Marketing Strategy

Serat Optik Tersedia, Telkom Indonesia Timur Bidik Pertumbuhan 20%

Serat Optik Tersedia, Telkom Indonesia Timur Bidik Pertumbuhan 20%

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk/Telkom, Divisi Regional VII Kawasan Timur Indonesia membidik pertumbuhan bisnis di Indonesia bagian Timur sebesar 20% per tahun seiring dengan ketersediaan sistem komunikasi kabel laut Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS). Sebelumnya, laju bisnis Telkom Regional KTI, rata-rata tumbuh-tumbuh sebesar 7%-8% per tahun.

Mohammad Firdaus, EVP Telkom Divisi Regional VII KTI, mengatakan, pengoperasian SMPCS akan mendorong pertumbuhan pelanggan Telkom di KTI. Untuk itu, lanjut Firdaus, menargetkan peningkatkan jumlah pengguna Indihome, yaitu layanan broadband yang menyediakan layanan telepon, internet berkecepatan tinggi dan TV kabel (berbayar) di KTI akan mencapai 300 ribu pelanggan bisa tercapai di akhir tahun 2015.

Saat ini, jumlah pelanggan Indihome di KTI sebanyak 60 ribu pelanggan. IndiHome Fiber merupakan layanan internet berkecepatan tinggi menggunakan fiber optik dari Telkom, yang memiliki keunggulan lebih cepat karena fiber optik mampu mentransfer data atau bandwidth data hingga ratusan Mbps, jauh lebih cepat dibandingkan kabel coaxial atau copper (tembaga).

Mohammad Firdaus, EVP Telkom Divisi Regional VII Kawasan Timur Indonesia (Kanan_. (Foto : Vicky Rachman/SWA)

Mohammad Firdaus, EVP Telkom Divisi Regional VII Kawasan Timur Indonesia (Kanan_. (Foto : Vicky Rachman/SWA)

Firdaus menyebutkan pengoperasian SMPCS akan menambah daya jangkau layanan ke Kendari, Sorong, Palu, Ambon hingga Jayapura. Segmen pelanggannya akan menyasar konsumen ritel dan korporat. SMPCS, lanjut Firdaus, memaksimalkan layanan Telkom dan memperluas konektivitas serta meningkatkan kapasitas layanan data dari Manado, Makasar, Papua hingga Maluku. “Sehingga bisnis Telkom di Indonesia Timur bisa tumbuh 20% per tahun dari 7%-8%,” kata Firdaus di sela-sela peresmian SMPCS di Kantor Telkom Manokwari, Papua Barat, akhir pekan lalu.

Lebih lanjut, Firdaus menyebutkan Telkom Regional KTI akan menambah titik-titik layanan internet berkecepatan tinggi alias WiFi di KTI menjadi 300 titik dari 160 titik WiFi. “Pada 2015, layanan WiFi di KTI akan menca[ai 300 titik dari total jumlah titik WiFi di seluruh Indonesia yang ditargetkan mencapai 6 ribu titik,” tuturnya.Nantinya, titik-titik WiFi tersedia di pusat-pusat keramaian, seperti perguruan tinggi, pusat perkantoran, perbelanjaan, pelabuhan, terminal atau rumah sakit.

Presiden Joko Widodo meresmikan meresmikan infrastruktur sistem komunikasi kabel laut SMPCS, pada Minggu (10/5/2015) di Manokwari, Papua Barat. Joko Widodo menyempatkan diri menggunakan layanan SMPCS untuk video confrence dengan Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika di Jakarta dan Gubernur Nanggore Aceh Darussalam, Zaini Abdullah di Banda Aceh. Joko Widodo menyebutkan dirinya telah menyampaikan kepada Telkom untuk menyelesaikan pembangunan jaringan serat fiber optik di Sabang dan Simeulue, Aceh dirampungkan pada tahun depan SMPCS yang dicanangkan oleh Telkom ini adalah pembangunan jaringan serat optik dengan sepanjang 8.722 kilometer yang menghubungkan KTI.SMPCS menjangkau delapan provinsi dan 34 kabupaten di KTI. Propinsi yang dijangkau meliputi Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat dan Papua.

Investasi yang dikeluarkan Telkom mencapai Rp3 ,6 triliun, untuk membangun infrastruktur yang terdiri dari dua paket, yaitu Paket 1 sepanjang 5.617 km dan Paket II 3.155 km. Joko Widodo berharap pembangunan infrastruktur SMPS bisa menggerakan perekonomian terutama di wilayah Indonesia timur.Alex J. Sinaga, Dirut Telkom, menambahkan ketersediaan infrastuktur telekomunikasi bisa menekan disparitas harga di KTI. “Jadi SMPCS adalah sarana untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia Timur,” ucap Alex.

Rudiantara, Menkominfo menimpali jaringan tulang punggung SMPCS diibaratkan sebagai jalan tol yang terdiri dengan berbagai akses sebagai titik-titik penyambung. “Yang harus dibangun adalah akses dana menatantya di frekuensi 1.800 Mhz. Ini baru selesai di Maluku dan Maluku Utara. Sedangkan Papua akan selesai pada Selasa pekan ini,” ucap Rudiantara. Menurutnya, semua tahapan migrasi 1.800 mhz dimulai dari daerah-daerah dan akan rampung di Jakarta pada September tahun ini. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved