Trends

Mulai Hari Ini, MRT Layani Masyarakat Hingga Pukul 22.00 WIB

(Dok. MRT)

PT MRT Jakarta (Perseroda) menambah waktu layanan operasional hingga pukul 22.00 WIB di hari Senin sampai dengan Jumat. Penambahan layanan ini akan mulai diberlakukan hari ini Senin, 3 Agustus 2020. MRT akan mengoperasikan 14 rangkaian kereta pada hari kerja dan empat rangkaian kereta pada akhir pekan.

Sebelumnya, selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Masa Transisi, di hari-hari tersebut, MRT Jakarta beroperasi hingga pukul 21.00 WIB. Penambahan waktu ini seiring dengan penerapan kembali peraturan ganjil genap bagi kendaraan bermotor di 25 ruas jalan di Provinsi DKI Jakarta, termasuk Jalan Fatmawati dan Sudirman yang dilewati oleh MRT Jakarta.

“Waktu layanan operasional MRT Jakarta akan kami perpanjang hingga pukul 22.00 WIB di hari kerja. Kami juga akan pastikan seluruh protokol kesehatan tetap dilaksanakan agar MRT Jakarta dapat menjadi transportasi publik yang selalu aman digunakan,” jelas Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda), Muhammad Effendi.

Dengan adanya perubahan ini, maka waktu layanan operasional MRT Jakarta per 3 Agustus adalah sebagai berikut. Senin-Jumat mulai pukul 05.00 hingga 22.00 WIB dengan selang waktu keberangkatan antar-rangkaian kereta setiap lima menit pada waktu sibuk (07.00—09.00 WIB dan 17.00-19.00 WIB) dan setiap 10 menit di luar waktu sibuk.

Adapun Sabtu dan Minggu serta hari libur mulai pukul 06.00 sampai dengan 20.00 WIB dengan selang waktu keberangkatan antar-rangkaian kereta setiap 20 menit.

Pembatasan jumlah penumpang per kereta juga masih akan tetap diterapkan, yaitu 62-67 orang per kereta atau 390 orang per rangkaian kereta. Protokol kesehatan lainnya pun masih tetap dijalankan seperti pemeriksaan suhu dan imbauan untuk tidak melakukan percakapan satu dan dua arah baik langsung maupun melalui telepon selular.

“Kami senantiasa mengajak masyarakat untuk menggunakan transportasi publik saat harus keluar atau bepergian. Sejumlah riset juga telah menunjukkan bahwa tingkat risiko penularan virus Covid-19 di transportasi publik termasuk kecil dengan penerapan protokol yang ketat baik oleh operator maupun pengguna jasa,” kata Effendi.

Saat ini, MRT juga sedang melakukan pengerjaan fase 2. Pekerjaan sudah memasuki tahap manajemen rekayasa lalu lintas dengan melakukan modifikasi area pejalan kaki, pelebaran jalan, pengecekan infrastruktur utilitas (utility test pit), dan pemeriksaan aspek arkeologi (archeological test pit). Semua pekerjaan ini dilakukan sebagai bagian dari proses pembangunan Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas, dua stasiun pertama di fase 2.

Stasiun Thamrin ialah stasiun bawah tanah pertama di fase 2. Letaknya berada di bawah persimpangan antara Jalan MH Thamrin dan Jalan Kebon Sirih. Panjangnya mencapai sekitar 455 meter. Stasiun ini juga menjadi stasiun pertemuan dengan jalur timur-barat DKI Jakarta yaitu, Ujung Menteng dan Kali Deres. Nantinya jalur timur-barat ini akan menghubungkan Cikarang dan Balaraja.

Stasiun Thamrin akan menjadi salah satu stasiun terpanjang di fase 2, bersama dengan Stasiun Kota. Stasiun ini akan memiliki 10 pintu masuk dan area komersial sepanjang 200 meter. Ia juga akan terintegrasi langsung dengan Halte Bus Transjakarta. Jarak dari Stasiun Bundaran HI sekitar 562 meter.

Stasiun kedua adalah Stasiun Monas. Stasiun yang rencananya akan dibangun dengan panjang sekitar 280 meter ini akan dikembangkan menjadi salah satu stasiun ikonik bersama dengan Stasiun Kota. Bukan sekadar stasiun kereta semata, Stasiun Monas juga akan menjadi bagian dari pengembangan kawasan Monumen Nasional dan rencananya akan terkoneksi dengan Stasiun Besar Gambir.

Stasiun ini akan terletak di bawah Jalan Merdeka Barat. Jarak dari Stasiun Thamrin sekitar 356 meter. Proses pengerjaannya akan menggunakan metode box jacking sehingga tidak perlu dilakukan rekayasa lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Barat.

Namun, metode ini akan menutup Jalan Museum karena akan digunakan sebagai area kerja. Pagar di area konstruksi pun akan didesain sedemikian rupa dengan konsep hijau dengan tujuan menyamarkan area konstruksi agar Taman Monas tetap dapat memberikan kesan teduh dan nyaman bagi pengunjung kawasan Monas.

Pembangunan fase 2 ini dinilai tidak sekadar membangun infrastruktur MRT Jakarta, namun juga regenerasi perkotaan DKI Jakarta melalui konsep pengembangan kawasan berorientasi transit. Di fase ini, akan dibangun 10 stasiun, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, Kota, Mangga Dua, Ancol, dan Ancol Barat serta satu depo di kawasan Ancol Barat. Dua stasiun pertama ini akan menjadi bukti bahwa Jakarta akan terus berkembang menjadi kota maju yang tidak kalah bersaing dengan kota maju di negara lain


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved