Marketing Strategy

Martabak 65A, Perintis Martabak Coklat Premium

Oleh Admin
Martabak 65A, Perintis Martabak Coklat Premium

Tidak seperti martabak telur yang variasi isinya tidak jauh dari daging sapi dan ayam giling, roda kreativitas martabak manis pantang berhenti berputar. Variasi isi martabak manis kini tak cuma wijen, kacang–cokelat atau keju.

Selain memberikan sajian penggugah selera, penjual martabak berlomba mencari inovasi rasa. Mulai pisang, durian, hingga berbagai jenis cokelat impor, kini dipilih sebagai pengisi martabak manis.

Salah satu pelopor penggerak evolusi martabak manis adalah Martabak 65A di Pecenongan, Jakarta Pusat. Pada 2013, seorang juru masak mereka, Danniel Jusuf Sutikno, iseng-iseng memasukkan serpihan cokelat Toblerone sebagai isi martabak.

lezatnya-martabak-toblerone-dan-nutella-di-martabak-65a-pecenongan-2

(Foto: shoppingmagz.com)

Tidak berhenti pada cokelat asal Swiss tersebut, dia melanjutkan eksperimennya dengan Nutella dari Italia.

Bahan impor dengan harga mahal ini membuat martabak naik kelas. Harganya jadi jauh melambung tinggi dan tetap diminati.

Hasilnya, demam martabak Nutella dan Toblerone melanda Jakarta, dan menyebar ke kota-kota lain. Meses asal Bandung yang jadi andalan tukang martabak selama puluhan tahun pun mulai terganti.

Takaran yang dipakai di berbagai gerai pun nyaris sama. Semuanya royal mengoleskan cokelat-cokelat premium itu. Satu botol Nutella 400 gram hanya cukup untuk dua loyang.

Sementara, butuh 200 gram Toblerone–dua batang ukuran standar–untuk satu loyang martabak Toblerone. Setahun terakhir, hadir pula martabak Ovomaltine, cokelat bercampur malt dari Swiss.

Tempo


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved