Marketing Management Strategy

Pasar Alat Berat Trakindo Bergeser ke Infrastruktur

Pasar Alat Berat Trakindo Bergeser ke Infrastruktur

Penurunan harga batu bara berdampak terhadap permintaan alat-alat berat pertambangan. Kendati demikian, PT Trakindo Utama (Trakindo), agen tunggal pemegang merek dan distributor alat-alat berat dan mesin merek Caterpillar, mampu mempertahankan pasarnya dengan meningkatkan porsi penjualan alat berat ke konstruksi dari sebelumnya pertambangan. Hal ini didorong oleh maraknya pembangunan infrastruktur.

Ali R. Alhabsyi, Direktur dan COO Trakindo, mengatakan, penurunan bisnis batu bara dalam dua tahun terakhir berdampak terhadap porsi penjualan alat-alat berat pertambangan. Mayoritas penjualan alat berat Trakindo didominasi alat-alat berat pertambangan ketika bisnis batu bara masih moncer.

Ali mengatakan, porsi penjualan alat-alat berat pertambangan bergeser menjadi 40%-45% dari sebelumnya 65%. Penjualan alat berat Trakindo teralihkan ke sektor infrastruktur dan konstruksi yang porsinya bisa di atas 20% dari sebelumnya di bawah 20%. “Proyek-proyek pemerintah membangun infrastruktur akan menjadi faktor pendorong penjualan alat-alat berat konstruksi,” kata Ali di Gedung TMT I, Jakarta, Rabu (25/3/2015).

Ali R. Alhabsyi, Direktur & COO PT Trakindo Utama. (Foto : Prio Santoso/SWA).

Ali R. Alhabsyi, Direktur & COO PT Trakindo Utama. (Foto : Prio Santoso/SWA).

Menurutnya, bisnis Trakindo adalah memenuhi kebutuhan pasar terhadap semua jenis alat-alat berat untuk setiap sektor industri. Makanya itu, Trakindo menargetkan alat-alat beratnya diserap oleh industri perkebunan dan kehutanan bisa mencapai 20% dari total target penjualan. Sisanya ditargetkan akan terserap industri minyak dan gas, kelistrikan, dan kelautan.

Ali menyebutkan Trakindo menargetkan penjualan pada 2015 sebanyak 2.500 unit, atau naik 13,6% dibandikan tahun 2014 sebanyak 2.200 unit. “Sedangkan target penjualan mesin-mesin Caterpillar bisa mencapai 1.000 unit sehingga bisa melampaui pencapaian di tahun 2014 sebanyak 900 unit,” ucap Ali.

Sebelumnya, Jamaludin, Ketua Hinabi, mengatakan penjualan alat-alat berat pada Januari dan Februari 2015 masih stagnan. Menurutnya, industri tambang masih belum bangkit sehingga belum bisa mendorong penjualan alat berat. Penurunan harga komoditas global, seperti batu bara membuat roda bisnis perusahaan tambang menurun dibandingkan sebelumnya. “Oleh karena itu, Hinabi berharap penjualan alat-alat berat dari konstruksi bisa menopang penjualan di semester II tahun ini,” kata Jamaludin.

Ali mengiyakan proyeksi Hinabi tersebut. Menurutnya, pembangunan infrastruktur dari pemerintah akan menggenjot produksi alat-alat berat. “Mudah-mudahan kami bisa meraih peluang ini,” katanya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PU-PERA) mengumumkan kebutuhan peralatan berat dalam jumlah yang cukup besar guna menyokong pembangunan infrastruktur. Guna merespon proyek pembangunan infrastruktur dari pemerintah, Hinabi memperkirakan produksi alat berat di tahun ini akan didominasi oleh eskavator dan bulldozer dengan bobot 10-30 ton.

Jamaludin menyebutkan selain alat-alat konstruksi, penjualan alat-alat berat kehutanan dan perkebunan juga bisa menopang penjualan alat-alat berat pada semester II tahun ini. “Penjualan alat berat dari konstruksi, perkebunan, dan kehutanan kita harapkan bisa memberi kontribusi penjualan sebanyak 60%-70% dari total target penjualan di tahun ini,” jelasnya.

Nantinya, alat-alat berat konstruksi akan menggeser kontribusi penjualan alat-alat berat pertambangan yang sebelumnya mendominasi pasar alat berat. Penjualan alat-alat berat hingga akhir tahun ini akan stagnan dan jumlahnya akan sama seperti realisasi di tahun 2014 sebanyak 5.172 unit. Ia menambahkan kapasitas terpasang alat-alat berat nasional sebanyak 10 ribu unit per tahun. Namun, produksinya hanya mencapai 30% dari jumlah total kapasitas produksi tersebut. “Ke depan, proyek pemerintah bisa menunjang pertumbuhan produksi dan penjualan alat berat nasional,” imbuhnya.

Kandungan Lokal

Roni Setyawan, Chief Supply Chain Officer Trakindo, mengatakan kandungan komponen lokal terdapat di sejumlah alat-alat berat Caterpillar. Persentase kandungan komponen lokalnya belum bisa dirinci lebih lanjut oleh Roni. Caterpillar, menurut Roni, memiliki pabrik di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat dan Batam. “Beberapa produk diproduksi lokal, misalnya eksavakator di Cileungsi dan alat-alat berat pertambangan yang diproduksi di Batam,” ujar Roni.

Selain itu, tambah Roni, Trakindo juga bisa melakukan kustomisasi alat-alat berat Caterpillar. Cara ini merupakan bagian dari strategi Trakindo memuaskan konsumennya. Ini merupakan bagian dari sistem supply chain terpadu yang diterapkan Trakindo. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved