Technology Trends

Misi Aplikasi Gak Gendut Lagi Selamatkan 1 Juta Nyawa

Misi Aplikasi Gak Gendut Lagi Selamatkan 1 Juta Nyawa
Salah satu cara menurunkan berat badan selain olahraga adalah menjalankan diet sehat

Pandemi Covid-19 membuat orang ingin terus hidup sehat, sehingga tren pola hidup sehat pun meningkat. Menjaga berat badan juga menjadi fokus masyarakat saat ini, sehingga banyak dari mereka yang melakukan diet agar tetap sehat.

Memiliki misi selamatkan 1 juta nyawa melalui gaya hidup sehat, aplikasi Gak Gendut Lagi (GGL) hadir untuk mengajarkan cara hidup sehat melalui program mengatur pola makan dan olahgara. Natasya Limano, Pendiri Gak Gendut Lagi menjelaskan bahwa salah satu cara menurunkan berat badan selain olahraga adalah menjalankan diet sehat. Umumnya diet dilakukan dengan melakukan defisit kalori sesuai dengan kebutuhan harian agar cadangan lemak di tubuh terpakai.

“Saat kita mengonsumsi makanan lebih sedikit dari yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi setiap harinya, tubuh pasti akan menggunakan cadangan lemak sebagai sumber energi. So yes, kita bisa turunkan BB dengan defisit kalori,” tuturnya.

Saat menjalankan defisit kalori kita tidak boleh berlebihan. Karena defisit yang terlalu banyak bisa menyebabkan malnutrisi, penurunan massa otot, dan gangguan fungsi organ. Normalnya defisit kalori harian sekitar 20-35% dari total kalori harian. “Misal kebutuhan kalori yang dimiliki sebesar 2.500 kalori, berarti kita dapat melakukan defisit kalori di 1.900-2.000 kalori, “jelasnya.

Selama ini masyarakat selalu menganggap jika penurunan berat badan bisa berjalan cepat jika defisitnya juga tinggi. Padahal mekanisme tubuh tidak seperti itu karena kita tetap butuh energi agar fungsi organ tidak terganggu. Agar makanan tetap terkontrol dengan baik serta sesuai dengan target defisit yang dimiliki, disarankan untuk terus melakukan pencatatan. Apa saja yang dimakan di hari itu harus dicatat agar kalorinya tepat.

Natasya Limano yang memiliki Precision Nutrition Certification dan Ace Personal Trainer Certification juga menganjurkan konsumsi makanan yang bervolume tinggi tapi kalorinya kecil. Jadi, saat makan perut mudah kenyang tapi kalori tetap terkontrol. Terpenting dari semua, tetap jalankan aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi tubuh. Misal menjalankan olahraga low impact lalu lanjut ke olahraga dengan intensitas tinggi. Kombinasi defisit kalori dan olahraga bisa memberikan efek jangka panjang.

Kasus obesitas di Indonesia cukup banyak dan memiliki tren meningkat. Itulah kenapa dirinya mendirikan GGL yang berfokus untuk bantu 1 juta nyawa dan mengurangi obesitas di Indonesia. “Apalagi banyak sekali ibu-ibu yang mengeluh badannya sulit langsing dan pasrah. Dari sini saya pengen buat program Fat Loss Coaching for Mom yang beneran bantu mereka ramping dan makin sehat tentunya,” ungkapnya.

Dien Limano yang juga Pendiri GGL mengungkapkan bahwa target pasarnya saat ini adalah ibu-ibu. Dia melihat bahwa ibu-ibu ini merupakan pemegang keputusan terbesar untuk menghidangkan makanan, sehingga dampaknya akan mengubah orang lain (anggota keluarganya) lebih tinggi. Sebagai contoh, jika seorang ibu memasak, maka 1 keluarga akan ikut memakannya. “Dari dari ibu-ibu yang kami ubah maka akan lebih banyak mengubah orang lain juga,” dia menganalogikan.

Menurut Dien, dari awal pasarnya yang terbentuk seperti itu. Untuk persentase peserta yang sudah bergabung 99% ibu-ibu dan 1% laki-laki. Untuk diketahui, saat ini aplikasi GGL telah digunakan oleh 500 ribu pengguna di aplikasi GGL.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved