Marketing Strategy

Transaksi Glass Tech Ditargetkan Naik US$ 30 Juta

Transaksi Glass Tech Ditargetkan Naik US$ 30 Juta

Conference & Exhibition Management Services Pte Ltd (CEMS) dan Singapore Glass Association (SGA), penyelenggara Glass Tech Asia 2015, menargetkan transakasi sebanyak US$ 30 juta selama penyelenggaraan Glasstech Asia yang bakal diselenggarakan pada 19-21 November 2015 di Jakarta International Expo Kemayoran. Edward Liu, Direktur Pelaksana CEMS, menyebutkan target transaksi Glass Tech di tahun ini bisa melampaui perolehan yang diraih pada Glass Tech 2014. “Transaksi Glass Tech di Filipina pada tahun lalu sebesar US$ 15-20 juta . Jadi, kami berharap transaksi Glass Tech di Indonesia bisa mencapai US$ 25-30 juta,” kata Liu kepada SWA Online di Jakarta, pekan lalu.

CEMS dan SGA bekerjasama dengan Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) untuk menggelar acara ini. Pameran industri kaca internasional edisi ke-13 ini akan akan diikuti sekitar 300 pelaku industri kaca dari 30 negara dengan luas area pameran 8 ribu m2. “Selain produsen kaca Indonesia, perusahaan dari China, Taiwan, Jerman dan Italia akan berpatisipasi di Glass Tech tahun ini,” ucap Liu yang juga menjadi Anggota Dewan Direksi Asosiasi Penyelenggara Acara Internasional (International Association of Ehbitions & Events (IAEE).

Transaksi Glass Tech 2015 Ditargetkan Naik Menjadi US$ 30 Juta. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Transaksi Glass Tech 2015 Ditargetkan Naik Menjadi US$ 30 Juta. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Menurut Liu, faktor peningkatan target transaksi di tahun ini adalah berpatisipasinya perusahaan kaca dari China. Glass Tech edisi tahun lalu di Filipina, tambah Liu, beriringan dengan ketegangan militer antara China dengan Filipina di Laut China Selatan sehingga perusahaan asal China tidak banyak berpartisipasi di ajang tahunan ini. “Tahun ini, transaksi bisa lebih atraktif apalagi pemerintah Indonesia berencana merealisasikan pembangunan infrastruktur,” tambah Liu.

Berdasarkan data AKLP, produk-produk kaca lembaran dan turunanya di pasar domestik diserap oleh sektor properti sebanyak 75% dan otomotif 25%. Pasar kaca nasional di tahun lalu dan kuartal I/2015 masih melambat karena kedua sektor ini bergerak stagnan. Namun, Putra Narjadin, Ketua II AKLP, menyebutkan kebijakan Bank Indonesia melonggarkan loan to value (LTV) untuk kredit kepemilikan rumah dan otomotif akan menjadi katalisator pertumbuhan kaca nasional di semester II.

Putra optimistis industri kaca nasional akan bergeliat karena pemerintah juga berencana membangun 15 bandara baru. Pembangunan bandara baru, lanjut Putra, akan berdampak langsung terhadap pertumbuhan industri kaca. “Untuk contoh, kaca lembaran sebanyak 75-80 ribu m2 terserap untuk perluasan Terminal III Bandara Soekarno-Hatta,” tutur Putra yang sekaligus menjabat Direktur PT Sinar Rasa Kencana dan PT Reflective Performance Glass. Putra mengatakan volume produksi kaca nasional sebanyak 1,45 juta ton. Selain memenuhi pasar domestik, produksi kaca nasional juga dikapalkan ke pasar luar negeri, Asia Tenggara, Jepang, Timur Tengah, dan Selandia Baru.

Selama penyelenggaraan Glasstech 2015, akan digelar pula Specialized Hollow Glass Asia 2015 yang merupakan eksibisi internasional ke-9 khusus untuk industri produk-produk kaca berongga, mesin, dan perlengkapannya, serta industri kaca manufaktur, serta yang ke-5 bagi Glass Accessories Asia. Rencananya, ajang ini turut menghelat konferensi The Asia Architectural Glass Conference, The Green Building Seminar dan The Glass Processing Conference 2015. Liu menambahkan tujuan penyelenggaraan acara ini menghubungkan produsen kaca global dengan pasar lokal dan regional. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved