Marketing Strategy

Irma: Kebutuhan Riset Bisnis Kian Besar

Irma: Kebutuhan Riset Bisnis Kian Besar

Riset adalah senjata utama dalam membangun sebuah kerajaan bisnis. Tanpanya, perusahaan akan kesulitan menebak arah persaingan bisnis dan menangkap peluang pasar di masa yang akan datang. Di mata Direktur Pengelola sekaligus Pendiri Deka Insight & Solutions (Deka Group) Irma D. Malibari, kebutuhan riset akan semakin besar di tahun-tahun mendatang. Saat ini, Deka Group memiliki sejumlah lini bisnis, antara lain riset pemasaran dan konsultasi strategis ritel. “Oleh karenanya, dibutuhkan kesiapan lembaga riset untuk menyongsongnya. Pertumbuhan kami selalu di atas industri dengan kisaran 15-20% setiap tahun,” ujarnya.

Saat mendirikan perusahaan, Irma menuturkan target semula adalah membidik perusahaan multinasional. Namun, seiring berkembangnya perusahaan, terbersit keinginan untuk lebih banyak memajukan perusahaan asli Indonesia seperti Kalbe Farma dan Bank Mandiri Tbk. Itu adalah wujud sumbangsih perusahaan untuk Tanah Air tercinta. Jika diberi kesempatan, ia ingin mewujudkan impiannya membantu mengembangkan startup di Indonesia, terutama yang dibangun para pengusaha perempuan. “Saya ingin perusahaan Indonesia juga maju. Sekarang ini, banyak kaum hawa yang merintis usaha sendiri, khususnya di bidang art and craft,” katanya.

Irma D. Malibari, direktur pengelola sekaligus pendiri Deka Insight & Solutions (Grup Deka)

Irma D. Malibari, direktur pengelola sekaligus pendiri Deka Insight & Solutions (Grup Deka)

Februari lalu, adalah momen penting yang menandai perjalanan Deka Group di industri riset dan teknologi. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1995 silam ini mendirikan perusahaan patungan Hyve Inovasi Indonesia bersama Hyve, perusahaan inovasi ternama asal Jerman. Kedua belah pihak sepakat untuk memaksimalkan inovasi dan dan teknologi dalam membangun produk yang diinginkan konsumen.

“Kuncinya adalah konsisten, mengikuti perkembangan, dan perubahan industri. Saya selalu aktif dengan kegiatan di luar. Jadi, kami selalu melakukan inovasi yang disesuaikan dengan perubahan di luar sana. Kami juga memiliki orang-orang yang kuat dan memiliki dedikasi terhadap perusahaan,” katanya.

Irma tidak segan-segan mengirim beberapa stafnya yang berprestasi untuk melanjutkan studi S-2, bahkan sampai keluar negeri. Dalam memimpin perusahaan, ia punya gaya tersendiri, yaitu lebih ke pendekatan personal (people approach) untuk memotivasi dan mempertahankan karyawan sehingga betah bergabung dengan Deka Group. Di matanya, karyawan bisa dengan mudah datang dan pergi. Faktor pemicunya juga banyak dan tidak melulu hanya soal gaji. Itulah kenapa pihaknya melakukan pendekatan berbeda-beda untuk setiap karyawan.

“Untuk menjaga karyawan tidak pindah membutuhkan trik tersendiri. Kalau uang, pesaing bisa kasih. Karena ini terkait dengan orang, kami harus men-treat mereka berbeda-beda. Jadi, saya lebih ke personalize dan people are very important,” ujarnya.

Sebagai perempuan, Irma tergolong gigih dan tak gampang menyerah. Banyak rintangan yang mengadang dalam lika-liku bisnisnya. Itu belum termasuk masalah keluarga yang kian beragam sesuai perkembangan zaman. Namun begitu, ia punya kiat khusus menghadapinya. Pertama, semua harus dijalankan dengan enjoy. Kedua, setiap pekerjaan juga harus dilakukan penuh semangat. Ketiga, dirinya selalu berpikir positif. “Pastinya, saya pernah down juga. Biasanya saya selalu minta waktu dua hari untuk merenung dan tidak melakukan apa-apa. Setelah itu saya bangun dan bersiap menghadapinya,” katanya. (Reportase: Destiwati Sitanggang)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved