Marketing Strategy

Daya Beli Turun, Penjualan Mobil Suzuki Anjlok 40%

Daya Beli Turun, Penjualan Mobil Suzuki Anjlok 40%

Surutnya perekonomian nasional sepanjang tahun 2015 berimbas pada industri otomotif di Indonesia. PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) turut terkena dampaknya. Di tahun 2015, total penjualan otomotif SIS turun 40% dari 160.490 unit menjadi 122.348 unit. Davy J. Tulian, 4w Deputy Manager Director PT SIS, mengungkapkan penurunan ini terjadi karena permasalahan pembiayaan. “70% penjualan berasal dari leasing. Tahun kemarin daya beli turun sehingga yang kredit mobil tidak bisa bayar cicilan. Akibatnya banyak mobil yang ditarik,” ujarnya.

IMG_5387

SIS juga mengalami penurunan market share menjadi 11,9% dari 13,4%. Padahal, dalam kurun waktu 5 tahun sebelumnya, market share SIS naik dari 9,2% di tahun 2010 menjadi 13,4% di tahun 2015.

Meskipun kompetisi di segmen Low Multi Purpose Vehicle (LMPV) semakin kompetitif, market share Suzuki Ertiga mampu bertahan di level 13-14%.

Sementara itu, di segmen kendaraan niaga Suzuki pick up (APV Dan Futura) tetap berada di peringkat pertama di tahun 2015. Suzuki pick up membukukan penjualan retail sebanyaj 63.348 sekaligus menguasai market share sebesar 43%.

Mengenai ekspor, SIS mengekspor kendaraan CBU (Completely Built-Up) dan CKD (Completely Knock Down) dengan total 26.138 unit dengan komposisi CBU sebesar 17.762 unit dan CKD 8.376 unit. Angka ini naik 103,5% dari tahun 2014. Dari total tersebut, kendaraan Multi Purpose Vehicle (MPV), Suzuki APV mendominasi ekspor dengan total 16.732 unit dan diekspor ke 84 negara.

Di kendaraan LMPV, 1.037 unit Suzuki Ertiga di ekspor ke Brunei, Vietnam, Filipina, dan Thailand. Kemudian, Karimun Wagon R diekspor sebanyak 5.473 unit dan 2.904 unit diekspor untuk memenuhi permintaan internasional.

Meskipun kondisi industri otomotif kurang kondusif dan persaingan makin ketat, SIS semakin terpacu untuk berkompetisi. Hal ini dibuktikan dengan pembukaan pabrik baru di kawasan Industrial Greenland International Industrial Center di Cikarang Pusat yang menghabiskan dana US $ 1 miliar. “Dengan beroperasinga pabrik baru, Suzuki berharap bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia,” ujar Davy.

Menanggapi gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang sedang melanda pabrik-pabrik besar di Indonesia, SIS mengatakan turut mengurangi jumlah pegawai kontrak. “Ada pengurangan pegawai, tapi tidak banyak,” tegasnya.(EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved