Trends

Pahami Diri dengan Baik Agar Sukses di Dunia Komunikasi

Pahami Diri dengan Baik Agar Sukses di Dunia Komunikasi

Jurusan ilmu komunikasi pada era 90an bukanlah jurusan yang menjadi pilihan utama para lulusan SMA saat itu. Ronald Surapradja, Penyiar JakFM berpendapat begitu saat itu.

Hal ini disampaikannya dalam acara Seminar “Pitstop Session Series: Big Leap to Communications Word” yang diadakan DreyaCommunicatios hari ini (08/04/2017) di Wisma Indocement. Acara yang dipandu oleh Hendri Satrio, Partner DreyaCommunications dan menampilkan pembicara lain yaitu Wijaya Laksana Head of Corcom PT Pupuk Indonesia, Widya Saputra Presenter MetroTV dan Vivid F. Argarini Pakar Komunikasi dihadiri para mahasiwa dan lulusan baru komunikasi.

Ronald menceritakan tidak pernah dalam benaknya akan masuk dunia komunikasi. Ketika SMA ia memilih jurusan biologi SMA karena suka pelajaran menghafal dan bercita-cita menjadi dokter. “Ternyata saya buta warna partial, gagal masuk kedokteran. Pada UMPTN 1995 saya diterima di Fakultas Ilmu komunikasi Unpad,” ujarnya mengenang.

Selama kuliah ia kerja sebagai penyiar di RASE FM hanya dengan bayaran Rp 8000 untuk siaran 2 jam tiap hari. Itu bayaran tertinggi sebenarnya di Bandung. Padahal disaat yang sama ia juga menjabat program director radio tersebut.

Ia meyakini, setiap apapun yang dijalani dengan serius sambil terus belajar dan mengasah diri akan membuahkan hasil. “Saya selalu fokus memberikan yang terbaik pada setiap acara, saya sangat suka belajar apapun. Makanya materi yang sama selama setahun bisa dibawakan dengan sudut pandang berbeda tiap hari,” kara Ronald.

Dengan Radio JakFM ia sudah sejak 2008 hingga kini. Meski namanya sudah melambung ia senang sekali siaran di radio karena menurutnya disinilah kampusnya belajar banyak hal. Banyak belajar membawanya ke banyak kesempataj. Ia menyebut sebagai artis yang tidak bisa menyanyi bersama Tike Priantakusumah pada 2012 berhasil menyajikan pertunjukan bertajuk “5urapati Concerto” yang disaksikan 16 ribu penonton di JCC Jakarta.

Menurut Ronald, dari Rp 8000 honor pertama itu kini sudah ribuan kali lipat di 2017. Ronald berhasil membawa beberapa cara TV berjaya antaranya Barometer di Metrotv yang sempat mendapat penghargaan KPI. Namanya melambung saat bergabung dengan Extravaganza, lalu sekarang dia bagian dari acara Indonesia Lawak Klub.

“Kuncinya harus menjadi pembeda dengan yang lain,” ujarnya. Ia mengaku memposisikan diri sebagai “feeder” agar acara dimana ia terlibat menjadi kuat dan lebih hidup. Untuk itu dia menghafalkan semua skrip pemain lain. Ia menyadari tidak bisa melawan kelucuan pemain lain seperti Tora Sudiro atau Aming di Extravaganza. Dengan cara ini menurutnya membuatnya awet di pakai beberapa media dan genre.

Saat ini Ronald juga memiliki perusahaan terkait komunikasi dan hiburan yaitu Rooftopsun. Walau belum pernah menang, dari perusahaannya ini ia pernah masuk nominator scoring movie Piala Citra beberapa film yang digawangi musik dan audionya. Rooftopsun juga perusahaan label musik antaranya memproduseri Band Sore dan penyanyi khas Aimee Saras, dua pemusik berkualitas Indonesia saat ini.

Tulisan-tulisan ringan Ronald di kolom Celoteh rutin muncul di Harian Media Indonesia saban bulan Ramadhan. “Pendapatan tinggi saya dari off air dengan menjadi MC. Saya pernah menjadi MC di acara yang diadakan di MGM Las Vegas bahkan di Stadion Old Traford Inggris. Terakhir saya menjadi MC acara jumpa Presiden Jokowi dengan orang Indonesia yang ada di di Sydney Australia. Bahkan saya sudah diminta mengosongkan jadwal untuk acara yang sama di Hong Kong,” tuturnya.

“Kenali diri agar tahu arah akan dituju,” ujarnya memberikan tips. Dengan begitu kita akan tahu apa yang mau di jual dari diri. Lalu perkaya referensi dari bacaandan menonton acara bermutu. Ketiga, jaringan diperluas, gunakan media sosial sebesar-besarnya untuk kemajuan diri. “Proaktif, sebelum dunia berubah kita harus berubah dulu,” lanjutnya. Ia percaya pada pendapat Einstein bahwa Keberuntungan hanya 1 persen kontribusinya pada keberhasilan orang, yang dominan kerja keras. Ia mengaku termasuk pekerja keras, itulah yang membuatnya sukses sekarang. “Komunikasi seperti udara. Bagi penyiar kemampuan komunikasi penting agar tujuan infomasi tersampaikan dengan tepat,” imbuhnya.

Wijaya Laksana, pembicara lain menceritakan pertama kali bekerja di Radio Paramuda saat kuliah menjadi news writer. Ia bertanggung jawab mencari dan menulis berita olah raga dari internet untuk dibawakan oleh penyiar radio. Terakhir ia menempati news director di radio itu. Setelah lulus, ia menjadi music director dengan gaji Rp 800 ribu per bulan.

Karena ingin pendapatan lebih baik, ia pun bekerja lebih baik join di PT Pupuk Kaltim, pabrik pupuk terbesar di dunia di satu lokasi yang berlokasi di Bontang. “Pekerjaan saya less glamours dari pembicara lain, tapi ini sangat menarik,” ungkapnya. Waktu masuk perusahaan itu, dari 2500 karyawan hanya 2 lulusan komunikasi, tapi saat ini banyak. Dengan berbekal banyak kegiatan saat kuliah, antara lain, basket, band dan organisasi, ternyata sangat berguna saat bekerja. Ini menjadi self marketing dan self positioning baginya di perusahaan.

Wijaya kini menempati posisi sebagai Head of Corcom Pupuk Indonesia. Pupuk Indonesia adalah holding company perusahaan pupuk bumn di seluruh Indonesia, dibawahnya ada Pupuk Kaltim juga. “Karir dari bawah, saya mau lakukan apa saja waktu di awal mulai dari penulis berita dan fotografer dengan mengejar foto pembalak liar kala itu membawanya ke puncak karir saat ini,” kata Wijaya.

Widya Saputra, news anchor MetroTV merasakan kekuatan komunikasi dalam dia membangun karir sebagai wartawan. “Wartawan mungkin secara materi kurang, tapi punya kekayaan jaringan yang kuat,” kata wanita kelahiran 1985. Ia berpandangan, kekayaan jaringan itu dilihat dari pengalaman beberapa seniornya yang kemudian hari keluar dari MeteoTV bisa dijadikan bagian membangun karir atau bisnisnya. Dan untuk membangun jaringan yang bagus, menurutnya harus memiliki kemampuan komunikasi yang bagus dengan para sumber berita itu. “Kami memiliki jalur langsung ke level menteri atau petinggi perusahaan dari profesi ini,” ia menambahkan.

Dalam membangun karier, dikatakan lulusan Komunikasi Unpad, penting bagi penyiar memiliki khasanah bacaan yang luas. Banyak membaca merupakan bekal utama sebagai presenter TV. “Ketika di hadapan kamera, kekuatannya adalah menjadikan bicara di depan kamera seperti dia bicara dengan teman untuk menghilangkan grogi,” dia menegaskan.

Vivid R. Argarini, Pakar dan Dosen Komunikasi, pembicara terakhir yang juga pernah membesarkan majalah remaja Aneka Yes!. berpendapat komunikasi yang bagus merupakan bagian penting dalam tiap industri saat ini. Di tengah perkembangan media digital yang sangat pesat, media ini dikatakannya bisa dijadikan alat untuk mengkomunikasikan diri ke luar dengan lebih luas. Untuk itu, dalam komunikasi harus memahami audiens-nya, konten dan kemasannya harus disesuaikan dengan targetnya. Lalu tali ketat komunikasi itu dengan aktivasi. Di jaman digital, Google bisa jadi resume diri kita, karena orang bisa mencari bagaimana diri kita melakui search engine itu. “Kita harus bisa menjual diri kita dengan bertanggung jawab, jadi pahami dirimu,” tutur Vivid.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved