Trends

MotoGP Mandalika, Momentum Kebangkitan Sport Tourism Indonesia

MotoGP Mandalika, Momentum Kebangkitan Sport Tourism Indonesia
Sirkuit Internasional Mandalika

Gelaran MotoGP di Sirkuit Mandalika telah usai. Meskipun awalnya dibayangi keraguan karena persiapan yang sangat minimalis, ajang balap motor internasional ini berjalan lancar dan berhasil melambungkan nama Mandalika dan Indonesia di kancah dunia.

Selama berlangsungnya acara pada 18-20 Maret 2022, demam MotoGP Mandalika memang sangat terasa. Bagaimana tidak. Puluhan media lokal dan asing membuat liputan penuh serba-serbi penyelenggaraan MotoGP dan kawasan wisata Mandalika yang eksotis.

Abdulbar M. Mansoer, Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai tuan rumah penyelenggaraan MotoGP Mandalika, mengaku bangga dengan pencapaian itu. Menurutnya, perhelatan balap motor paling bergengsi di dunia yang dinamai Pertamina Grand Prix of Indonesia ini sesuai dengan targetnya. Lebih dari 60 ribu orang yang membeli tiketnya hadir menyaksikan kemenangan spektakuler Miguel Oliveira dari Red Bull KTM Factory Racing.

Bagi Abdulbar, rasa waswas mempersiapkan acara sejak kurang-lebih lima tahun lalu seketika terbayarkan ketika banyak pihak ⸺terutama peserta dan Dorna Sport, pemegang hak komersial olahraga sepeda motor MotoGP⸺ yang menyatakan puas dan terkesan dengan penyelenggaraan MotoGP Mandalika perdana di tahun ini. Bahkan, Bos Dorna Carmelo Ezpeleta memprediksi gelaran MotoGP Mandalika ke depan bisa menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

“Dukungan besar seluruh stakeholder, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, BUMN, pihak swasta, bahkan seluruh masyarakat sungguh luar biasa. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa event MotoGP Mandalika bukan hanya milik ITDC dan MGPA (Mandalika Grand Prix Association), tapi milik seluruh Indonesia,” kata Abdulbar kepada media seusai acara. Ia memastikan, penyelenggaraan balap motor internasional ini akan menjadi sejarah setelah penantian selama 25 tahun, setelah pada 1997 dilaksanakan di Sentul, Jawa Barat.

Namun, Abdulbar tidak ingin berpuas diri. Ia menegaskan bahwa event yang telah berlangsung ini menjadi pelajaran bagi pihaknya selaku pengelola kawasan Mandalika untuk menyelenggarakan event bertaraf internasional. “Kami mendapatkan banyak pengalaman berharga guna meningkatkan kualitas penyelenggaraan event mendatang,” katanya merendah.

Dalam kesempatan lain, Maya Watono, Direktur Marketing InJourney ⸺holding BUMN Pariwisata dan Pendukung yang ditugasi mengelola pariwisata di Indonesia menjadi lebih efisien dan terintegrasi dari hulu sampai hilir⸺ mengatakan bahwa event MotoGP merupakan proyek besar pertama yang digarapnya bersama ITDC dan MGPA sejak ditunjuk oleh Menteri BUMN Erick Tohir awal Januari 2022.

Maya mengatakan, sejak awal pihaknya memang sudah memperkirakan bahwa keberhasilan event MotoGP akan menjadi barometer untuk kegiatan wisata olahraga (sport tourism) Indonesia nantinya. Karena itu, momentum baik ini tidak boleh disia-siakan.

“Kami siap allout menyelenggarakan MotoGP sebaik-baiknya,” ujar Maya dalam kesempatan jumpa pers menjelang acara. Ia mengatakan, sebanyak 24 pembalap dengan 12 tim, dan kurang-lebih 2.500 official akan hadir di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Ribuan wisatawan sudah diproyeksikan akan menjejali Mandalika. Ia pun sejak awal sudah menggeber penjualan tiket MotoGP Mandalika 2022, baik secara online maupun offline. “Dua minggu sebelum acara, penjualan untuk race day hari Minggu, hari ke-3, sudah hampir habis. Tiket terjual sudah lebih dari 50%,” ujarnya.

Tiket MotoGP Mandalika 2022 dijual secara online sejak 6 Januari 2022 melalui sejumlah official partner. Yakni, My Pertamina Apps, InJourney, Xplorin yang didukung oleh Bank NTB Syariah, Livin’ by Mandiri, Tiketapasaja.com, Tiket.com, dan DyandraTiket.com.

Penjualan offline juga sudah dimulai awal Januari 2022. Penjualan secara offline dilakukan di sejumlah gerai ritel gerai Indomaret, Alfamart, serta Angkasa Pura Hotels di seluruh Indonesia. “Dengan kapasitas seat 60.000, khusus untuk premiere sudah sold out,” ujar Maya. Tiket yang sudah terjual itu terdiri tiket Premium Grandstand dan VIP Hospitality Suites (Premiere Class dan Deluxe Class).

Tentang sponsorship, diakui Abdulbar, cukup menggembirakan. Sebanyak 15 perusahaan telah berkomitmen menjadi sponsor Mandalika GP Series. Di antaranya, PT Pertamina (Persero) untuk track naming right, PT Telkom Indonesia, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT PGN Tbk. sebagai venue partner, PT GoTo Gojek Tokopedia, dan PT PP (Persero) sebagai sponsor utama. Selain itu, ada juga Aprillia Indonesia, Astra Honda Motor, J&T Express, PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk., TDR High Performance Technology, RCB (Racing Boy), dan KYT Helmet sebagai supporting sponsor.

Di luar sponsor-sponsor tersebut, panitia juga menyiapkan side event dari para sponsor yang akan meramaikan suasana, seperti BNI Mandalika Music Vibes, Mandalika Tropical Festival di Tanjung Aan, Festival Jajajan Bango di Kuta Beach Park, Konser Mandalika Weekender di Pantai Kuta, Food Truck Festival, serta Pameran UMKM Pemprov NTB dan Pemkab Lombok Tengah di Parkir Timur 1 Mandalika.

Peninjauan kesiapan Sirkuit Mandalika sebelum gelaran MotoGP.

Melihat antusiasme sponsor memanfaatkan gelaran Moto GP Mandalika sebagai panggung promosi mereka, Abdulbar meyakini, ini adalah win-win solution bagi kalangan pengusaha. Kehadiran MotoGP akan semakin meneguhkan dan memperkuat brand image The Mandalika sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas dengan konsep Sport and Entertainment Tourism Destination.

Maya Watono juga sepakat tentang hal itu. Menurutnya, kehadiran MotoGP akan memberikan multiplier effect bagi pengembangan Mandalika sebagai #thenextdestination, dan pada akhirnya menciptakan dampak ekonomi yang positif.

Dalam catatannya, Hasanuddin Ali, Founder Alvara Research Center, menuliskan: perhelatan balap motor paling bergengsi di dunia, MotoGP, ini adalah momentum emas untuk melambungkan brand Indonesia ke seluruh penjuru bumi. Menurutnya, event-event olahraga dalam sejarahnya memang selalu menjadi ajang paling ampuh untuk memperkenalkan sekaligus memperkuat reputasi sebuah negara. Tidak mengherankan, banyak negara berlomba-lomba menjadi tuan rumah pergelaran olahraga, apakah itu event multiolahraga seperti Asian Games atau Olimpiade, event mono-olahraga seperti Piala Dunia Sepak Bola, balap mobil Formula 1, dll.

Kesuksesan Indonesia dalam penyelenggaraan MotoGP ini, diakui Hasanuddin, mengulang sukses Indonesia yang berhasil menggelar Asian Games 2018. Lalu, apa manfaatnya untuk Indonesia?

Hasanuddin menyebutkan, ada dua manfaat besar bagi negara penyelenggara event olahraga. Pertama, intangible benefit. Kesuksesan penyelenggaraan event-event besar dunia di suatu negara pasti akan meningkatkan reputasi negara bersangkutan, baik di mancanegara maupun di dalam negeri. Indonesia berhasil menyejajarkan diri dengan bangsa-bangsa lain dalam penyelenggaraan event olahraga. Di dalam negeri, tentu rasa bangga dan percaya diri kita sebagai bangsa menguat setelah kesuksesan penyelenggaran event olahraga tersebut.

Kedua, tangible benefit. Banyak kajian yang membahas adanya korelasi jangka pendek antara penyelenggaraan event olahraga dan pertumbuhan ekonomi suatu negara, terutama kaitannya dengan pembangunan infrastruktur dan penyerapan tenaga kerja. Misalnya, studi yang dilakukan Bohlman and van Heerden (2005) dari University of Pretoria Afrika Selatan dalam salah satu kajian simulasinya menyatakan ada pengaruh positif kegiatan pre-event Piala Dunia Sepak Bola 2010 di Afrika Selatan terhadap pertumbuhan ekonomi negeri itu. Kajian yang hasilnya kurang-lebih sama dilakukan oleh Centre for Regional Economic Analysis (1999) terhadap penyelenggaraan Olimpiade 2000 di Sydney.

Selain itu, dalam jangka panjang industri pariwisata kita juga akan ikut meningkat. Wisatawan akan kembali datang berkunjung; transportasi, hotel, kuliner, cenderamata ikut menggeliat. Pariwisata kita yang selama ini lebih banyak didominasi wisata alam dan budaya akan memiliki produk baru, yaitu sport tourism.

“Kombinasi brand Indonesia yang semakin kuat ditambah dengan ‘produk-produk’-nya yang semakin beragam ditopang oleh sumber daya manusia yang kokoh. Kita patut optimistis Indonesia bisa dan mampu melakukan apa saja,” tulisnya.

Intinya, prospek sport tourism atau wisata yang dikombinasikan dengan olahraga diyakini kian cerah setelah perhelatan MotoGP. Apalagi, Indonesia dalam waktu dekat juga akan menggelar ajang olahraga lainnya, seperti Formula E dan Formula 1.

Sebagai gambaran awal, ajang MotoGP Mandalika konon telah diproyeksikan bisa mendapatkan dana Rp 500 miliar per tahun, yang dikalkulasikan berdasarkan penjualan tiket, akomodasi, penerbangan, serta hotel dan berbagai industri turunannya. Artinya, keberanian ke luar dari zona nyaman dengan membuat terobosan berskala internasional diyakini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian dan pariwisata kita. (*)

Dyah Hasto Palupi


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved