Trends

MIS Financial Services, Targetkan Pembiayaan dan Penyaluran Kredit Rp 1 Triliun

Tedy Agustiansjah, Chairman MIS Financial Services, yang kian agresif menggarap bisnis pembiayaan dan penyaluran kredit.

Kiprah Tedy Agustiansjah di bisnis keuangan tidak diragukan lagi. Lebih dari 30 tahun mantan Direktur Operasional & Treasury Bank Dewa Rutji menggeluti bisnis keuangan.

Ternyata bisnis keuangan tidak mudah. Apalagi dalam pengucuran kredit ataupun pembiayaan. Diakui Tedy Agustiansjah, Chairman MIS Group, yang juga CEO Pracico Multi Finance, mencari dana itu gampang tapi bagaimana melakukan pembiayaan dengan tingkat risiko rendah, itu yang sulit. Itu yang paling krusial.

Pendanaan hanya masalah cost, tapi risiko bukan di situ. Ketika dana itu dipinjamkan kembali, baik kepada perorangan atau perseroan, diharapkan supaya bisa membayar kembali dengan tingkat kemacetan rendah. Itu yang sangat rumit.

Oleh sebab itu, ia memilih rumah atau ruko yang digunakan sebagai jaminan harus dikosongkan, kalau sudah selesai baru dikembalikan ke pemiliknya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko kemacetan. Selain itu, juga untuk menghindari aset dikuasai orang lain.

Sejak 1997, Tedy mencoba mengembangkan Multi Inti Sarana (MIS) yang awalnya bergerak di bidang pembiayaan. Seiiring perjalanan waktu Multi Inti Sarana (MIS Group) menjadi holding company yang mengelola grup usaha yang bergerak dibidang premium transportasi, tambang timah, dan financial services.

Saaat ini Tedy sedang getol-getolnya mengembangkan MIS Financial Services, melalui Pracico Multi Finance, dikenal sebagai perusahaan pembiayaan transportasi massal dan transportasi sampah di sektor pemerintahan.

Selain itu, Pratico Multi Finance (PMF) juga memberikan layanan pembiayaan untuk perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara yang membutuhkan bus dan truk.

Selain pembiayaan, PMF juga mengelola koperasi yaitu Pracico Inti Sejahtera [koperasi simpan pinjam] dan Pracico Inti Utama [kospin dan pembiayaan syariah]. Diakui Tedy untuk koperasi, semua penyetor dana maupun peminjam, semuanya menjadi anggota. Keanggotaan koperasi ini akan diberikan member card dalam bentuk Apps, yang salah satu kegunaanya untuk lounge bandara dan tempat lain yang sedang dikembangkan.

Koperasi yang didirikan awal 2018 ini memberikan pinjaman, dengan target pasar orang-orang yang perlu dana darurat dan memiliki aset berupa rumah atau ruko yang akan digunakan sebagai agunan.

Diakui Tedy saat ini Pracico Inti Sejahtera bisa memberikan pinjaman sekitar Rp 750 juta – Rp 2 miliar, dengan bunga 3 persen per bulan. “Dengan sekitar 100 orang, saat ini PIS mengelola sekitar Rp 250 miliar, sedangkan PIU dengan anggota sekitar 200-250 orang, dana yang dikelolanya sekitar Rp 400 miliar.

Tedy menambahkan, kehadiran koperasi ini banyak mendapat sambutan bagus dari masyarakat, hal ini ditandai dengan munculnya kantor perwakilan dibeberapa daerah seperti Cirebon, Surabaya, Balikpapan, Medan, Pontianak, dan Tanjung Pinang.” Hingga saat ini, dana yang dikucurkan untuk pembiayaan dan simpan pinjam koperasi sekitar Rp 500 miliar dan target akhir tahun sekitar Rp 1 triliun,” kata Tedy.

Mengingat saat ini Pracico sedang melakukan konsolidasi diberbagai bidang seperti IT, System dan SDM untuk melakukan lompatan besar tahun 2019, misalnya dengan target pembiayaan dan pinjaman kredit koperasi lebih tinggi.

Pracico tidak menutup kemungkinan ke bisnis fintech atau jasa keuangan lainnya seperti asuransi, aset management dan lain-lain beberapa tahun mendatang.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved