Business Research Technology Trends zkumparan

McKinsey Prediksi Penjulan E-Commerce Akan Mencapai US$65 Tiap Tahun

McKinsey Prediksi Penjulan E-Commerce Akan Mencapai US$65 Tiap Tahun
E-Commerce (source: smart-money.co)

Besarnya euforia pesta belanja online pada 11 November lalu dan Harbolnas pada 12 Desember membuat perusahaan konsultan asal Amerika, McKinsey & Company, merilis laporan yang berjudul The digital archipelago: How online commerce is driving Indonesia’s economic development. Dalam laporan tersebut, McKinsey menjelaskan tentang 3 fakta terkait dengan e-commerce di Indonesia.

Pertama, pihaknya menilai industri online commerce di Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan yang pesat, dan diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan. Simon Wintels, Partner, McKinsey & Company, mengatakan, riset yang dilakukan olehnya menunjukkan sekitar 30% dari online commerce setara dengan penjualan senilai US$2.5 miliar pada 2017. “Pemblenajaan tambahan ini tentunya tidak akan ada tanpa online commerce,” jelasnya.

McKinsey juga memprediksi penjualan online commerce di Indonesia akan mencapai US$65 miliar per tahun pada 2022. Angka ini naik delapan kali lipat dari tahun sebelumnya yang hanya mencetak US$8.

Kedua, online commerce dianggap dapat mengantarkan produk Indonesia ke level dunia. Hal ini dilaporkan Phillia Wibowo, Managing Partner Indonesia McKinsey & Company. Dia menjelaskan, ketertarikan konsumen di tingkat global mencerminkan tumbuhnya permintaan pasar internasional atas produk-produk dari Indonesia. “Sektor-sektor lain harus belajar dari sektor perhiasan, karena secara keseluruhan, ekspor Indonesia yang melalui online commerce masih rendah, karena masi banyaknya penjual lokal yang belum menjangkau pasar internasional,” jelasnya. Untuk itu, McKinsey mengestimasi bahwa online commerce dapat memfasilitasi ekspor baru senilai US$65 milliar atau setara dengan 40% dari ekspor manufaktur saat ini.

Dia juga mencontohkan, sektor perhiasan sudah merasakan manfaat dari ekspor melalui online commerce. Saat ini, ekspor perhiasan telah tumbuh hingga menyentuh angka US$4 miliar pada 2016, atau setara dengan nilai ekspor tembaga dan batu bara Indonesia. “Bali adalah contoh yang baik, dengan pertumbuhan ekspor perhiasan sebanyak 20% dari Oktober hingga November 2017. Ekspor bertumbuh karena para pengrajin dan penjual lokal menggunakan platform online untuk menjangkau konsumen internasional,” ujarnya menambahkan.

Ketiga, online commerce memberikan keuntungan dari segi sosio dan ekonomi. Konsumen di daerah-daerah kecil di luar Jawa kini mempunyai pilihan produk yang lebih luas. Mereka bisa membeli berbagai produk dengan harga yang lebih murah secara online. Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa penghematan yang terjadi jika konsumen melakukan pembelian secara online bisa mencapai 11%-25% jika dibandingkan pembelian di toko-toko ritel. Selain itu, online commerce juga dianggap mendukung inklusi finansial.

Hingga saat ini, online commerce telah menyediakan akses ke layanan finansial dengan adanya sistem pembayaran online bagi sekitar 300.000 pengusaha mikro. Aspek kesetaan gender juga dianggap terdongkrak melalui sistem belanja baru ini. Hal ini dikarenakan, online commerce dinilai memudahkan perempuan untuk bekerja baik paruh waktu dan secara jarak jauh. Tercatat saat ini usaha kecil atau menengah milik pengusahan perempuan menyumbang 35% ke penjualan online, atau 2 kali lipat dibanding penjualan offline.

Maraknya penjualan yang dilakukan melalui platform online diprediksi akan mendorong pertumbuhan PDB sebesar US$150 miliar, setara dengan 1,2 poin persentase tambahan bagi pertumbuhan tahunan di 7 tahun mendatang. Hal ini dinilai akan membantu mencapai 60% pertambahan yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan PDB sebesar 7% per tahun pada 2025.

“Untuk mendorong pertumbuhan perusahaan-perusahaan menengah, sektor umum dan swasta perlu bekerjasama untuk menciptakan program akselerator yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat kompetitif perusahaan-perusahaan menengah yang menjanjikan. Melalui program-program ini, perusahaan menengah bisa mendapatkan akses ke bimbingan, informasi tentang cara mengakses pasar-pasar baru, mendapatkan dukungan finansial, menerima infrastruktur pendukung seperti gudang, dan alat-alat digital untuk menjalankan bisnis mereka dengan baik,” ujar Philia.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved