Management Trends zkumparan

Pameran APKASI Incar Investasi Lampaui Rp2,5 Triliun

Pameran APKASI Incar Investasi Lampaui Rp2,5 Triliun
Selain menargetkan investasi yang besar, pameran ini pun mendorong terjadinya inovasi yang signifikan dari setiap daerah disertai dengan pemanfaatan teknologi digital.

APKASI Otonomi Expo 2019 dibuka sejak 3 Juli dan akan berakhir hingga 5 Juli mendatang. Gelaran tahun ini diselenggarakan sebagai ajang untuk memberikan inspirasi dan promosi komoditi unggulan daerah sekaligus menawarkan peluang investasi yang dibutuhkan oleh para investor.

Mardani H. Maming, Ketua Umum APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia), menuturkan, tahun ini APKASI menghadirkan sekitar 377 stan pameran. Bahkan beberapa daerah di antaranya sudah aktif melakukan ekspor ke wilayah Eropa dan Asia, di antaranya daerah Bali dan Yogyakarta.

Tahun 2018, total investasi ke daerah dari penyelenggaraan pameran ini mencapai Rp2,5 triliun dan Mardai menargetkan investasi dari pameran tahun ini bisa melampaui capaian di tahun sebelumnya. Sejauh ini, jenis produk unggulannya adalah kain khas daerah. Di sektor makanan pun ada biji kopi yang sudah mengalami banyak kemajuan, terutama dari daerah Sumatera.

Pihaknya pun ingin mendorong UMKM dari daerah dengan penggunaan e-commerce dan media sosial sebagai sarana pemasarannya. Yang juga ditargetkan setiap produk mereka mulai bisa masuk ke supermarket dengan mencontoh standar kemasan dari UMKM dari daerah lainnya yang sudah bagus.

Pada 2019 ini, APKASI mengusung tema “Kemitraan Bisnis untuk Peningkatan Ekonomi Lokal Berkelanjutan”. Dengan tema ini, Madami berharap agar pameran ini nantinya bisa memberikan dampak positif bagi percepatan pertumbuhan ekonomi dan terbukanya lapangan pekerjaan di setiap daerahnya masing-masing.

Di sela pidatonya pun, Mardai menyampaikan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Apkasi sembari menyampaikan pesan kepada pemerintah pusat. “Ada satu PR yang belum terlaksana hingga saat ini, yakni permintaan tentang peningkatan kesejahteraan tunjangan kepala daerah yang sudah 10 tahun belum ada kenaikannya. Kami berharap, di era pemerintahan saat ini bisa merealisasikan hal tersebut,” ujarnya berpesan.

Selain itu, di kesempatan yang sama, Wiranto selaku Menkopolhukam, menyampaikan pesan dari Presiden Joko Widodo yang tidak sempat hadir ke pameran ini. Ia manyampaikan bahwa latar belakang otonomi daerah minimal ada dua, kebijakan pelayanan dan pembangunan agar dapat sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. Lalu, agar masing-masing daerah berlomba untuk kebaikan dan mendorong inovasi.

“Harus terjadi kompetisi inovasi daerah dengan persaingan yang sehat. Pada saat yang sama pun harus memperkuat kerja sama antar daerah. Saat ini dunia berubah sangat cepat karena didorong oleh kemajuan teknologi. Revolusi industri telah membawa perubahan besar, hampir disemua sisi kehidupan, termasuk dalam pemerintahan,” imbuh Wiranto.

Ia pun menyebutkan bahwa teknologi robotik, artificial intelligence, dan kekuatan komputasi pun sangat mempengaruhi kehidupan manusia saat ini. “Presiden berharap, agar karya yang inovatif dengan memanfaatkan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi bisa sebagai sarana pendorong pertumbuhan di setiap daerah untuk bisa berkembang ke level nasional hingga internasional,” tegas Wiranto.

Di saat pameran berlangsung pun, Majalah SWA melakukan wawancara singkat bersama Walikota Karangasem Bali, I Gusti Ayu Mas Sumatri. Ia menyebutkan bahwa sektor unggulan di daerahnya saat ini adalah pertanian dan peternakan.

“Kami memiliki peternakan sapi terbaik di Indonesia dengan populasi sapi mencapai 127 ribu ekor, yang ditargetkan tahun ini mencapai 150 ribu ekor. Selain pertanian dan peternakan, kami juga sedang mengembangkan desa wisata,” papar Ayu.

Untuk sektor UMKM, ia pun sedang melakukan proses pengembangan 78 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang juga bekerja sama dengan pihak universitas untuk membina BUMDes tersebut, terutama dari segi pengemasan dan pengelolaan administrasi bisnisnya.

“Kami ingin mengolaborasikan BUMDes dengan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk mewujudkan Desapreneur, yakni dengan mendorong pengusaha-pengusaha muda di desa untuk mewujudkan pariwisata spiritual berbasis desa,” terang Ayu.

Ayu berharap agar pameran ini bisa memiliki target khusus dan semua pihak mulai berinovasi. “Setelah pameran ini selesai, saya berharap agar semua daerah bisa berinovasi sesuai dengan karakter daerahnya masing-masing. Sehingga pameran ini tidak berlalu begitu saja dan terkesan menghabiskan anggaran saja. Jadi, baik Walikota, Gubernur, Bupati, dan jajaran pemerintah daerah yang ikut, bisa menjadikan pameran ini ukuran untuk memajukan daerah masing-masing,” Ayu menegaskan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved