Marketing Strategy

Langkah DBS Bidik Sektor UKM

Langkah DBS Bidik Sektor UKM

PT Bank DBS Indonesia kini mulai mengincar sektor UKM dalam menyalurkan kreditnya. Langkah ini diwujudkan dengan peluncuran layanan Working Capital Advisory. Layanan ini merupakan program konsultasi yang dapat membantu nasabah mengatur cash flow yang terperangkap siklus modal kerja. Program yang diberikan secara gratis ini ditujukan untuk korporasi dan UKM yang memiliki omset berkisar Rp135miliar – 1,8 triliun. Layanan ini cocok diaplikasikan untuk korporasi dan UKM yang memiliki physical supply, yang memiliki arus pasokan membeli, supplier, buyer, seperti manufacturing, customer goods, dll.

DBS

Layanan Working Capital Advisory ini merupakan alat bantu yang dapat memberikan analisis perbandingan (benchmarking) dengan industri serta memberikan diagnosa kepada perusahaan. Analisis yang berdasarkan 65ribu data perusahaan yang dimiliki DBS ini akan membantu korporasi maupun UKM untuk mengetahui kondisi perusahaan dengan kompetitor dan memberikan gambaran area-area yang dapat dibebaskan dari perangkap sistem. Layanan ini juga memberikan solusi yang dapat diaplikasikan oleh klien.

Peluncuran layanan ini mengacu pada permasalahan yang kerap dialami oleh perusahaan seperti arus pemasokan barang dan rantai distribusi yang terus memangkas modal kerja perusahaan. Data riset Atradius Payment Practices Barometer yang diadakan DBS pada November 2013, sebanyak 52% di Indonesia setuju bahwa cash flow adalah permasalahan terbesar untuk dapat memaksimalkan keuntungan bisnis.

Angka pengeluaran yang semakin besar menjadikan sumber dana tambahan menjadi pilihan alternatif seperti penggunaan jasa perbankan. Dengan adanya program ini membantu perusahaan menganalisis baik rantai, pemasokan barang, dan keuangan sehingga mengurangi biaya jasa perbankan secara keseluruhan. Klien yang berpartisipasi rata-rata naik sebesar 20-30%.

“Respons dari klien terhadap program ini luar biasa. Analisis kami dapat memberi korporasi masukan dan pandangan untuk membuat arus keuangan lebih baik secara internal, mengurangi risiko yang muncul dari pihak rekanan serta meningkatkan efisiensi dalam operasional. Ini merupakan yang pertama kalinya di industri. Dengan pendekatan ini, diskusi antara bank dan klien bukan lagi hal-hal yang transaksional, tapi bagaimana memberikan nilai tambah kepada klien,” ucap Tom McCabe, Global Head of Transaction Banking DBS.

Layanan transaksional perbankan DBS telah menjadi salah satu prioritas terbesar dari bisnis pinjaman sejak 2010. Pada semester pertama 2014, GTS (Cash & Trade) DBS Indonesia telah memberikan kontribusi sebesar 33% dari total pendapatan bank.

“Sebagai mitra strategis bagi seluruh nasabah kami, rancang produk dan layanan yang tepat guna mendukung tujuan akhir dari bisnis adalah pendekatan yang selalu kami terapkan. Peluncuran Working Capital Advisory ini adalah bukti dari komitmen kami untuk mengembangkan hubungan strategis tersebut dengan nasabah kami. Tahun ini, kami merayakan ulang tahun DBS Indonesia yang ke-25, komitmen kami untuk Indonesia adalah jangka panjang dan kami siap untuk terus bertumbuh bersama nasabah kami di masa depan,” ujar Jack Sidik, Head of Institutional Banking Group (IBG) 1 & 2 di DBS Indonesia. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved