dewi sinta sudah mendapat tanggapan positif dari hotel-hotel. Yang akan digandeng untuk kerja sama pemasaran adalah Hotel Dharmawangsa,” beber Kafi. Cukup menambahkan nama tokoh pewayangan Dewi Sinta saja, konsumen perempuan pasti berminat. Sama halnya dengan nama salak arjuna untuk menarik konsumen laki-laki.

Mempromosikan buah pada konsumen Indonesia harus cerdik. Rupanya konsumen lebih khawatir tidak cantik daripada tidak sehat, terutama kaum perempuan. Maka, pedagang buah nusantara, pintar-pintarlah mempromosikan manfaat buah untuk kecantikan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved