Marketing Strategy

Memasuki Usia ke-10 BreadLife Rebranding

IMG_20150704_035525

Menjaga merek agar nilainya terus naik salah satunya dengan melakukan peremajaan brand atau rebranding. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat kekuatan sebuah merek sangat dibutuhkan untuk memenangkan pasar. Menyadari hal ini, BreadLife, Japanese artisan bakery terbesar di Indonesia, dalam rangka ulang tahunnya ke-10 melakukan strategi rebranding.

Jaringan gerai roti dan cake dengan konsep open kitchen ini, sejak didirikan pada 2005 belum pernah melakukan rebranding. Langkah rebranding diharapkan lebih membuat konsumen nyaman, mendapatkan layanan lebih baik, menemukan suasana hangat dan menyenangkan saat berbelanja di BreadLife.

BreadLife kini tampil dengan logo berbentuk lingkaran berwarna merah-putih dengan sentuhan pola bunga krisan dan ombak dalam desain yang secara harmonis memadukan unsur modern dan tradisional Jepang.

“Warna dan bentuk logo BreadLife terinspirasi dari bendera dan budaya makan di Jepang, yang mereprensentasikan kehangatan dan keterbukaan yang dapat dirasakan dari aneka produk roti yang disajikan fresh setiap hari, konsep open kitchen dan pelayanan kami,” Huriaini Huda, Project Leader Corporate Identity BreadLife menjelaskan.

Ia menambahkan, terlihat elemen bunga krisan yang memiliki karakter cinta dan kepercayaan tanpa batas waktu serta merupakan Kikumon – simbol keluarga Kaisar Jepang, merepresentasikan simbol kuatnya hubungan dan kepercayaan antara BreadLife dan para pelanggannya. Sedangkan elemen ombak yang terinspirasi dari “The Great Wave” – relief tradisional khas Jepang yang terkenal karya Hokusai – merepresentasikan semangat untuk terus berinovasi dan berkembang untuk menyongsong masa depan.

Menurut Andrew, Head of Marketing BreadLife , ketika didirikan pada tahun 2005 BreadLife hanya berjumlah 2 gerai. Pada 2012 terjadi pengalihan kepemilikan dan beroperasi di bawah PT Dunia Makmur Jaya. Kini, BreadLife beroperasi di 14 kota dengan 64 cabang di seluruh Indonesia.

“Peremajaan atau rebranding ini merupakan wujud dari komitmen BreadLife untuk semakin dekat dan terus mendapatkan kepercayaan para pelanggan tak hanya karena sajian produk fresh, alami dan berkualitas tanpa tambahan pewarna dan pengawet, tapi juga karena BreadLife terus berinovasi dan berkembang serta selalu mengedepankan kepuasan pelanggan, pelayanan, kebersihan, kerapihan, serta atensi pada detil,” paparnya.

Upaya untuk makin lebih dekat dengan pelanggan ini juga diwujudkan BreadLife dengan pembukaan gerai-gerai baru di berbagai lokasi, dengan beberapa format gerai yang bisa mengakomodir area lokasi dari yang kecil, hingga besar.

Kelanjutan dari langkah rebranding ini, BreadLife yang sebelumnya hanya memiliki satu konsep Self Service Store untuk area yang luas, akan memiliki tiga format gerai yang dapat menyesuaikan dengan ukuran lokasi. Pertama Store Format yang memiliki area open kitchen dan self service counter dengan pilihan produk roti, cake dan minuman yang lengkap. Lalu dua format untuk area yang lebih kecil dan didukung offsite kitchen terdekat yaitu Kiosk dan Island Format dengan konsep Grab & Go dan pilihan produk roti, cake dan minuman tertentu serta Booth Format dengan konsep Grab & Go dan pilihan roti terbatas.

Selain melakukan peremajaan brand, BreadLife memperkenalkan 4 kreasi roti manis dan 1 roti gurih yaitu Kuro Banana Cream (roti bun berwarna hitam pekat), Kon Green tea (roti bentuk tanduk dengan krim green tea), Kon Hazelnut (ini dengan krim hazelnut coklat), dan Panda MapleChez (roti berbentuk wajah panda yang lucu) serta Yakitari (sate roti dengan toping sosis sapi berpadu dengan potongan nori, saos tomat dan mayonnaise). Seperti roti Mamamia, Rugby dan The Ring yang menjadi pilihan favorit pelanggan, menurut Andrew, varian baru ini juga dibuat dengan tekstur roti sangat lembut.

Kelezatan aneka roti terbaru dari BreadLife ini dapat dinikmati dengan harga Rp10.500 – Rp 12.000 termasuk pajak, dan akan tersedia di gerai-gerai BreadLife di kota Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi mulai bulan Agustus 2015 dan di kota-kota lain mulai September 2015.

Guna membangun awareness logo barunya dan lebih dekat dengan pelanggan BreadLife mengadakan “#NewBreadLife Eating Challenge”, dengan menghadirkan professional competitive eater pemegang 6 Guinness World Records dan berbagai rekor dunia: Takeru Kobayashi dalam tantangan makan roti untuk amal pada 29 Agustus 2015 di Tribeca Park, Mall Central Park, Jakarta.

BreadLife terus melakukan pengembangan untuk makin mendekati masyarakat dengan membuka gerai tak hanya di mall-mall Grade A, tapi juga Grade B dan C, serta pusat keramaian lain seperti stasiun kereta api, gedung perkantoran dan kampus-kampus. Kini, BreadLife memiliki 64 gerai di 14 kota, yaitu Bali, Balikpapan, Bandung, Banjarmasin, Bekasi, Bogor, Jakarta, Makassar, Medan, Semarang, Surabaya, Samarinda, Tangerang, Pontianak, dan direncanakan akan terus melakukan pengembangan di kota-kota existing dan kota-kota lainnya. “Target kami bisa mencapai 100 cabang dimasa datang,” pungkas Andrew. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved