Bagi yang pernah menonton film bioskop Keluarga Cemara, pasti tidak asing lagi dengan nama Yandi Laurens sutradara muda yang banyak mencuri perhatian. Film tersebut menghantarkan Yandi meraih Piala Citra untuk kategori Best Writing – Adapted Screenplay di saat usianya masih 29 tahun. Selain berpengalaman menyutradarai film layar lebar, Yandi juga telah melahirkan berbagai judul webseries.

Karya-karya Yandi tidak diragukan lagi. Dalam menghasilkan karya terbaik, menurutnya berasal dari ide yang datangnya bisa dari hal-hal sederhana, dari mana saja dan kapan saja. “Kejadian yang kita dilihat, apa pun ide yang dipikirkan, selalu layak untuk dituliskan, karena ide-ide tersebut bisa tumbuh besar setiap saat di waktu-waktu yang tidak terduga,” ujarnya.

Yandi mengungkapkan jika ada ide yang bagus, ia akan langsung mengabadikannya. Sepanjang pengalamannya, pemilihan ponsel pintar mampu mendukungnya dalam mengabadikan momen-momen spesial. “Dengan dukungan ponsel pintar yang tepat, kita bisa mengabadikan momen kehidupan sehari-hari menjadi penting,” ujarnya. Atas pertimbangan inilah, ia melihat Galaxy Note20 Ultra yang baru saja diluncurkan secara resmi di Indonesia sebagai daily driver-nya yang tepat.

Ia berpandangan, membuat film itu tidak hanya menjadi sebuah pekerjaan, tetapi sudah menjadi bagian penting dalam hidupnya. Maka dari itu, dalam menjalani pekerjaan ia menikmati prosesnya, sebagaimana ia selalu tumbuh sebagai seorang individu. “Proses pembuatan film itu selalu bertumbuh dengan pembuat filmnya, mulai dari proses penciptaannya hingga hasil akhirnya. Terlebih, dengan perkembangan teknologi yang sudah semakin canggih, alat yang digunakan untuk pembuatan film pun terus berkembang, tidak hanya terbatas pada kamera, namun juga bisa menggunakan ponsel pintar,” ujar Yandi.

Namun di satu kondisi, kata Yandi, tidak semua orang berada di posisi yang nyaman untuk menulis dan menuangkan ide-idenya. “Ide kerap datang saat di perjalanan, Galaxy Note20 Ultra yang telah dibekali dengan S Pen generasi terbaru yang memudahkan saya dalam menuliskan ide dan menjabarkannya dalam berbagai bentuk, mulai dari tulisan, gambar, hingga grafik dengan cepat. Dengan begitu, saya bisa merekam ide-ide yang saya dapat sekecil apa pun itu,” ungkapnya.

S Pen menjadi salah satu fitur yang dikembangkan paling signifikan pada Galaxy Note20 Series dibandingkan dengan pendahulunya. S Pen pada Galaxy Note20 Ultra memiliki tingkat latensi yang begitu rendah, yaitu hanya 9ms, sehingga mampu menawarkan pengalaman menulis dengan tingkat presisi dan realisme yang tinggi serta tingkat respons yang cepat. Selain itu, terdapat fitur baru bernama Anywhere Actions yang membuat pengoperasian perangkat menggunakan S Pen menjadi lebih mudah.

Yandi menambahkan bahwa prestasi yang dihasilkannya, juga pembuat film ataupun konten lain, prosesnya tidak instan. Jam terbang menentukan kualitas karya selanjutnya. “Jangan berharap hasil karyamu segera dilihat secara instan, semua butuh proses dan latihan yang terus menerus. Serius dalam membuat konten setiap saat apapun device yang kamu gunakan. Dan ponsel pintar sekarang sudah sangat mumpuni untuk membuat film pendek dengan hasil yang professional,” tandas Yandi

Salah satunya, Galaxy Note20 Series yang memiliki fitur pro video dengan performa perekaman yang mumpuni, karena mampu mencapai frame rate 120fps dengan tetap dalam kualitas resolusi full HD. Menurut Yandi, fitur ini memungkinkan pengguna dapat menciptakan adegan suspense layaknya di film dengan membuat video dalam gerakan lambat namun tetap mulus.

Opsi yang ditawarkan pun begitu luas dengan perekaman hingga 8K pada 24fps. Ditambah lagi dengan fitur zoom bar yang mampu memberikan efek dramatis saat merekam video dengan kemudahan dalam mengontrol kecepatan zoom melalui geseran jari untuk menyesuaikan kecepatan hingga 10 kali sehingga dapat menghasilkan rekaman yang pelan dan halus, atau bahkan zoom secara cepat dengan lebih stabil.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id