Trends

Onoiwa MX Catat Rekor MURI Kategori Poliherbal Pertama Uji Klinis Pasien Covid-19

Onoiwa MX Catat Rekor MURI Kategori Poliherbal Pertama Uji Klinis Pasien Covid-19
CEO Nucleus Farma Edward Basilianus siap mendukung dan berkontribusi sebagai produsen obat tradisional di dunia kesehatan (Foto: ist)

Onoiwa MX mencatat rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori poliherbal pertama yang melakukan uji klinis terhadap pasien Covid-19 dan dipublikasikan ke jurnal internasional. Hasil penelitian uji klinis itu terbit di European Journal of Molecular and Clinical Medicine pada Juli 2021 dan Teikyo Medical Journal Volume 44 Issue 4 pada Agustus 2021.

“Kami berharap inovasi produk PT Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma) tidak sampai saat ini saja, melainkan semakin terus berkembang dan diikuti oleh pelaku bisnis lain,” ujar Sri Widayati, Representatif MURI dalam keterangan resmi (22/10/2021). Dia mengklaim, penghargaan ini merupakan rekor pertama yang dikeluarkan MURI dalam kategori penemuan dan penelitian di bidang kesehatan.

Onoiwa MX merupakan poliherbal karena menggabungkan ekstrak channa striata (ikan gabus), curcuma xanthoriza (temulawak), dan moringa oleifera (daun kelor). Penelitian ini dilakukan oleh Guru Besar Bidang Farmakologi Bahan Alam dari Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Prof. Dr. apt. Syamsuddin, M.Biomed dan praktisi dokter ahli spesialis paru dr. Lusi Nursilawati Syamsi, Sp.P. Keduanya meneruskan penelitian untuk melihat potensi antiinflamasi dan antioksidan pada Onoiwa MX yang dapat berperan sebagai terapi adjuvant (yang membantu) untuk meningkatkan efektivitas pengobatan standar covid-19.

Teikyo Medical Journal merupakan jurnal medis terindeks scopus yang diterbitkan oleh Teikyo University School of Medicine sejak 1990. Jurnal tersebut menerima hasil penelitian medis termasuk kedokteran, farmasi, biokimia, psikologi, dan sejenisnya. Dalam penelitian Syamsuddin dan Lusi menemukan kombinasi pemberian ketiga ekstrak bahan alami yang banyak manfaat itu dapat melengkapi pengobatan Covid-19 sebagai terapi adjuvant, terutama untuk pasien dengan pneumonia ringan dan sedang.

Lusi menjelaskan subjek penelitian adalah pasien dengan konfirmasi PCR kemungkinan/positif dengan pneumonia Covid-19 sedang setelah memenuhi kriteria inklusi. “Sebanyak 48 subjek diperoleh dan dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan masing-masing 24 pasien. Tiga variabel dianalisis secara bivariat, yaitu LOS, mMRC, dan CRP,” ujarnya.

Merespons apresiasi MURI, CEO Nucleus Farma Edward Basilianus siap mendukung dan berkontribusi dalam perannya sebagai produsen obat tradisional di dunia kesehatan serta bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. “Khususnya dalam hal ini, kami mendorong produk unggulannya dilengkapi dengan hasil penelitian dan terpublikasi ilmiah,” tuturnya. Selain Edward, Nucleus Farma dipimpin dua BOD yakni Henryanto Komala dan Sucipto Kokadir.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved