Trends

Musisi Indonesia Terlibat Kolaborasi dalam Festival Jazz International Virtual

Ajang musik tahunan International Jazz Day 2021 yang diselenggarakan oleh Glenwood Springs Arts Council (Amerika Serikat), sejak tahun lalu sejak dimulainya masa pandemi Covid 19, ajang musik tahunan ini diadakan secara online. Kondisi ini tidak menghentikan kreativitas para musisi untuk terus berkarya. “Keterbatasan dalam beraktivitas di luar rumah, protokol kesehatan yang wajib kita jalani merupakan dasar utama terlaksananya kolaborasi antar musisi dan penikmat musik Jazz dari berbagai belahan dunia,” ujar Diana Soeradji, pimpinan produksi Glenwood Springs Arts Council.

Ia mengatakan, kondisi pandemi Covid 19 ini juga berdampak besar pada ekonomi dunia, dimana banyak dari kita yang terkena dampaknya. Dari sini timbul ide untuk membuat “karya yang tidak harus menggunakan teknologi yang rumit dan memakan biaya besar. Ide kami yaitu menggunakan sarana sederhana dimana semua orang pada saat ini pasti memilikinya. Kami sepakat menggunakan gadget handphone kami masing-masing. Kami menyadari bahwa karya kami ini masih jauh dari sempurna secara audio dan visual, hal ini dapat terlihat dan terdengar mulai dari suara bising hingga tampilan visual yang seadanya,” tutur Diana.

Namun lewat “After Hours” ini, dia ingin menyampaikan pesan tentang kebersamaan, optimisme, rasa syukur kepada Tuhan dan semangat untuk tetap berkarya dan kepedulian kepada sesama. Hal ini terlihat dengan adanya kolaborasi musisi dan penyanyi dari Indonesia, Amerika Serikat, Jepang dan India serta didukung oleh support greetings teman-teman dari 32 negara di Benua Asia, Afrika, Eropa, Amerika diantaranya Swedia, Belanda, Turki, Singapura, Rusia, Jerman, Italia, Inggris dan lain sebagainya yang merupakan bagian dari “After Hours” ini.

“Kami yang pada awalnya tidak saling mengenal, dipisahkan jarak juga waktu, berbeda negara dan juga budaya tapi kami yakin bahwa perbedaan-perbedaan kami disatukan dengan satu tujuan yaitu kebersamaan, keinginan untuk saling mendukung dan membantu satu sama lain hingga tercipta ‘After Hours’ ini,” ungkap Diana.

Menurut Jet Rig aka John Riger selaku pemimpin dalam proyek musik “After Hours” ini mengungkapkan:

“We are not only telling about music but we are here for the good spirit during this pandemic, we gathered together from various countries, across the borders. That is the good spirit. After Hours is also about trust. Everyone on this project had to trust each other even though we are all strangers from distant lands and cultures. Trust is essential for peace and in the spirit of Jazz, musicians exercise truth in their voice in order to exercise their trust and brotherhood. After Hours, our song is actually far less important than are these lessons in life. Was After Hours perfect? Nope! But perfection on After Hours was never the goal. Global gratitude is our message”.

Adapun musisi yang terlibat dalam proyek ini adalah Ajit Singh dari India yang memainkan alat musik tradisional India “Tabla”, Ferdian Ismanto (Indonesia) yang memainkan keybord sekaligus sebagai vokal dan koordinator vokal, Bill Parish dari Amerika Serikat (Alto Saxophone), Clint Thompson (Amerika Serikat;Drum), John Brown (Amerika Serikat;Bassis) Jet Rig (Amerika Serikat: Keyboard), Izumi dari Jepang (vokal), Andy Lee dan Ella dari Indonesia (vokal), Libbu Riger (Amerika Serikat; audio/mix engineer), serta Diana Soeriadji (produksi).

Selanjutnya, Diana menegaska, pihaknya akan terus menularkan energi positif ini kepada semua pihak. “Melalui internet, kita bisa banyak belajar, kita bisa saling berbagi hal positif, saling mendukung dan membantu,” ia menuturkan.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved