Trends

One Championsip Kompetisi Bisnis Secara Riil

Chairman dan CEO ONE Chatri Sityodtong di Singapur, keenam belas peserta semuanya berasa (Foto Doc. One Championship)

The Apprentice: One Championship Edition dijadwalkan mengudara pada bulan Maret ini. “The Apprentice” adalah salah satu waralaba televisi non-naskah terbesar dalam sejarah. Para penggemar menyukai acara ini karena tampilan adegan ruang rapat yang intens, kompetisi bisnis yang berapi-api, serta penggambaran akurat mengenai dunia kewirausahaan yang sangat keras.

Apa yang membedakan kali ini dari versi klasik? Adanya tambahan tantangan fisik, di mana 16 kandidat akan bersaing bersama dan melawan beberapa nama besar dalam seni bela diri. Menurut Chairman dan CEO One Chatri Sityodtong di Singapura, keenam belas peserta semuanya berasal dari latar belakang yang berbeda, tetapi juga semuanya bersaing untuk mendapatkan tawaran pekerjaan sebesar US$250.000 dan mendapat mentoring darinya.

“Adegan realitas yang intens dengan drama yang tinggi, biasanya dikejar dengan batasan waktu yang telah ditentukan. Semuanya dibuat stres karena jam terus berputar. Jelas, acara ini sangat penting untuk ditonton dan memang produser membutuhkan drama tersebut untuk membangkitkan cerita agar memikat dan melibatkan emosi penonton. Dan pastinya kebenaran yang ditampilkan sangat nyata di dalam acara ini.

“Kita semua bekerja dengan tenggat waktu yang berputar dalam kehidupan nyata, sehingga berbagai aspek benar-benar saling berhubungan. Saat para kandidat berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan tugas agar mencapai tujuan mereka, Anda dapat belajar bahwa waktu sangatlah penting dalam urusan bisnis yang berisiko tinggi,” ujar Chatri.

Ia mengungkap bahwa dunia bisnis tidak diragukan lagi kekejamannya. Siapa pun yang pernah bekerja di sebuah perusahaan pasti bisa membuktikan fakta atas kekejaman tersebut. Orang-orang selalu bersaing satu sama lain, berjuang untuk mencapai puncak, bahkan mengorbankan rekan kerja mereka.

Kandidat The Apprentice memiliki dasar keberanian dan juga sifat yang blak-blakan, dengan kepribadian yang sangat kuat dan dominan. Memberikan saran terkadang bisa dianggap sebagai kelemahan. Dengan campuran temperamen yang begitu beragam, konflik dijamin akan muncul.

The Apprentice juga mengajarkan kandidat bahwa hal-hal kecil memiliki pengaruh. Beberapa tugas, meskipun tampak kecil dan tidak penting, sebenarnya dibutuhkan untuk memastikan pekerjaan berjalan dengan lancar.

Selain itu juga mendorong kandidat harus bertanggung jawab atas kegagalannya, sama seperti merayakan kemenangan. Salah satu mantra terpenting yang sering diulangi oleh Chatri dalam karirnya adalah kegagalan merupakan salah satu guru terhebat dalam hidup. “Anda harus bertanggung jawab atas kegagalan Anda sendiri, karena itulah artinya menjadi seorang profesional,” tandasnya.

Terakhir, “The Apprentice: One Championship Edition” menekankan pentingnya komunikasi. Seringkali, ketika tim gagal dalam sebuah tantangan, dikarenakan adanya gangguan dalam komunikasi. Komunikasi yang buruk menyebabkan berbagai masalah muncul.

Menurut Chatri, di dunia nyata, tim sukses adalah tim yang berkomunikasi dengan baik satu sama lain. Perusahaan yang hebat mendorong orang untuk berkolaborasi dan bekerja sama, dan ini melibatkan komunikasi yang efektif dengan rekan kerja.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved