Trends

Melebihi Target, Pertamina Mulai Pasarkan BBM Biodesel 30

Oleh Editor
Bahan bakar Biodiesel B30 yang diuji coba di Kementerian ESDM
Bahan bakar Biodiesel B30 yang diuji coba di Kementerian ESDM (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)

PT Pertamina (Persero) mulai distribusi bahan bakar campuran solar dengan biodiesel sebesar 30 persen atau B30 baik untuk kebutuhan transportasi maupun industri. Pemasaran ini lebih cepat sekitar satu bulan dari target penerapan program B30 pada Januari 2020 mendatang.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyatakan perseroan telah memulai uji coba pencampuran solar dengan Fatty Acid Methel Ester (FAME) sebesar 30 persen di Terminal BBM pekan lalu. Di tahap awal pencampuran dilakukan di Terminal BBM Rewulu, Yogyakarta dan Terminal BBM Boyolali, Jawa Tengah. Hasil pencampuran kemudian dipasarkan kepada masyarakat dengan harga yang sama dengan B20.

Uji coba pencampuran akan dilakukan di enam terminal BBM lainnya dalam waktu dekat yaitu di Balikpapan, Medan Group, Jakarta Group, Panjang, RU III Plaju, dan RU VII Kasim. Uji coba ini akan berlangsung hingga 31 Desember 2019. Pertamina menargetkan mampu mencampur solar dan FAME di 28 titik pencampuran pada Januari 2020. “Selama implementasi uji coba ini, B30 yang diproduksi sekitar 670 ribu kilo liter,” katanya, Ahad 24 November 2019.

Fajriyah menuturkan perseroan sepenuhnya siap dengan percepatan implementasi B30 ini. Program ini diharapkan membawa dampak berganda bagi sektor lain, salah satunya di industri kelapa sawit yang menjadi bahan baku FAME. Menurut perhitungan Pertamina, penerapan penuh B30 tahun depan akan meningkatkan penyerapan FAME menjadi 690 ribu kilo liter per bulan atau sekitar 8,3 juta kilo liter per tahun. Hingga Oktober 2019, Pertamina telah menyerap FAME sekitar 460 ribu kilo liter per bulan untuk menghasilkan B20.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif meneken payung hukum distribusi B30 setelah uji coba bahan bakar itu terhadap kendaraan bermotor diesel dinyatakan tak bermasalah. Beleid itu tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Kepmen ESDM) Nomor 227 K/10/MEM/2019 Tentang Pelaksanaan Uji Coba Pencampuran Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel 30 persen (B30) ke Dalam Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Periode 2019.

Juru Bicara Kementerian Energi Agung Pribadi menyatakan beleid distribusi B30 diterbitkan untuk melihat kesiapan jalur pendistribusian dan kualitas bahan baku B30. “Dengan uji coba ini mudah-mudahan kita bisa melihat implementasinya berjalan lancar di 2020 nanti,” ujarnya.

Agung menuturkan, uji coba distribusi B30 yang lebih awal ini akan memberikan tambahan penghematan devisa negara dari berkurangnya impor solar sekitar 10 persen. Keuntungan lainnya adalah adanya tambahan penyerapan sekitar 72 ribu liter biodiesel hingga akhir uji coba. Alokasi untuk program B20 tahun ini sendiri dialokasikan sekitar 6,6 juta kilo liter.

Pemerintah telah menyelesaikan rangkaian uji jalan, uji perfoma kendaraan, pengawasan, dan evaluasi B30 pada kendaraan bermesin diesel bulan lalu. Hasilnya, mesin kendaraan dinyatakan bisa menerima bahan bakar tersebut dengan baik.

GM Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Attias Asril, membenarkan hal tersebut. Dalam uji coba menggunakan Isuzu Elf, dia tak menemukan kendala berarti. Dia menuturkan siap mengimplementasikan program pemerintah itu meski memiliki kendaraan yang telah menggunakan mesin commonrail. “Kami siap mengantisipasi dengan menggunakan double filter karena bahan bakar biodiesel memiliki efek soapy yang memungkinkan kerak terlepas dan dapat menyebabkan tersumbat di injector pump,” ujarnya.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved