Marketing Trends zkumparan

Wipro Unza Pacu Penjualan Perawatan Kulit di Toko Online

(Tengah) Amit Dawn, CEO PT Wipro Unza Indonesia. (Foto : Vicky Rachman/SWA)

PT Wipro Unza Indonesia (Wipro Unza) memproyeksikan porsi penjualan produk perawaan kulit (skin care) di e-commerce berkisar 20% dari total penjualan produk skin care di tahun 2020. Saat ini, porsi penjualan produk perawatan kulit Wipro Unza di toko online sebesar 15%. Baru-baru ini, Wipro Unza mengembangkan penjualan produknya ini dengan membuka toko online di e-commerce, antara lain di Lazada, Shoppee, Bukalapak atau Tokopedia. Sebagai contoh, Safi, produk perawatan kulit yang diproduksi Wipro Indonesia, membuka Safi Official Store di Tokopedia atau Safi Official Shop di Shopee.

Amit Dawn, CEO Wipro Unza, mengatakan perusahaan menargetkan kontribusi penjualan produk perawatan kulit di e-commerce berkisar 15% hingga 20% di tahun depan. Menurut Amit, Wipro Unza relatif baru mengembangkan penjualan di kanal digital. Pada 2-3 bulan terakhir, kontribusi penjualan produk skin care di toko online itu berkisar 15% dan mengindikasikan tren positif sehingga Wipro Unza optimistis mendorong penjualan produk ini di kanal digital untuk tahun depan. “Sebagai contoh, penjualan produk skin care Safi dalam 2-3 bulan terakhir ini meningkat di seluruh marketplace seperti Shopee atau Lazada,” ujar Amit di Jakarta, Selasa (26/11/2019). Program promosi yang gencar disediakan para marketplace itu menyokong peningkatan penjualan produk skin care Wipro Unza.

Safi, produk perawatan kulit halal yang membidik konsumen di segmen medium, dirilis Wipro Unza pada kuartal I tahun 2018. Produk ini diklaim Amit mencatat pertumbuhan penjualan. Beberapa faktor penyokong penjualan Safi itu, menurut Amit, dipengaruhi oleh tingginya permintaan konsumen terhadap produk perawatan kulit halal. Safi diimpor dari pabrik Wipro di Malaysia dan mengantongi sertifikasi halal dari otoritas halal di Malaysia serta Indonesia. Pabrik di negeri jiran itu terafiliasi dengan Wipro Unza di Indonesia dan harga jual Safi diklaim perusahaan cukup kompetitif dengan produk sejenis yang beredar di pasar domestik.

Untuk mendorong laju penjualan Safi, Wipro Unza berencana memperluas jaringan distribusi ke daerah-daerah di luar Pulau Jawa. Rencana memperluas jaringan distribusi ini beriringan dengan program perusahaan untuk memperluas jaringan distribusi dan penjualan lini produk lainnya, yakni wewangian (fragrance) dan perawatan tubuh (personal care). Lini produk itu diproduksi oleh pabrik Wipro Unza di Salatiga, Jawa Tengah. Sebelumnya, Unza Group mengakuisisi PT Vitalis di tahun 2005 yang kemudian menjadi PT Unza Vitalis. Dua tahun kemudian, Wipro mengakuisis Unza Vitalis. Aksi korporasi ini menghasilkan entitas bisnis di Indonesia, yakni Wipro Unza.

Beragam brand yang diproduksi pabrik Wipro Unza di Salatiga itu, antara lain Vitalis, Sumber Ayu, Izzi, Enchanteur, Doremi, Pandansari, Romano, dan BioEssence. Safi masih diimpor dari pabrik Malaysia. Saat ini, utilitas pabrik Wipro Unza mencapai 50-80% dari total kapasitas terpasang. Amit mengatakan kapasitas produksi pabrik itu bisa dioptimalkan seiring dengan tingginya permintaan konsumen terhadap produk-produk tersebut. Produksi produk fragrance apabila tren permintaan konsumen terhadap parfum produksi Wipro Unza ini meningkat di masa mendatang.

Produk fragrance merupakan salah satu lini produk yang diandalkan di pasar Indonesia dan mancanegara. “Kami mengekspor seluruh produk ke 30 negara, porsi ekspor seluruh produk kami sebesar 30% dari total penjualan. Lini produk fragrance adalah kontributor utama untuk pasar ekspor kami ke luar negeri,” tutur Amit. Wipro Unza merilis produk-produk inovatif, salah satunya parfum saku (fragrance pocket) Izzi yang digemari konsumen di negara-negara kawasan Afrika. Produk yang didesain mungil ini tersedia pula di Indonesia. Selain mengekspor parfum Izzi, perusahaan ini mengekspor Sumber Ayu dalam jumlah terbatas. Sumber Ayu adalah produk perawatan tubuh dan sabun pembersih kewanitaan yang terbuat dari bahan alami tradisional.

Adapun, manajemen perusahaan gencar mengimplementasikan strategi bauran pemasaran untuk meningkatkan penjualan keseluruhan produk di pasar domestik dan internasional. Berdasarkan catatan internal perusahaan, mayoritas penjualan seluruh produk Wipro Unza di pasar domestik itu disumbangkan di pulau Jawa. Agar memperluas jangkauan penjualan, maka perusahaan mencanangkan program pengembangan bisnis di tahun depan. “Kami di tahun 2020 berencana merilis produk baru, menambah jaringan distribusi dan meningkatkan kapasitas produksi apabila permintaan konsumen kian meningkat,” Amit menjabarkan.

Alumnus Indian Management, Lucknow, di bidang Pemasaran dan SDM ini optimistis apabila Wipro Unza pada 2019 ini mencapai target omset senilai Rp 1 triliun. Target omset ini diharapkan tumbuh 20% dibandingkan penjualan pada 2018. Untuk target omset di tahun 2020, Amit mengincar pertumbuhan 20% dibandingkan proyeksi penjualan di tahun ini. “Per November ini kami sudah mencapai pendapatan Rp 1 triliun itu, sehingga akhir tahun ini bisa melampaui target yang ditetapkan,” sebut Amit. Merujuk catatan Wipro Unza, penjualan produk wewangian dan perawatan kulit berkontribusi sekitar 75% dari total pendapatan tersebut. Yang sisanya disumbang dari penjualan lini produk lainnya, seperti Romano, Sumber Ayu, dan parfum Doremi.

Selain rencana tersebut, Amit mengatakan pihaknya mengkaji rencana mengakuisisi perusahaan dan mengembangkan Wipro Venture Fund (lembaga ventura kapital) untuk mengucurkan investasi ke perusahaan rintisan consumber brand di Indonesia. Rencana ini menyusul keberhasilan Wipro Venture Fund pada 2017 menginjeksi dana ke Happily Unmarried, perusahaan start up yang bergerak di bisnis personal care di India.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved