Marketing Strategy

Langkah Garansindo Menjadi Magnet Pasar Mobil Built Up

Langkah Garansindo Menjadi Magnet Pasar Mobil Built Up

Memulai langkah bisnis sejak 2001, hingga kini Garansindo tetap menjadi magnet bagi pasar mobil built up di kota-kota besar di Indonesia khususnya Jabodetabek. Sebelumnya, Garansindo membuka produk dan layanan bisnis purna jual (after-sale) untuk mobil-mobil built up yang di jual oleh importir umum di Jakarta.p style=”margin-bottom: 0.14in;” align=”JUSTIFY”>Melihat perkembangan bisnis yang sangat prospektif, di tahun 2003, Garansindo melebarkan sayap bisnisnya ke Surabaya.

Rieva Muchsin, Chief Marketing Officer, PT Garansindo Inter Global

Rieva Muchsin, Chief Marketing Officer, PT Garansindo Inter Global

“Awalnya, kita bikin produk auto waranty contract yang dijual kepada showroom pemain importir-importir umum, non authorized atau ATPM,” terang Rieva Muchsin, Chief Marketing Officer PT Garansindo Inter Global.

Kesempatan berbisnis tersebut, dimulai sejak dibukanya kran bisnis impor mobil dari luar negeri oleh pemerintah pada tahun 1999. Saat itu, costumer yang membeli mobil built up (mobil yang diimpor secara utuh dari luar negeri) dari dealer, belum mendapat tempat khusus atau garansi jika mengalami kerusakan.

Melalui sebuah Institusi Surveyer Indonesia, di tahun 2004 Garansindo mendapat pengakuan dari pemerintah, bahwa Garansindo yang hingga saat ini, masih membuka layanan bengkel untuk semua mereka mobil built up, mendapat akreditasi sebagai bengkel kelas satu untuk kategori multi brand. Garansi yang dijual ke pada para importir umum juga mendapat sertifikasi yang sah.

“Jadi setiap mobil yang akan di impor ke Indonesia harus disertakan dengan Auto Waranty Contract dari Garansindo,” tambah Rieva.

Melihat track record bisnis Garansindo yang sangat bagus terutama di layanan after sale. Di tahun 2005, Proton Malaysia langsung menunjuk Garansindo sebagai main dealer di wilayah Jakarta Selatan. Sejak itu, Garansindo mulai membuka showroom mobil Proton di kantornya hingga tahun 2007. Karena di tahun itu lewat PT Proton Edar Indonesia, semua dealer dan penjualan mobil Proton di take over.

Di tahun itu pula, Garansindo mendapat informasi bahwa Chrysler dan Daimler akan berpisah perusahaannya. Peluang itu digunakan oleh Garansindo untuk mengajukan proposal ke Crhysler di America sebagai pemegang agen tunggal Chrysler grup di Indonesia. Tahun 2008 tawaran terebut disetujui, setelah Chrysler grup terpilih sebagai chapter eleven di Amerika tahun 2009.

Satu tahun kemudian, Garansindo meluncurkan bisnis barunya sebagai agen tunggal pemegang merek Jeep, Chrysler, Dodge, SRT di Indonesia. Garansindo memulai ekspansi bisnisnya lagi. Dengan bekerjasama dengan 18 dealer penjualan Jeep dan Chrysler di Indonesia. Total Initial investment pertama buka tahun 2010 sebagai agen resmi grup Chrysler mencapai US$ 5 juta.

Kini, rata-rata omset yang diterima Garansindo sekitar Rp 150 miliar dengan rata-rata penjualan sebanyak 100-150 unit perbulannya.

Salah satu produk andalan yang menjadi senjata pemungkasnya adalah mobil legendaris yang menjadi kendaraan saat perang dunia II. Yaitu Jeep Rangler. Bisa dipastikan dengan icon Jeep itu, Garansindo yakin bisa tetap eksis dan punya produk yang berbeda dengan pesaing lainnya.

Mengenai kendala bisnis mobil impor, Rieva menjelaskan kebijakan atau peraturan dari pemerintah terhadap bisnis otomotif adalah salah satu kendala yang dirasakan.

“Terkadang bisnis sedang berjalan lancar, terjadi perubahan regulasi terhadap industri otomatif secara sepihak. Yang pasti tujuannya untuk perbaikan dan pertumbuhan ekonomi rakyat Indonesia secara keseluruhan. Tapi, akan lebih baik jika melibatkan dan mengkomunikasikan dengan pemain, apalagi yang bermain secara resmi. Sehingga para pemain dapat memberi back plan atau perencanaan lain yang lebih baikny,” harap Rieva.

Kendala lainnya nilai tukar rupiah. Karena mobil yang di impor dari Amerika dan Eropa yang menjadi produk Garansindo itu, harus di beli dengan Valuta. Jadi, naik turunnya nilai tukar rupiah juga menjadi kendala tersendiri dalam bisnis mobil built up.

Tidak mau melulu bicara soal keuntungan materi. Garansindo juga concern pada bidang sosial. Santunan pada anak-anak yatim di sekitar lokasi kantor adalah agenda rutin tiap bulannya. Selain itu, memberikan bantuan pendidikan kepada anak-anak yang kurang mampu dan berprestasi. Memberi kepuasan ke pada costumer, adalah bagian dari prinsip dalam berbisnis yang dipegang Garansindo. Sehingga hingga detik ini, Grasindo tetap menjadi maghnet mobil built up bagi pasar premium. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved