Marketing

Strategi SmartFren Bangkit dari Black October

Oleh Admin
Strategi SmartFren Bangkit dari Black October

Toko aplikasi alias Application Store (App Store) kini bukan lagi dominasi ponsel cerdas BlackBerry, atau iPhone saja. Penyedia layanan telko SmartFren pun tak mau ketinggalan. SmartFren App Store diluncurkan dengan mengusung berbagai aplikasi dan konten lokal untuk ponsel berbasis Android.

SmartFren mengumumkan layanan seluler Value Added Service (VAS) berupa App Store. Kehadiran App Store ini diikuti berbagai applikasi untuk ponsel cerdas. Beberapa layanan yang telah hadir adalah Gudang Musik, Smart Pustaka, Mobile Streaming App, Magic Voice, dan aplikasi religi jelang Ramadhan.

Setelah industri telekomunikasi sempat melemah Oktober 2011 lalu, App Store merupakan salah satu strategi SmartFren untuk bangkit. Saat itu pemerintah membatasi gerak content provider. Peristiwa yang disebut-sebut para pelaku telko sebagai Black October ternyata memberi dampak besar.

“Bayangkan saja, tiba-tiba pemasukan content provider turun tinggal 5%. Bahkan banyak teman saya yang alih profesi jadi tukang siomay, buka salon, dan sebagainya,” ungkap Ferrij Lumoring, Senior Vice President Chief Technology Officer Jatis Mobile.

Salah satu siasat yang marak digunakan industri telko saat ini adalah meluncurkan aplikasi berbayar. Untuk SmartFren App Store sendiri, aplikasi musik adalah yang paling digemari.

“Lebih dari 76% pelanggan SmartFren mengakses Gudang Musik. Di aplikasi ini mereka bisa mendownload secara utuh ratusan ribu katalog yang kami punya,” Febrian mejelaskan. Saat mengunduh lagu, pulsa pengguna akan terpotong. Lagu yang diunduh pun tidak bisa dipindah tangankan.

Ferrij yang juga merupakan anggota Indonesia Mobile and Content Provider Association (IMOCA) yakin di masa mendatang bisnis aplikasi akan makin ramai. Aplikasi yang sifatnya meringankan tugas manusia dan aplikasi permainan diprediksi memiliki potensi yang sangat besar di industri telko. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved