Management Trends

Milenial Taat Bayar Pajak Saat Pandemi

Suhendro

Ketika banyak pelaku usaha mengajukan keringanan pajak kepada pemerintah saat pandemi Covid-18 ini, pebisnis Suhendro,SE, MM (30 tahun) tidak melakukannya.

“Saya ingin membantu meringankan beban pemerintah. Ini adalah kontribusi yang dapat kami (pengusaha) lakukan, belajar menjadi pahlawan tetapi tidak perlu sampai nyawa dipertaruhkan, cukup dengan bayar pajak,” ujar dia membeberkan alasannya.

Suhendro memiliki 5 perusahaan. Dia juga membantu pemerintah dengan cara tidak melakukan PHK dari ratusan karyawannya. “Kalau saj punya 100 karyawan, mereka punya istri dan anak, itu saja kami sudah membantu pemerintah untuk memberi kehidupan sekitar 300 orang,” sebutnya.

Dia sedih saat mendengar langsung dari pengusaha yang mempunyai 5 orang karyawan, di saat pandemi melakukan PHK 2 orang, dan sisa 3 orang tersebut gajinya dipotong setengah, dengan alasan bisnis sepi. “Mendengar begitu saya hanya bisa terdiam, dan saya tahu ini merupakan hak pengusaha tersebut. Padahal, selama puluhan tahun saya tahu benar usaha yang dijalankan pengusaha ini punya keuntungan. Saya berpikir, kenapa dia tidak rela mengeluarkan sedikit uang tabungan untuk membayar gaji karyawannya yang sudah sekian lama ikut berjuang, sedemikian perhitungannya terhadap hal yang seharusnya bisa kita toleransi,” tegas dia.

Menurutnya, jika saat ini kita tidak bisa menjaga 5 karyawan, bagaimana Tuhan akan memberikan kepercayaan untuk menjaga 50 bahkan 500 karyawan? Inilah prinsip Suhendro selama menjadi pengusaha.

Bagi Suhendro,seorang pengusaha dituntut mempunyai moral dan hati nurani. Saat ini kehidupan semua orang sedang sangat sulit, bersyukur jika masih bisa makan dan cadangan pangan negara masih berlimpah.

Banyak pengusaha menggunakan keuntungan untuk membayar gaji. Namun, ketika usaha tidak berjalan selama 4 bulanan ini, banyak yang kemudian menjadikannya sebagai alasan untuk melakukan PHK. “Saran saya, jika masih punya tabungan, gunakanlah tabungan untuk membayar gaji, jika tidak carilah pinjaman untuk membayar gaji karyawan,”dia menyarankan.

Suhendro merasa bersyukur karena bidang usaha yang dijalaninya tidak terkena dampak terlalu besar. Ia berasumsi, omzetnya hanya berkurang sekitar 40%, sehingga masih bisa untuk mempertahankan semua karyawan yang ada, beberapa bidang usaha lain ada yang sampai mengalami penurunan omzet sebanyak 90%.

Adapun bisnis yang dilakoni oleh Suhendro meliputi: building maintenance service, fire equipment, factory frozen food pempek, contractor BUMN, dan trading import. “Saat ini kondisi kita semua sedang susah. Marilah saling membantu satu sama lain supaya negara kita dapat melewati kesulitan yang ada,” dia menuturkan.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved