Marketing

Tiga Kiat Memenangi Bisnis Online Travel Agent

Tiga Kiat Memenangi Bisnis Online Travel Agent

Persaingan bisnis online travel agent (OTA) tampaknya bakal semakin sengit tahun ini. Ratusan pemain lokal dan asing siap memperebutkan ceruk pasar yang masih terbuka lebar. Walhasil, bisnis jualan tiket pesawat dan kamar hotel tersebut kian sesak. Tengok saja beberapa maskapai yang mulai meretas OTA sebagai entitas untuk mendukung bisnis utama mereka. Aryo Ariotedjo, Pendiri PT Grupara Adva Informatech dan Freeware, mengatakan, ada tiga kiat untuk memenangi persaingan bisnis OTA. Apa saja?

Pertama, jika dilihat dari pandangan konsumen, bisnis OTA harus menawarkan harga dan pelayanan terbaik. Menurut pria berkacamata ini, harga saja belum cukup, tetapi harus diimbangi dengan pelayanan personal. Pasalnya, jika masyarakat sudah teredukasi akan kenyamanan, kemudahan dan harga yang murah dalam menggunakan OTA sebagai sarana agensi perjalanan, maka masyarakat akan lebih mengerti nilai OTA tersebut.

“Pada dasarnya orang Indonesia masih belum termotivasi untuk mempelajari OTA dan masih nyaman dengan dengan tradisional travel. Hal itu disebabkan karena pelayanan personal yang diberikan oleh jasa travel tersebut, sehingga masyarakat rela membayar lebih, “ ungkap Aryo.

Persiapan selanjutnya adalah terkait infrastruktur dan database hotel maupun pesawat. Dua hal tersebut berperan penting demi kepuasaan pelanggan. Apakah hanya mengandalkan banyaknya database? “Saya pribadi suka sekali dengan OTA seperti Kayak.com. Saya tinggal masukan tujuan yang saya inginkan dan mendapatkan database dari seluruh OTA di dunia. Jadi menurut saya harus ada hal lebih yang harus ditawarkan OTA dalam hal kompetisi ini. Misalkan Priceline.com yang cukup unik dibanding yang lain,” sambung Aryo.

Ia menillai, pemain OTA seharusnya mencontoh keunikan yang ditawarkan Priceline.com. Perusahaan asal Amerika Serikat tersebut menawarkan cara pemesanan tiket pesawat dan hotel dengan sistem lelang. Di mana konsumen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan nilai tiket lebih murah 90% dari harga pasar.

Kiat ketiga yaitu jangan head to head dengan pemain besar. Carilah strategi yang lebih baik dalam memberikan nilai lebih dibandingkan dengan pemain lain. Jika konsep yang ditawarkan sama, maka akan sukar memenangkan kompetisi karena travel merupakan suatu komoditas yang hampir tidak ada diferensiasinya. “Untuk itu, OTA harus memiliki karakter yang lebih baik dan unik,” singkat Aryo.

Laju pertumbuhan bisnis OTA menurut Aryo dipengaruhi beberapa faktor. Misalnya, penggunaan internet. Sayang, hingga saat ini hanya sekitar 25% dari penduduk Indonesia yang tersambung oleh layanan internet. Faktor kedua adalah kartu kredit. Faktanya, penjualan terbesar terjadi bukan melalui transaksi online, melainkan melalui saluran telepon. “B2B masih merupakan market yang paling besar dalam OTA,” akunya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved