Management Trends

Mukena Malaysia Garap Pasar Indonesia

Mukena Siti Khadijah asal Malaysia serius garap pasar Indonesia

Ramainya pelaku UKM memproduksi mukena tidak menyurutkan merek asal Malaysia menggarap pasar Indonesia. Tidak tanggung-tanggung mereka mendirikan dua pabrik di Tasikmalaya dan Depok. Dan di tengah pandemi Covid-19, mereka konsisten membangun pasar dan branding produknya.

Adalah mukena merek Siti Khadijah, produk asal Malaysia yang sudah sejak 2015 membuka pabrik di Depok. Tahun lalu merek ini membangun pabriknya yang kedua di Tasikmalaya, melihat di sana memang pusatnya pengrajin mukena.

Tidak hanya membangun pusat produksi di Indonesia, produk ini juga membangun merek melalui berbagai strategi pemasaran. Termasuk membuka gerai pertama di FX Sudirman. Kini Siti Khadijah butiknya sudah ada 4 cabang di berbagai kota besar Indonesia. Untuk diketahui yang di Depok, selain memproduksi mukena juga beragam produk lain seperti hijap, koko, gamis dan inner.

Ramainya pemain mukena di Indonesia, membuat mereka mengambil posisi segmen pasar premium, Tidak heran harganya mulai dari Rp 450 ribu hingga Rp 4 juta. “Kalau di Malaysia kami menyebutnya Telekung Siti Khadijah. Kami hadirkan produk ini, dari buah pemikiran untuk meningkatkan nilai mukena kg lebih tinggi namun tetap mempertahankan warisan budaya ,” kata pendiri Mukena Siti Khadijah, Padzilah Enda Sulaiman melalui wawancara surel (18/09/2020).

Ia menjelaskan, meningkatkan nilai mukena yang dimaksud, saat wanita menghadap Allah SWT menggunakan pakaian yang terindah dan ternyaman, selayaknya ia akan pergi ke pesta atau bertemu kolega. “Kami tidak sekadar menghadirkan produk, tapi juga melakukan riset pasar, sebelum menghasilkan mukena Siti Khadijah. Hingga kini riset pasar dan pengembangan kami lakukan demi melahirkan inovasi produk mukena yang disukai dan dibutuhkan konsumen,” imbuhnya.

Salah satunya mukena Siti Khadijah yang baru, kepala mukenanya dengan 2 desain berbeda yaitu harmoni dan klasik. Berbahan katun, strech dan ada karet lycra di bagian dagu yang merupakan kelebihan. “Inilah keunikan mukena Siti Khadijah dibandingkan mukena di pasaran,” tegasnya. Dengan langkah-langkah tersebut, Padzilah mengklaim, mereknya nomor 1 di Malaysia.

Melihat potensi pasar Indonesia yang besar, 271 juta jiwa, dengan mayoritas penduduk usia muda serta wanita, tidak heran produk ini serius membangun pasar di sini. “Selain membangun pabrik, kami mengembangkan butik-butik guna memenuhi permintaan pelanggan setia mulai di mall FX Sudirman Jakarta, lalu ke mall SKA Pekanbaru, Mall PVJ Bandung, dan Mall Tunjungan Plaza Surabaya,” jelasnya.

Memahami kondisi pandemi seperti saat ini, tentu saja kunjungan butiknya menurun, mukena in memaksimalkan kanal penjualan daring seperti di Shopee, Lazada, Tokopedia, Bukalapak, Blibli, WhatsApp, dan website sitikhadijah.co.id. “Kami melakukan promo rutin, September sampai dengan Desember 2020 diskon dengan 50%,” ujarnya. Juga mengembangkan kanal reseller dan dropship, ini dalam upaya mendukung para pebisnis-pebisnis muda yang baru mau merintis.

Selain itu, berkolaborasi dengan desainer terkenal Ria Miranda untuk menciptakan mukena khusus menggunakan pattern yang menjadi ciri khasnya. Menurut Marketing Manager Mukena Siti Khadijah, Dicky Rahmad Yulian. mukena ini sesuai dengan pasar di Indonesia yang memiliki iklim dan budaya yang sama dengan Malaysia, sehingga menggunakan mukena ini akan lebih terasa nyaman dan adem.

” Siti Khadijah ingin mengajak para pelanggan sudah mengetahui keunggulan mukena ini untuk mulai berbisnis di tengah pandemi covid-19 ini,” kata Dicky. Mengamini yang disampaikan Dicky, Mohammad Munzir Aminuddin CEO PT Siti Khadijah Nusantara mengataka,n langkah pengembangan bisnis tersebut bertujuan untuk memenuhi permintaan pengguna mukena pada wanita untuk pasar Indonesia yang memiliki populasi besar.

“Dengan membuka pabrik di Depok, kami memulainya dengan membuka peluang kerja bagi 100 orang di Indonesia,” tambahnya. Munzir menyebut tahun 2020, dengan kapasitas yang dimiliki saat ini, pihaknya telah merekrut tenaga kerja hingga 3.000 pekerja untuk mencapai target produksi yang ditentukan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved