Book Review Trends Review zkumparan

Memahami Generasi Langgas (Millennials)

Yoris Sebastian dan Dilla Amran

Yoris Sebastian dan Dilla Amran meluncurkan buku ke-2 tentang generasi Langgas pada Rabu, 22 November lalu: “Born to Explore”. Buku ini bisa melengkapi pemahaman kita tentang generasi Langgas yang sebelumnya sudah ditulis Yoris dan Dilla pada buku pertama yang berjudul: “Generasi Langgas, Millennilas Indonesia”.

Buku pertama ini ditulis mereka berdasarkan survei yang dilakukan oleh Youth Lab. tentang generasi langgas.

Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari buku ini? Berikut wawancara singkat jurnalis SWA, Anastasia Anggoro dengan Yoris Sebastian setelah acara peluncuran buku.

Apa latar belakang penulisan buku ini?

Penerbitan buku ini juga merupakan bagian dari perayaan Ulang Tahun OMG ke-10. Selama ini kami concern ke clients dan brand yang kita tangani. Kali ini, tetap berkolaborasi dengan brand, kami ingin mengajak komunitas generasi langgas jalan-jalan. Ini juga merupakan salah satu even dalam rangkaian ulang tahun OMG di dekade pertamanya. Kita mengambil travel karena sekarang ini banyak brand yang membuat even serius, seperti lomba kompetisi ide dan lomba-lomba kreatif. kita ingin balik ke zaman dulu, dimana brand membuat program yang fun. Namun, kita tidak hanya balik ke belakang, tapi membawa hal-hal baru, yaitu hura-hura inspiratif. Kami yakin ini akan menjadi tren baru bagi para brand untuk membuat kegiatan yang menyasar milenial.

Apa perbedaan antara buku sebelumnya, “Generasi Langgas, Millenials Indonesia”, dan buku ini?

Di buku pertama, kami memotret generasi milenial yang dianggap jelek. Di buku kedua, kami bercerita tantang human yang nantinya akan memberi inspirasi bagi generasi milenial. Kalau melihat buku pertama, milenial cenderung untuk spend banyak di travel dan makanan. Kami mencoba untuk menggali itu. Sayang jika mereka jalan-jalan hanya menjadi turis, sekedar foto-foto tanpa memaknai dan belajar budaya serta fakta baru. Kami ingin memberi contoh dan inspirasi, inilah generasi milenial yang keren. Sehingga, generasi milenial yang masih galau dapat mendapat inspirasi ketika mereka pergi traveling.

Uniknya, selama saya dan Dilla melakukan perjalanan bersama mereka, apa yang saya takutkan tidak terjadi. Mereka mandi paling duluan dan tepat waktu. Mereka tidak seperti yang kita bayangkan. Kami ingin mencari fakta tersebut, membelokan stereotip yang ada di masyarakat. Bahwa sebenarnya milenial tidak seperti itu juga, hal ini tentunya berdasarkan riset.

Apakah bisa dibilang yang ditulis sekarang ini merupakan konfirmasi dari buku sebelumnya?

Sebenarnya bukan hanya konfrimasi saja, tapi juga me-leverage brand generasi langgas dari apa yang sudah kami temukan. Ini merupakan leveraging dari buku sebelumnya. Denegan membuat buku dengan tema “Langgas to Europe”, kami tidak menutup kemungkian untuk membuat buku lain atau di medium lain seperti vlog dan medium digital lain dan tetap me-leverage generasi langgas.

Apa keistimewaan tiga perwakilan dari genearasi langgas yang dipilih diajak tur ke Eropa?

Awalnya ada kompetisi yang kami adakan di instagram untuk mengupload foto selfie. Kemudian, kami menilai mana yang terbaik mulai dari single fotonya yang bagus, caption yang inspiratif dan feeds yang bagus. Kami juga tidak ingin feeds yang terlalu artsy, karena nanti dia tidak bakal posting acara jalan-jalan kita. Selain itu, parameternya adalah usia, kita mau yang mewakili generasi milenial, mulai dari yang lahir tahun 80-an, 90-an awal, dan 90-an akhir.

Yoris Sebastian

Fakta atau pelajaran baru apa yang ditemui saat perjalanan?

Sekarang zamannya “always on generation”, mereka selalu terhubung dengan pacar atau teman-temannya. Ditambah saat ini untuk telepon tidak bayar, maka mereka akan selalu terus terhubung. Ini akan menjadi tren baru kedepannya. Jadi tidak terlihat tuh, disaat mereka menggunakan ear plug, belum tentu mereka sedang mendengar musik, bisa saja mereka sedang terhubung dengan teman atau pacar mereka. Tapi, ini juga masih dalam bentuk riset. Kemudian, mereka ternyata mandiri, bisa diandalkan, dan berani. Hal ini juga terjadi ketika saya seminar di SMA, banyak mereka yang sudah berani bertanya. Selain itu, sekarang kecenderungannya mereka mencari data di handphone mengenai tempat wisata. Jadi, jika orangtua mereka bercerita mengenai tempat wisata dan salah, milenial bisa menyanggah karena memiliki data yang tersedia tadi. Orang tua sekarang, menjadi lebih memberikan wisdom-nya saja.

Apa yang paling penting yang harus dilakukan untuk menggarap milenial?

Empati, sangat diperlukan untuk mereka. Suka atau tidak, mereka saat ini adalah generasi terbaik di era terbaik. Inilah era mereka. Misalnya di kantor, baru beberapa tahun di kantor, tapi sudah menjadi leader. Kita harus empati terhadap hal itu, kita manfaatkan. Apapun posisinya, dosen, leader di kantor, orang tua, mereka harus memiliki empati. Lihat dari sudut pandang dia.

Dalam program ini, apa peran Samsung?

Samsung berperan sebagai sponsor. Dalam traveling kami menggunakan Smartphone Galaxy A sebagai senjata utama kami dalam melakukan backpacking ke 8 kota empat negara di Eropa. Mulai dari menggunakan kamera untuk mengabadikan momen, browsing informasi untuk mengetahui cerita di tempat yang kami kunjungi, hingga menavigaskan arah perjalanan yang sengaja kami buat secara spontan.

Apa proyek yang akan dilakukan selanjutnya?

Next project, saya akan mengerjakan novel. Masih bertema inspirasi dengan target utamanya milenial. Saya telah menyiapkan basis pembaca dari buku pertama saya, “Generasi Langgas”, dan “Born to Explore”. Kemudian me-launching my baby project, Inspigo. Inspigo adalah aplikasi yang berisi podcast yang berisi ceramah-ceramah inspiratif. Ini merupakan hasil kulminasi dari banyak hal. Saya ingin membagi ke semua orang. Seperti kemarin misalnya, saya mengerjakan projek Najwa Shihab dengan PGN.

Daripada hanya didengar oleh hanya orang-orang yang datang, lebih baik didengarkan oleh banyak orang. Karena ini eranya sharing. Ke depannya, akan dilengkapi dengan poetry, misalnya. Lalu bagaimana cara menulis kreatif, menulis puisi, dsb. Maka nantinya, orang-orang yang datang ke acara tersebut tinggal berdiskusi, karena materi sudah tersedia di aplikasi podcast ini. Selain itu, kalau memang laku, para pembicara ini juga akan mendapatkan royalti dari kami. (***)

www.Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved