Marketing

Memprihatinkan, Indonesia Jadi Negara Importir Terbesar Mesin Taiwan

Memprihatinkan, Indonesia Jadi Negara Importir Terbesar Mesin Taiwan
Taitra

Selama lima tahun terakhir, Taiwan menjadi salah satu negara pemasok utama mesin infrastruktur di Indonesia. Menurut Simon Wang, Wakil Direktur Eksekutif TAITRA, di tahun 2015 nilai impor mesin manufaktur dari Negeri Ginseng itu mencapai US$ 79,68 juta.

Nilai tersebut yang mengantarkan Indonesia sebagai negara terbesar ketiga pengimpor peralatan mesin dari Taiwan. Ke depannya, menurut Simon, Taiwan menargetkan menjadi pemasok utama penyedia alat manufaktur di seluruh dunia, khususnya di pasar Indonesia yang sangat prospektif.

“Meski ekonomi global sedang melemah, tapi dengan adanya kebijakan paket ekonomi 12 pada April 2016 yang diluncurkan pemerintah RI, pertumbuhan PDB Indonesia diprediksi akan meningkat mencapai 4,9% sampai akhir tahun ini,” jelas Simon di acara Taiwan Machine Tools Shaping The World di JIExpo Kemayoran Jakarta (30/12/2016).

Sementara itu, Steven Lee Vice President, Sales dan Service Division of SEYI, berterima kasih kepada Indonesia dengan populasinya yang terus berkembang. Hal tersebut diyakini Lee sebagai prosepek pasar yang cerah di masa depan. Sebab, peningkatan permintaan barang sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Sebagai perusahaan yang bergerak di industri pembentukan logam selama 50 tahun, SEYI akan lebih intens bekerja sama dengan para mitra di Indonesia.

Di Indonesia sendiri, beberapa perusahaan otomotif telah menjadi mitra SEYI di antaranya PT Astra Honda Motor dan PT Toyota Astra Motor.

Perlu diketahui, untuk pengembangan pasar yang menjadi fokus Taiwan ada pada mesin perkakas. Terutama pada pusat mesin dan mesin bubut CNC. Produk Taiwan tersebut diklaim memiliki kualitas setara dengan Jepang dengan biaya yang lebih murah.

Di Indonesia sendiri, selama tahun 2015 total penyediaan mesin bubut dan mesin lainnya selama 2015 mencapai US$ 76,88 juta. Dari angka tersebut sebanyak 14,89% nya diimpor dari Taiwan dengan angka sebesar US$ 11,44 juta. Ini sungguh memprihatinkan. Mestinya ada transfer teknologi, sehingga negara kita tidak terus menerus menjadi target konsumen negara asing. Saatnya Indonesia harus berbenah diri meningkatkan skill dan bertahap menjadi negara produsen mesin-mesin berkualitas internasional.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved