Tak sedikit yang memprediksi banyaknya e-commerce asing yang masuk ke Indonesia tahun 2013 ini. Hal tersebut tentu saja menguntungkan industri terkait, termasuk payment gateway.

Ryu Kawano Suliawan

“E-commerce akan ramai banget,” kata Ryu Kawano Suliawan, Presiden Direktur PT Midtrans yang menggarap VeriTrans Indonesia. Ia menilai tidak semua e-commerce mampu memenangkan persaingan yang semakin ketat. “yang menang yang paling banyak menangkap konsumen domestik,” lanjutnya.

Besarnya populasi penduduk di Indonesia tak pelak membuat e-commerce asing tergiur untuk melakukan ekspansi. Setelah Rakuten, e-commerce lain dari Jepang akan menyusul. Sejumlah e-commerce dari Asia Tenggara pun sudah membidik pasar Indonesia untuk 2013. Tak heran bila VeriTrans berani menargetkan setidaknya 200 merchant digaetnya pada 2013.

“Aku tidak membedakan e-commerce asing atau lokal. 2013 ini aku benar-benar mau bantu perusahaan e-commerce lebih gampang untuk urusan pembayaran,” tutur Ryu saat dihubungi SWA Online, Senin (7/1). Dengan mematok tarif 4% nilai transaksi ditambah Rp 2.000 per transaksi, Ryu mengklaim layanan yang dimilikinya adalah yang termurah tanpa mengabaikan kualitas dan reliabilitas sistemnya.

“Waktu awal aku buat, aku tidak berpikir saat ini saja, tapi bagaimana supaya bisa handle sistem 3 tahun dari sekarang. Jadi VeriTrans sudah siap jadi pemain besar,” tambahnya. Sistem yang digunakan VeriTrans Indonesia menggunakan sistem dari Jepang. Sistem tersebut telah diuji dan mampu menangani setidaknya 100 juta transaksi dengan nilai US$ 8 miliar.

VeriTrans Inc. adalah perusahaan pembayaran di Jepang yang menerapkan Payment Card Industry – Data Security Standard (PCI-DSS). Di Indonesia, online payment gateway ini ditangani oleh PT Midtrans yang merupakan joint venture antara VeriTrans Inc., perusahaan e-commerce Jepang netprice.com, dan perusahaan investasi dari Grup Midplaza, PT Mitratama Grahaguna. Saat ini VeriTrans menangani 20 e-commerce yang menjual baju, desain, hingga barang-barang elektronik. (EVA)