Marketing Trends

Mengenal Deterjen Berbahan Murni dari Tumbuhan

Pola hidup sehat seolah menjadi tren yang banyak diminati sejak adanya pandemi. Tidak hanya makanan sehat, kini, kebanyakan orang juga semakin memperhatikan produk yang digunakan demi alasan kesehatan. Salah satu produk yang banyak dicari sekarang adalah produk yang berbahan dasar alami atau natural.

Produk natural pun dianggap mempunyai kelebihan tersendiri disbanding produk konvensional. Alasan kebanyakan orang menggunakan produk natural adalah sifatnya yang alami, dan komposisi bahan yang terbuat dari tumbuhan. Produk natural juga dianggap lebih maksimal bekerja dari produk-produk lainnya. Selain lebih maksimal di tubuh kita, produk natural juga lebih aman jika digunakan dan mudah terurai sehingga lebih ramah untuk lingkungan.

Di luar negeri banyak produk konvensional yang telah menggunakan bahan natural, namun bagaimana jika di Indonesia? Sebut saja deterjen yang sudah pasti digunakan semua orang. Di Indonesia masih belum ada deterjen yang berbahan aktif tumbuhan. Di negara maju, bahan natural seperti (Methyl Ester Sulfonate) atau MES sudah digunakan sejak lama karena kelebihannya, salah satunya adalah lebih ramah lingkungan karena terbuat dari minyak kelapa sawit.

Faktanya, Indonesia merupakan penghasil kelapa sawit terbesar di dunia dengan produksi di atas 40,56 juta ton pada 2018. Hal tersebut bisa dijadikan patokan untuk memulai beralih ke MES dibanding LABSA yang berasal dari zat aktif minyak bumi, yang bisa habis.

Menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), produksi minyak sawit Indonesia bulan Maret 2021 naik lebih dari 20% menjadi 3.712 ribu ton. Kenaikan yang sangat tinggi ini merupakan limpahan produksi bulan Februari yang hanya sebesar 3.079 ribu ton, 10% lebih rendah dari bulan Januari. Namun, secara YoY sampai dengan Maret, produksi CPO 2021 1,6% lebih tinggi.

“Kenaikan produksi bulan Maret sebesar 633 ributon, lebih kecil dari kenaikan ekspor dan konsumsi dalam negeri yang totalnyadiperkirakan mencapai sekitar 1,4juta ton.Keadaan ini menyebabkan stok akhir turun dari 4,02juta ton menjadi 3,20juta ton,” jelas Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif GAPKI.

Bahan MES biasanya digunakan di dalam deterjen karena kelebihannya yang mudah terurai, namun kebanyakan deterjen di Indonesia masih berbahan dasar LABSA (Linear Alkyl Benzene Sulphonic Acid). Deterjen yang mengandung LABSA bisa menyebabkan kulit kita menjadi panas, kasar hingga mengelupas. Solusi yang dapat mencegah tangan kita panas, kasar dan mengelupas ketika mencuci adalah menggunakan deterjen yang mengandung surfaktan berbasis tumbuhan yang terbuat bahan-bahan alami seperti minyak nabati, kelapa sawit, dan kacang kedelai sehingga membuat deterjen ini aman digunakan dan ramah lingkungan.

Menggunakan deterjen yang berbahan aktif tumbuhan adalah era baru mencuci pakaian karena menggunakan produk deterjen natural akan memberikan dampak baik pada kesehatan keluarga dan lingkungan sekitar kita. Kesadaran menggunakan produk natural juga menjadi salah satu langkah go green atau menjalani gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved