Trends

NCSR Gelar Asia Sustainability Reporting Rating 2019

Prof. Eko Ganis Ph.D (paling kiri); Prof Bambang Brodjonegoro, Ph.D, (6 dari kiri); dan Ali Darwin (8 dari kiri) bersama 9 perusahaaan penerima Platinum Rating ASSRAT ; PT Agincourt Resources, PT ANTAM Tbk, PT Indo Tambangraya Megah, Tbk., PT Perusahaan Gas Negara Tbk, Prime Bank Limited, PT Pupuk Indonesia (Persero). PT Pupuk Kalimantan Timur, Telekom Malaysia Berhad, PT Vale Indonesia Tbk

National Center for Sustainability Reporting (NCSR) bekerjasama dengan Ikatan Praktisi Berkelanjutan Bersertifikat (IPKB) kembali menyelenggarakan Konferensi Praktisi Keberlanjutan (SPC) dan penyerahan tropi Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2019 kepada perusahaan-perusahaan terbaik, yang telah berhasil mengomunikasikan kinerja keberlanjutan kepada pemangku kepentingan melalui laporan keberlanjutan, di Hotel Westin Nusa Dua Bali, Sabtu (22/11).

Bambang Brodjonegoro, Menteri Ristek/Kepala BRIN, berharap makin banyak perusahaaan yang peduli dengan masalah SDGs. “Tantangan ke depan bagaimana perusahaan harus inovatif agar bisa terus bersaing dan perusahaaan tidak boleh alergi terhadap temuan baru”

ASRRAT, menurut Menristek, merupakan satu-satunya wadah untuk melaporkan kinerja pembangunan berkelanjutan dan bisa menjadi kontrol karena report menunjukkan kondisi aktual sehingga perusahaan mau tidak mau dipaksa untuk memasukkan SDGs dalam kegiatan sehari-hari yang otomatis akan menjadi bahan report.

Eko Ganis, Ketua IPKB, pada pidato pembukaan dihadapan 200 peserta dari dalam dan luar negeri menyatakan, “Sampai dengan tahun 2017 kita menyebutnya sebagai Sustainability Reporting Awards, tetapi sejak tahun 2018 kita mengubah sistem ya dari award menjadi rating.”

Ali Darwin, Ketua NCSR, menambahkan, “Ini merupakan satu-satunya sistem pemeringkatan laporan keberlanjutan yang ada saat ini. Pesertanya bukan saja dari Indonesia, tetapi juga dari negara-negara lainnya di Asia, maka brand name yang dipakai adalah ‘Asia Sustainability Reporting Rating’, disingkat ASRRAT.”

ASRRAT tahun ini, menurut Ali, merupakan penghargaan tahun ke 15 yang dilakukan oleh NCSR untuk memberikan penilaian dan penghargaan kepada perusahaaan yang telah membuat laporan berkelanjutan dalam rangka mendukung Sustainable Development Goals.

Ali menambahkan, tahun ini ASSRAT diikuti 50 perusahaan/BUMN, di mana 41 di antaranya dari Indonesia, 2 Bangladesh, Malaysia 3 perusahaan, Singapore 2 perusahaan dan Filipina 2 perusahaan. Penilaian laporan dilakukan oleh 50 assessor, yang merupakan dosen dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki kompetensi sebagai assessor karena telah memiliki sertifikat spesialis laporan keberlanjutan yang dikeluarkan oleh NCSR.

Hasil penilaian, Eko Ganis menjelaskan, bergantung pada sebuah metodologi yang mengukur seberapa besar sebuah laporan menerapkan Global Reporting Initiative (GRI) Standard Guidelines dalam laporannya. GRI sendiri merupakan organisasi yang menyediakan kerangka kerja untuk pelaporan keberlanjutan yang dapat diadopsi oleh semua jenis organisasi di semua negara.

Ali berharap dengan sistem pemeringkatan ini, nantinya akan semakin banyak perusahaan yang tertarik untuk mengikuti ASRRAT. Perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap konsep dan praktik sustainability diharapkan juga semakin meningkat karena hasil rating tersebut bisa menjadi rujukan oleh instansi lain, misalnya oleh perbankan atau pemerintah, untuk melihat sejauh mana komitmen yang bersangkutan menerapkan sustainability dengan baik. Penerapan sustainability mereka tercermin dari laporan tersebut.

“Hasil rating ini dapat juga digunakan oleh Bank dalam menilai sampai sejauh mana risiko lingkungan dan risiko sosial suatu perusahaan harus diperhitungkan dalam pemberian kredit misalnya,” tambah Ali Darwin.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved