Marketing Trends

Matchamu Tetapkan National Matcha Day

Lintang Wuriantari dari Matchamu

Matcha dikenal sebagai minuman di Jepang yang hanya disuguhkan untuk perayaan dan upacara meditasi di kalangan bangsawan. Matchamu menetapkan tanggal 14 Januari sebagai Hari Matchamu menggandeng komunitas teh di Indonesia.

Matcha kemudian menjadi tren, selayaknya minuman seperti kopi atau teh, selain menjadi campuran di minuman-minuman kekinian dan juga makanan seperti ice cream, wafer, latte , pancake, hingga soba noodle. “Kami lalu membawa Matchamu dari Yogja, hingga berkolaborasi dengan banyak pihak termasuk Indofood melahirkan berbagai rasa,” ujar Lintang Wuriantari, Tea Executive Officer Matchamu

Untuk mendorong perkembangan mactha di Indonesia, Matchamu, menggandeng Ratna Somantri dari Indonesia Tea Institute. Menurut Ratna, masyarakat Indonesia belum begitu memahami apa itu sebenarnya mactha. “Matcha adalah teh yang dibentuk bubuk lalu ditutup, agar bisa keluar rasa umami, rasa gurih, ada rasa sweet yang tidak bisa dirasakan teh hijau lain,” jelasnya. Mereka secara perlahan memperkenalkan matcha kepada konsumen teh di Indonesia baik untuk konsumsi casual hingga komersial.

Kini masyarakat makin memahami bahwa matcha juga menyehatkan jika menjadi konsumsi harian kita dengan antioksidannya yang unik karena dapat memberikan calming dan menambah fokus saat otak bekerja.

“Sebagai bukti keseriusan dukungan terhadap budaya minum matcha, Matchamu menetapkan 14 Januari ini sebagai Hari Matcha Nasional,” imbuh Lintang di Accelerice Indonesia, Jakarta. Acara bertajuk “Mematcharakatkan Matcha bareng Matchamu” ini bermulai dari talkshow, penetapan Hari Matcha Nasional, dilanjut dengan Matcha Pairing gubahan Chef Stefani Horison (Masterchef Indonesia).

Disebut Lintang, kini Matchamu telah menggandeng beberapa partner seperti Indomilk dengan Matcha dan Hojicha Latte-nya, Uji Matcha dengan varian dessert matcha, Coklat nDalem yang membawakan cokelat matcha berbalut genmaicha yang crunchy , Roti Panggang OTW, serta Threefolks Creamery dengan berbagai varian es krim matcha-hojicha-dan sakura.

Matcha yang memiliki sejarah panjang selama lebih dari 800 tahun. Di Jepang, perfecting the matcha processing adalah harta yang diwariskan turun temurun di setiap keluarga pembudidaya. Menghargai setiap tahap dalam matcha processing, menjadi faktor yang menentukan demi menghasilkan kualitas matcha terbaik.

Lintang menambahkan, Matchamu belajar banyak hal baik dari bagaimana matcha dihasilkan. Value inilah yang selalu dijaga denga siten baik, dari awal Matchamu lahir hingga menjadi skala Aa manufacture saat ini serta bereksplorasi memperluas lini produk, tidak hanya matcha, tapi juaga Banana Latte, Pineapple Latte, Mango Latte, Sakura Latte, Chai Latte, Choco Latte, Pineapple Latte, Teh Tarik, Thai Tea dan Read our Velvet Latte. Untuk menghasilkan berbagai rasa Matchamu ini menggandeng 10 petani Jepang yang bisa memasok bahan bubuk matcha.

Ia meyakini 10 tahun bahkan lebih ke depan matcha akan tetap menjadi tren di dunia kuliner dan baverage Indonesia. Ini terlihat tingginya pencarian informasi matcha di mesin pencarian yang pada 2015 scoring-nya 41 menjadi 78 pada 2019. Sedangkan kopi justru scoring-nya 73 di 2019.

Matchamu kini sudah hadir di 23 ribu gerai modern. Dikatakan Lintang Matchamu dibuat dari rumah nenek di Yogja dari produksi 1000 shachet per hari menjadi 400 ribu shachet per hari. Artinya sekitar 1 shachet Matchamu terjual per 2 detik. Untuk diketahui per shachet Matchamu dijual Rp 3000-4000. Dengan diluncurkannya National Matcha Day untuk menggaungkan matcha lebih luas lagi, ia menargetkan tahun ini bisa terjual 1 juta shachet per hari dengan 12 varian baru bisa hadir di pasar Indonesia.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved