Business Research Marketing Trends zkumparan

Miracle Reshape Relift Contouring, Tren Industri Estetika 2018

(ke-2 dari kiri) dr Lanny Juniarti Dipl.AAAM, Founder & Presiden Direktur Miracle Aesthetic Clinic Group

Perkembangan industri estetika di Indonesia tiap tahun selalu berubah dengan tren yang baru. Hal ini terjadi karena pengaruh dari suatu keadaan tertentu dalam kehidupan masyarakat yang akhirnya memengaruhi keinginan dan tuntutan, akhirnya menjadi sebuah tren.

Lalu, bagaimana perkembangan industri estetika Indonesia tahun 2018 di tengah-tengah terjadinya berbagai gejolak perekonomian dengan melemahnya ritel yang terjadi saat ini?

Sebuah acara yang digelar atas kerja sama Miracle Aesthetic Clinic dengan Markplus bertajuk “Aesthetic Outlook 2018 – Reshape, Relift, Contouring”, membahas tentang bagaimana perkembangan industri estetika di Indonesia dan tren apa yang terjadi di tahun 2018 dalam dunia estetika.

Jacky Mussry, Deputy CEO Markplus, menjelaskan, tahun 2017, pendapatan masyarakat Indonesia secara umum mengalami peningkatan. Sayangnya, momen ini tidak diikuti oleh pertumbuhan pengeluaran masyarakat yang berimbas pada turunnya industri ritel saat ini. Jika melihat konsumen lebih jauh, sebenarnya terdapat perubahan perilaku konsumen. Konsumen saat ini lebih mementingkan produk yang dapat menunjang lifestyle mereka. Inilah salah satu hal yang menyebabkan terjadinya kenaikan double digit di industri kecantikan di tengah melemahnya industri ritel.

Konsumen industri kecantikan yang sedang naik daun sendiri mulai diminati oleh konsumen yang mencari pengakuan sosial dan pribadi. Maka dari itu, pemain di industri kecantikan hendaknya mengubah pemikiran mereka dari beauty menjadi beYOUty, di mana penekanan pendekatan di industri kecantikan adalah pada sisi sudut pandang dan harapan konsumen. “Tidak hanya dari segi hasil dan produk, namun sebuah brand perlu meningkatkan trust serta engagement terhadap konsumen,” ujar Jacky.

Jacky menambahkan, tahun 2018, pemain di industri kecantikan haruslah melakukan dua hal, yaitu meningkatkan attraction dan curiosity di masyarakat dengan dua pendekatan yakni human spirit dan digitalization. Dua hal tersebut dilakukan karena konsumen pada industri kecantikan akan mudah terpicu untuk memakai produk yang membuat mereka tertarik dan menimbulkan rasa ingin tahu. Sementara pendekatan human spirit dilakukan untuk memberikan fokus kepada manusianya. Sementara itu, di era yang tanpa batas ini, tentunya digitalization haruslah menjadi salah satu pendekatan pemain industri kecantikan untuk memenangkan pasar.

Sedangkan tren di industri estetik saat ini sangat terpengaruh pada era digitalization ataupun internet yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Penggunaan media sosial terus meningkat dari tahun ke tahun. Apalagi diiringi dengan perubahan perilaku masyarakat yang mengarah pada lifestyle. Sekarang, masyarakat cenderung lebih suka membelanjakan uangnya untuk merasakan berbagai pengalaman (experience) baru daripada membeli berbagai macam barang. Gaya hidup seperti berlibur (traveling), mengunjungi restoran terbaru, ataupun pergi menonton konser menjadi tren masa kini. Experience yang mereka alami Ini diperlihatkan atau dipamerkan melalui media sosial.

Apabila pada 2 tahun yang lalu demand di industri estetika yang diminati adalah bentuk wajah V-shape karena tren foto selfie, kini seiring perkembangan teknologi dari berbagai platform media sosial, orang-orang bahkan ingin lebih dari sekadar V-shape maupun selfie.

​Media sosial saat ini tidak hanya sebatas foto saja. Fitur live video seperti Instagram Live menjadi tren yang sekarang ini banyak digunakan dan di gandrungi oleh banyak orang. Melalui live video tersebut orang-orang bisa berbagi momen-momen unik mereka kepada orang lain untuk bisa terus eksis .Namun sayangnya, live video berbeda dengan foto selfie yang bisa diedit untuk membuat wajah jadi terlihat lebih cantik / ideal dengan berbagai macam aplikasi yang tersedia di smartphone. Fitur live video tidak menyediakan opsi editing karena proses pengambilan videonya bisa dari berbagai sudut secara realtime, dan bisa ditonton secara langsung oleh para pengguna media sosial .

Iklan yang akhirnya menjadi sosial media pressure bagi kebanyakan orang, karena tidak setiap orang memiliki wajah yang fotogenik. Selain itu, ada faktor distorsi fotografi yaitu ketidak-akuratan lensa kamera untuk menangkap objek, membuat hasil foto terlihat berbeda dengan aslinya. Sehingga, terkadang wajah seseorang akan terlihat lebih chubby atau terlihat kurang ideal. Untuk bisa terus berbagi momen maupun pengalaman lewat media sosial dengan mempunyai tampilan wajah sempurna saat live video yang diambil dari berbagai angle, membuat orang-orang lebih peduli dengan kontur wajah mereka secara keseluruhan.

“Bukan sekadar bentuk wajah V-shape yang kini di inginkan oleh masyarakat, tetapi lebih kepada bagaimana agar tampilan dan kontur wajah seseorang menjadi lebih ideal secara keseluruhan. Hal itulah yang mendasari terjadinya tren reshape-relift-countoring ada tahun 2018 ini,” jelas dr Lanny Juniarti Dipl.AAAM, Founder & Presiden Direktur Miracle Aesthetic Clinic Group.

Reshape yaitu prosedur membentuk kembali struktur wajah sehingga menjadi lebih ideal, terutama wajah bagian bawah agar terlihat lebih V-shape. Untuk relift adalah mengencangkan/mengangkat kembali kulit kendur terutama di wajah bagian bawah yang tampilan garis rahangnya tidak sempurna. Sedangkan contouring merupakan langkah pembentukan wajah untuk mengembalikan bentuk ideal dan proporsional antarasetiap segmen agar terlihat sempurna secara 3 dimensi.

Miracle Aesthetic Clinic dalam hal ini juga terus menyajikan perawatan unggulan untuk treatment “Reshape, Contouring dan Relift” dengan prosedur non invasive guna membantu orang-orang mendapatkan tampilan dan kontur wajah ideal yang dilihat dari berbagai angle. Perawatan tersebut seperti Miracle Radiesse Filler, Miracle Aptos Excellence Total Lift yaitu perawatan dengan tanam benang terbaru dari Miracle, juga Miracle Botox Cosmetic yang pasti aman dan hasilnya efektif. ​ Selain itu, industri estetika sekarang mempunyai berbagai konsumen dari lintas generasi. Yang pertama adalah baby boomer yang lahir pada rentang tahun 1946 – 1960, kedua generation X lahir pada tahun 1961 – 1980, ketiga generation Y lahir 1981 – 1995, dan generation Z yang lahir di atas tahun 1995.

Kesadaran akan kesehatan kulit dan keinginan untuk memiliki kontur wajah ideal, sehingga dapat meningkatkan self-esteem dan social acceptance di masyarakat, membuat orang-orang dalam berbagai generasi tersebut melakukan prosedur perawatan kecantikan. Bahkan generasi millenial pun saat ini sudah melakukan treatment untuk lebih menyempurnakan bentuk wajah. Hal ini menunjukan bahwa segmen umur konsumen dari industri estetika sangatlah luas.

Dr.Lanny menjelaskan lebih lanjut, terdapat pula 4 jenis tipe wajah untuk treatment “Reshape Relift Contouring”. Tipe pertama, Positive Ageing, merupakan tipe orang yang ingin mengatasi masalah penuaan, membuat tampilan wajah lebih muda terutama untuk mengatasi kehilangan volume pada wajah, menghilangkan kerutan atau mengencangkan kulit.

Tipe yang kedua adalah Transformation, yakni tipe orang yang ingin menyempurnakan bentuk wajahnya, misalnya yang terlihat chubby menjadi lebih tirus dan lebih ideal. Sedangkan tipe yang ketiga adalah Beautyfication, yang mana orang tersebut ingin terlihat lebih cantik dan bentuk wajahnya lebih proporsional. Keempat adalah tipe Correction, yaitu orang yang bentuk wajahnya kurang simetris, sehingga melakukan perawatan agar kontur wajahnya menjadi lebih ideal.

“Dengan tren terbaru di tahun ini, Reshape, Relift, Countouring, Miracle Aesthetic Clinic selalu berkomitmen memberikan layanan terbaik khas Miracle guna memenuhi demand masyarakat dalam bidang estetik,” jelas Lanny mengakhiri penjelasannya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved