Marketing

Nokha, Derap Sepatu Lokal Go International

Nokha, Derap Sepatu Lokal Go International

Satu lagi karya anak negeri melenggang ke pasar luar negeri. Nokha, produk sepatu boots, sneakers, sepatu kasual, dan berbagai aksesori seperti tas dan dompet dari Bandung, berhasil merambah mancanegara. Mulai dikembangkan tahun 2015, kini Nokha sudah dipasarkan hingga Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

Nopi Herlina, pemilik bisnis sepatu merek Nokha.

Mulanya adalah keisengan belaka. Nopi Herlina, yang saat itu masih kuliah di semester 2 Universitas Islam Bandung, iseng-iseng memakai sepatu buatannya ke kampus. Tak disangka, sepatu boots hasil perburuan di sebuah mal yang sudah jarang pengunjungnya yang mau membuatkan sepatu customized pesanannya itu disukai teman-teman di kampusnya.

“Seketika saya tergerak menawarkan untuk membuatkan sepatu yang diinginkan dengan menunjukkan model-model dari majalah perempuan remaja yang booming saat itu sebagai bahan referensi,” Nopi mengenang peristiwa enam tahun lalu itu.

“Akhirnya, saya terima order dan mulai jualan,” ujarnya. Meskipun tidak memiliki bekal ilmu bisnis, juga tidak sedang belajar ilmu bisnis, ia mengaku sangat menikmati aktivitasnya.

“Saya sama sekali tidak merasa tertekan. Saya enjoy melakukan bisnis ini hingga sekarang,” katanya riang. “Mungkin karena orang tua saya pebisnis, secara tidak langsung telah menginspirasi saya untuk senang berbisnis juga,” lanjutnya mereka-reka.

Bagi Nopi, kerja keras ketika menjalankan bisnis itu biasa. Ia pun sejak awal membangun merek Nokha —diambil dari singkatan nama panjangnya Nopi Herlina— sengaja mengerjakan semuanya sendiri: membeli bahan, mencari pelanggan, melakukan pemasaran, layanan pelanggan, pengemasan, dll.

“Barulah di tahun 2015, saya mulai meng-hire orang, mulai dari designer, pembuat content, copy writer, hingga costumer service. Dan juga, saya mulai membangun tempat produksi,” katanya.

Menurut Nopi, eksistensi Nokha hingga sebesar sekarang berkat dukungan relasi yang membuatnya semakin mudah mengembangkan bisnis. “Relasi itu perlu dibina secara baik oleh seorang pebisnis. Waktu masih sekolah dan kuliah, saya banyak melakukan aktivitas sosial, jadi volunter di event-event besar. Duduk dan diskusi dengan orang besar dan belajar dari mereka,” ia menceritakan.

Di bawah bendera PT Nokha Internasional Grup, kini Nokha sudah tersebar ke seluruh Indonesia, bahkan hingga luar negeri. Nopi yang kini telah menikah dan berdomisili di California juga berhasil memasarkan Nokha kawasan Amerika Utara.

Dibantu sang suami Sedin Hadzic, Nopi berbagi tugas. Ia mengurusi pasar Indonesia, sementara suami mengelola pasar Nokha di AS dan sekitarnya, misalnya bernegosisasi dengan buyer, broker, dll. Kebetulan juga Nokha sudah mendirikan kantor di California.

Produk yang dipasarkan saat ini meliputi sepatu boots, sneakers, dan sepatu kasual untuk anak-anak, wanita, dan pria. Selain itu, Nokha pun menjual berbagai aksesori seperti tas dan dompet. Target pasarnya adalah kaum milenial dan kalangan menengah-atas.

Target pasar milenial dipilih karena mereka suka dengan hype dan mengikuti model terbaru, serta show off. Adapun pilihan kaum menengah-atas disebabkan mereka lebih mudah diedukasi dan punya banyak uang, sehingga pihaknya lebih mudah menjual banyak sepatu.

Seperti di masa pandemi ini, praktis Nokha tidak terkena dampaknya. Justru sekarang pendapatannya naik hampir 2,5 kali lipat. Bagaimana bisa? Menurut Nopi, selain target pasarnya memang kebal krisis, basis awal pemasaran produknya juga melalui strategi word of mouth yang diikuti dengan pemasaran di lini digital.

Ia meyakini, untuk sebuah produk baru, yang terutama harus dimiliki adalah kepercayaan konsumen. Nah, kepercayaan ini akan datang bukan dari promosi atau iklan di Facebook, Instagram, Tiktok, dll, melainkan jika mendapatkan testimoni dari teman yang dipercayainya. “Makanya, cara terbaik yang kami lakukan adalah menjual dari teman ke teman,” ujar Nopi yang sengaja melakukan endorsement ke beberapa reviewer.

Selain itu, kesempatan berjualan melalui e-commerce juga sangat menguntungkan. Ibaratnya, jualan di TikTok tidak harus menyewa toko dan menyewa kantor.

“Dari awal mendirikan Nokha, kami mengerjakannya secara virtual dan work from home (WFH). Kami sudah melakukan WFH dan bekerja secara virtual sejak dulu sebelum tren WFH dan kerja virtual booming. Sampai sekarang, Nokha tidak memiliki kantor, dokumen disimpan di cloud, semua orang bisa bekerja dari mana saja dan kapan saja selama deadline-nya terpenuhi,” ia memaparkan.

Namun, Nokha tetap menargetkan untuk memiliki toko offline karena kapasitas produksi yang semakin besar. ”Rencananya, kami akan membuka toko official Nokha setelah keadaan perekonomian Indonesia membaik,” ungkapnya.

Untuk toko di mal, saat ini, ia bekerjasama dengan Metro di Pondok Indah Mall. “Rencananya, kami akan melakukan ekspansi di seluruh Metro di Indonesia, namun kami masih menunggu hingga perekonomian Indonesia berada di titik cerah.”

Keunggulan sepatu Nokha, memiliki banyak pilihan model dan warna. Hanya saja, seperti lazimnya produk populer lainnya, selalu banyak penirunya, baik dari segi model maupun warna.

Di satu sisi, ia senang karena Nokha diterima dan diminati sehingga banyak orang yang meniru. Namun, di sisi lain, ia risi melihatnya. “Kami harus tetap fokus pada produk yang kami buat. Kami percaya bahwa kualitas tidak bisa dibohongi, just keep learning, keep going, keep developing, keep do something good,” demikian tekadnya.

Di tengah persiapan membuka toko offline, kini Nokha menyiapkan pabrik terlebih dahulu. Pabrik pertama buka di Kampung Bojong Buah, Desa Pangauban, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung. Untuk itu, Nokha banyak merekrut pekerja yang di-PHK-kan tempat kerja sebelumnya yang kebanyakan adalah perempuan. Ia sengaja memprioritaskan pekerja perempuan karena ia ingin memberdayakan mereka agar tidak bergantung pada suami.

Dengan pelatihan dan pekerjaan yang diberikan kepada ibu-ibu pabrik, mereka diharapkan dapat memiliki pendapatan sendiri dan dapat membantu perekonomian keluarga agar lebih sejahtera, serta bisa membangun komunitas karena perempuan lebih punya power. “Saat ini, kami memiliki 150 karyawan dan didominasi perempuan,” ungkapnya.

Inovasi desain tentu dibuat oleh para desainer. Tugas Nopi hanya memberi arahan tren yang sedang berkembang. Menurutnya, tipikal orang Indonesia adalah pengikut, mereka mengikuti model yang sedang berkembang di AS, Korea Selatan, dll.

“Keuntungan saya tinggal di California adalah saya bisa mengetahui lebih dulu tren apa yang sedang berkembang di Amerika untuk kemudian dikembangkan di Indonesia. Tim desainer kami ada empat orang dan R&D enam orang,” katanya.

Sejauh ini pemasaran dalam negeri dan luar negeri berjalan seimbang. Untuk pasar luar negeri, mula-mula Nokha dijual melalui e-commerce, Amazon. Namun, tahun 2020 pihaknya mendapatkan kesempatan melakukan pameran virtual di Las Vegas. “Dari sana, kami mendapatkan buyer, sehingga kami memiliki official store di Amazon yang mencakup Amerika, Kanada, dan Meksiko,” kata Nopi.

Ia melihat, pasar luar negeri sangat menjanjikan. Sebelum pandemi, pihaknya mengekspor 300-500 sepatu. Saat mendapatkan buyer Amazon, rencananya akan mengirimkan lebih banyak (dalam jumlah besar). “Namun, semua masih terkendala akibat pandemi,” ujarnya. Pandemi menjadikan ongkos kirim sangat mahal.

Menurut Nopi, untuk sementara waktu lebih baik pihaknya menahan diri. Walaupun kapasitas mesin berlimpah, ia mengurangi produksi. Yang penting, spirit inovasi harus terus menyala. Ia punya impian masuk ke seluruh ranah fashion dengan menciptakan pakaian dan berbagai aksesori.

“Target selanjutnya, ke pasar Eropa 2-3 tahun ke depan. Sebelumnya, kami sudah mendapatkan buyer dari Bulgaria, Krosia, Austria, namun pada waktu itu tidak kami ambil karena mereka meminta jumlah yang besar. Dan yang terakhir, kami ingin listing di bursa saham Indonesia,” Nopi memerinci rencananya. (*)

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved