Marketing Editor's Choice Strategy

Kelahiran Komunitas ID-Android Dibidani Pengagum Pendiri Google

Kelahiran Komunitas ID-Android Dibidani Pengagum Pendiri Google

ID-Android, kini menjadi salah satu komunitas paling berpengaruh bagi kehadiran sebuah produk, terutama produk gadget berbasis Android. Bagaimana tidak, sejak awal kelahirannya di tahun 2007, kini ID-Android memiliki 12.600 anggota, yang secara aktif terdaftar di komunitas ini. Dengan jumlah tersebut, ID-Android diklaim sebagai komunitas Android pertama dan terbesar hingga saat ini di Indonesia.Ditemui di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Semanggi, Agus Hamonangan, founder ID-Android, berkenan membagi waktunya untuk berbincang mengenai komunitas yang ia lahirkan sendiri ini.

Agus Hamonangan, Android, komunitas

Agus Hamonangan

Agus, begitu dirinya akrab disapa, menuturkan bahwa dirinya sangat mengidolakan sosok salah seorang pendiri Google, Sergey Brin. Menurut Agus, Sergey lah yang menjadi otak dari lahirnya Google. Hal ini lah yang mendasari mengapa Agus lebih mengidolakan Sergey Brin ketimbang Larry Page. “Kalau Larry kan lebih ke urusan bisnisnya. Kalau Sergey itu benar-benar otak dari Google itu sendiri,” ujar Agus. Dari mulai menggemari sosok Sergey ini lah, lantas Agus memulai kesengsem pada Android dan mulai membentuk suatu komunitas yang kini dikenal dengan nama ID-Android.Berikut adalah hasil wawancara Radito Wicaksono dengan Agus:

Bagaimana awalnya ID-Android lahir?

Awalnya saya merupakan penggemar Google dan pengidola Sergey Brin. Saya begitu takjub dengan pendiri Google itu. Bagaimana tidak, mereka hanya kandidat PhD. Matematika, namun bisa menemukan algoritma yang akhirnya mampu melahirkan sebuah mesin pencari, yang hingga kini tidak ada tandingannya.

Dari situ, saya langsung kepikiran untuk membuat sebuah komunitas yang berkaitan dengan Google, apa pun itu, terutama yang berkaitan dengan handphone dari Google. Disamping itu, jujur saya ingin “dikenal” oleh banyak orang. Maka dari itu saya terpikirkan untuk membentuk sebuah komunitas berdasarkan atas apa yang saya gemari saat itu.

Namun saat itu belum ada handphone yang diciptakan Google. Hingga pada 2006, tersiar kabar bahwa Google akan meluncurkan device mobile atau handphone–nya sendiri, yaitu Google Phone. Betapa senangnya saya saat itu. Bagi saya, hal tersebut merupakan peluang yang sudah saya tunggu-tunggu sejak lama. Dan, saat itu saya berpikir, itulah kesempatan yang tepat untuk merealisasikan keinginan saya. Saya tidak ingin kesempatan ini diambil orang, dengan membentuk komunitas Android lebih dahulu.

Akhirnya saya menunggu rumor tersebut berubah menjadi kenyataan. Waktu berjalan hingga sampai di tahun 2007. Di tahun tersebut ternyata apa yang sudah menjadi rumor tersebut ternyata tidak kunjung terjadi. Hingga akhirnya muncul berita bahwa di tanggal 5 November 2007, Google akan memberikan statement tentang apa yang akan mereka ciptakan.

Hingga pada tanggal tersebut tiba, saya benar-benar standby menunggu kabar yang akan diumumkan Google. Google kemudian mengumumkan, melalui CEO–nya ketika itu, Eric Schmidt, bahwa Google akan terjun ke dunia mobile dimulai dengan melahirkan sebuah operasi sistem bernama Android. Jadi, rumor yang saat itu beredar bahwa Google akan menciptakan handphone otomatis sirna.

Dari situ, tanpa berlama-lama lagi, saya langsung bentuk komunitas Android yang saya namakan ID-Android. Karena yang namanya komunitas saat itu cara komunikasi paling dasar adalah di milis, maka yang saya lakukan pertama kali adalah membentuk sebuah milis. Konyolnya, ketika itu saya bikin dua milis, di Yahoo dan Google.

Mengapa harus ada 2 milis?

Karena terus terang, saat itu yang begitu familiar bagi orang-orang adalah Yahoo. Makanya, saya bikin [email protected] dan [email protected]. Saat itu saya merasa senang, karena bisa melahirkan sebuah komunitas dengan nama ID-Android, dimana ketika itu sudah lebih dahulu lahir komunitas-komunitas gadget dengan nama”ID” yang sudah cukup besar, seperti ID-Blackberry dan ID-iPhone. Jadi, bisa dibilang kami ini “anak bungsu” di dunia komunitas gadget.

Merasa bahwa komunitas ini akan banyak berbicara seputar Google, tidak pantas rasanya menggunakan Yahoogroup sebagai milis bagi komunitas ini. Maka, akhirnya saya putuskan untuk tidak menggunakan lagi Yahoogroup, dan memfokuskan diri ke Google Group. Meski awalnya, saya sempat merasa tidak terbiasa menggunakan Google Group, tapi saya berusaha untuk membiasakan.

Tantangan tidak berhenti disitu. Ketika itu muncul tantangan lain bagi saya dalam menjalankan komunitas ini. Tantangannya adalah, komunitas kami bisa dikatakan “mati suri” dalam kurun waktu dua tahun, dari tahun 2007 pertama kali muncul hingga tahun 2009. Mengapa?

Karena tahun 2007, produk Google pertama yang menggunakan sistem operasi Android tidak kunjung muncul. Ketika tahun 2008 sudah muncul, yaitu produk bernama G One, ternyata untuk kita yang di Indonesia juga belum bisa menikmati karena belum masuk ke pasar Indonesia.

Jadi yang saya lakukan dalam kurun waktu dua tahun tersebut adalah hanya mem-posting berita-berita atau artikel-artikel terkait dengan Google dan Android. Hingga tahun 2009 akhir, baru kami mulai aktif, ditandai dengan hadirnya ponsel Android pertama di Indonesia, HTC Magic, dengan operator Telkomsel.

Dari situlah, diskusi di milis kami mulai rame. Kami berhasil mencapai hits yang cukup tinggi. Jumlah member pun semakin bertambah, hingga hari ini berjumlah 12.600 anggota yang kami miliki. Pada 2007 saya buat milis ini, jumlah anggotanya hanya dibawah 100 anggota.Pada tahun 2009, ketika kami sudah mulai aktif diskusi, saat itu jumlahnya meningkat, namun masih berjumlah di bawah 1.000 anggota, kalau tidak salah jumlahnya 700 anggota saat itu. Mayoritas anggota yang kami miliki berasal dari wilayah Jabodetabek, menyusul Surabaya, Makassar, dan beberapa kota lainnya.

Dari awal ID-Android lahir hingga saat ini, saya sendiri yang mengurusi atau menjadi moderatornya. Jika di beberapa komunitas menggunakan banyak moderator, di kami tidak. Sampai sekarang saya jadi single fighter.Bersyukurnya hingga saat ini semua berjalan lancar. Anggota kami pun terus bertambah. Sebagai pemain baru, dengan jumlah anggota sebanyak ini, saya sudah sangat bersyukur. Tidak mudah menghasilkan hal seperti ini.

Android, komunitas

Komunitas Android

Apakah Anda tidak kewalahan? Bagaimana Anda mengangani komunitas ini?

Saya pun tidak merasa kewalahan menjadi moderator tunggal di komunitas ini. Karena sejak awal saya menerapkan pendekatan secara kekeluargaan kepada anggota-anggota di ID-Android. Saya membebaskan mereka melakukan diskusi dan mem-posting sesuatu. Namun, jika mereka melakukan kesalahan, saya akan menegurnya melalui japri (jalur pribadi) di forum ataupun milis. Bagi saya, melakukan kesalahan bisa dilakukan oleh siapa pun. Jadi tidak perlu ditindak secara berlebihan dengan membuka kesalahan mereka di depan orang banyak di forum tersebut.

Dari hal seperti itu, banyak anggota kami yang merasa nyaman. Sehingga mereka betah untuk bergabung di komunitas kami. Mereka pun memberikan kontribusi yang positif bagi komunitas ini. Saat ini ID-Android memiliki sekurang-kurangnya lima sarana untuk berdiskusi dan tukar informasi, yakni melalui blog, milis, forum, Facebook, dan Twitter. Paling besar aktivitas anggota kami berada di milis. Dari awal, komunitas kami memiliki visi dan misi yang cukup sederhana. Misinya adalah “Meng-Android-kan Indonesia” dan visi untuk menjadi komunitas yang lebih bermanfaat bagi banyak orang.

Di komunitas kami tidak ada bentuk secara struktural atau apa pun itu namanya. Disini, saya berperan sebagai founder dan pengelola atau moderator dari sarana-sarana komunikasi milik komunitas. Lalu disamping saya ada beberapa advisor yang memberikan banyak saran bagi komunitas ini, kemudian baru lah ada anggota-anggota dari komunitas ini.

Berbicara mengenai Co-creation, dengan brand apa saja selama ini telah menjalin kerja sama yang menghasilkan Co-Creation (bisa kerja sama dengan satu brand atau lebih)?

Hingga saat ini, ada beberapa brand yang sudah melakukan co-creation dengan kami. Co-creation yang terbentuk biasanya seiring dengan kerja sama yang kami lakukan. Dari brand-brand tersebut ada HTC, LG, Motorola, Samsung, dan Smartfren. Untuk Smartfren, selain sebagai vendor gadget, mereka juga merupakan operator yang bekerjasama dengan kami. Selain Smartfren, ada lagi beberapa operator yang bekerja sama dengan kami, yaitu XL, Indosat, dan Telkomsel.

Bagaimana proses terjadinya co-creation? Siapa yang banyak mengambil inisiatif, pihak komunitas atau brand?

Co-creation yang terjadi diantara kami dengan brand adalah lebih kepada bentuk kerjasama dimana kami dapat memberikan input kepada produk-produk yang ingin mereka pasarkan. Biasanya, jika sebuah brand ingin meluncurkan sebuah produk, kami mendapat akses awal untuk memiliki atau menggunakan produk tersebut di awal.

Nantinya, dari hal tersebut kami banyak memberikan insight kepada mereka mengenai produk yang diluncurkannya tersebut. Kami pun mendiskusikan hal tersebut di milis ataupun forum kami. Insight yang muncul nantinya akan disampaikan kepada brand tersebut. Jadi semacam memberikan review awal dari kehadiran produk tersebut.

Dari proses seperti ini, secara garis besar lebih banyak terjadi pada proses interaksinya. Karena sesungguhnya, yang mereka butuhkan adalah masukan atau saran bagi produk-produk mereka. Terlebih komunitas seperti kami ini sudah mendapatkan kepercayaan yang cukup besar dari masyarakat.

Proses co-creation yang terjadi tersebut, biasanya secara by product. Dalam artian, kerja sama seperti itu hanya muncul ketika suatu brand ingin meluncurkan dan memasarkan sebuah produk atau eventually, maka kami hadir disitu. Jadi, sifatnya kami hadir di saat mereka mengadakan sebuah launching ataupun campaign.

Ada beberapa produk yang dihasilkan sebuah brand yang merupakan hasil dari kolaborasi dengan kami melalui saran atau masukan dari komunitas kami. Tapi itupun tidak mengatasnamakan komunitas kami, tetapi lebih kepada bersifat personal.

Apa saja co–creation yang telah dihasilkan?

Seperti yang sudah saya sampaikan tadi, di komunitas kami tidak pernah menghasilkan sebuah produk hasil dari kolaborasi antara brand dengan komunitas ID-Android. Tidak ada produk yang lahir dengan mengatasnamakan komunitas ID-Android.

Kalau yang sifatnya personal sudah ada beberapa. Dalam artian, beberapa anggota kami banyak yang diminta untuk membantu sebuah produk dalam menghasilkan sebuah produk. Tetapi hal tersebut tidak mengatasnamakan komunitas ID-Android.

Sejak awal memang saya tidak ingin mengarah ke hal seperti itu. Karena sudah barang pasti hal seperti itu pada ujungnya akan berkaitan dengan persoalan “uang”. Saya mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak diinginkan di antara anggota kami, yang nantinya berujung pada kondisi yang tidak kondusif di komunitas ID-Android.

Jadi, saya membebaskan mereka untuk melakukan kerjasama dengan suatu brand dalam men-develop sebuah produk. Sering terjadi, beberapa brand menghubungi saya untuk meminta tolong kepada kami membangun sebuah aplikasi bagi brand mereka. Yang saya lakukan adalah merekomendasikan beberapa anggota kami yang memang memiliki kemampuan di bidang tersebut, untuk kemudian diajak melakukan kerjasama. Selepas itu, saya tidak turut campur.

Di milis komunitas kami terbagi menjadi dua. Selain [email protected] ada juga [email protected]. Di milis kami yang kedua inilah terdapat anggota-anggota kami yang memang memiliki kemampuan untuk membangun sebuah aplikasi dan lain-lain. Karena banyak juga dari anggota-anggota kami yang merupakan developer aplikasi. Di milis developer tersebut, saat ini sudah beranggotakan sebanyak 1.600 anggota. Namun tidak semuanya merupakan developer aplikasi.

Apa manfaat hasil co-creation baik bagi komunitas maupun brand?

Keuntungan yang dapat didapat bagi brand adalah tentu dapat membantu penjualan produk-produk mereka. Dalam hal ini brand tentu akan mengarah kepada marketing community mereka. Dengan adana komunitas seperti kami ini, maka brand tersebut akan memiliki “loyalis-loyalis” bagi produk mereka. Terlebih dari itu yang terpenting dari hal tersebut adalah, mereka akan mendapatkan banyak masukan guna mengembangkan dan meluncurkan produk-produk yang ingin mereka lahirkan.

Bagi kami, keuntungan yang didapat adalah kemudahan-kemudahan yang didapat anggota-anggota kami untuk mendapatkan dan merasakan sebuah produk-produk berbasis Android. Kami sering mendapatkan keuntungan untuk mendapatkan kesempatan lebih awal dibanding masyarakat umum lainnya ketika merasakan produk dari sebuah brand. Selain itu, kerjasama atau co-creation yang terbentuk ini dapat membantuk komunitas kami bisa menjadi wadah terbesar untuk para developer tadi, untuk mengembangkan kemampuan mereka.

Apa rencana ke depannya agar semakin banyak menghasilkan co creation?

Kedepannya, kami ingin banyak melakukan event seputar Android ini. Kami ingin lebih banyak mengadakan kerjasama dengan banyak brand untuk mengadakan acara yang tentunya berkaitan dengan Google dan Android. Disamping itu, kami memiliki impian besar untuk membantu Indonesia untuk memberikan kontribusi yang besar kepada Google melalui GooglePlay. Kami ingin aplikasi-aplikasi yang beredar di GooglePlay, kebanyakan berasal dari karya orang Indonesia. Untuk itu, kami berencana memperbanyak kompetisi dan training bagi developer aplikasi di Indonesia.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved