Marketing Trends

Pameran Buku Big Bad Wolf Targetkan Penjualan Naik 70%

Pameran Buku Big Bad Wolf Targetkan Penjualan Naik 70%

PT Jaya Ritelindo Indonesia (JRI), penyelenggara pameran buku Big Bad Wolf, memproyeksikan nilai transaksi penjualan buku di Big Bad Wolf 2017 naik sebesar 70% dibandingkan nilai transaksi di tahun lalu. JRI menyediakan buku sebanyak 5 juta eksemplar, atau naik 150% dibandingkan tahun lalu sebanyak 2 juta eksemplar. “Kami berharap nilai transaksi penjualan di pameran tahun ini naik 70%. Animo masyarakat ke Big Bad Wolf sangat tinggi, makanya kami menambah jumlah buku sebanyak 5 juta eksemplar,” ujar Uli Silalahi, Presiden Direktur JRI di Jakarta, Rabu (12/4/2017).

JRI juga menargetkan jumlah pengunjung Big Bad Wolf di tahun ini naik menjadi 700 ribu orang dari 250 ribu orang di 2016. JRI menyelenggarakan Big Bad Wolf pada 12 April hingga 2 Mei 2017 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, Banten. Pameran ini dibuka selama 24 jam. Acara ini digelar pertamakalinya di tahun lalu. “Tahun 2016, kami tidak menyangka pengunjung bisa mencapai 250 ribu orang. Padahal target kami 100 ribu pengunjung,” ucap Uli. Ketika itu, JRI keteteran lantaran pengunjung membanjiri ruang pameran buku. Tak heran, pengunjung berdesak-desakkan dan antrian di kasir mengular cukup panjang sehingga menyita waktu.

Uli Silalahi, Presiden Direktut PT Jaya Ritel Indonesia (kiri) dan Andrew Yap, Direktur Pelaksana Big Bad Wolf Malaysia di Jakarta, Rabu, 12/4/2017. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Pengunjung harus mengantri selama 3-4 jam untuk membayar di kasir. Saat itu jumlah kasir tersedia 37 unit. “Kalau tahun ini, kami tambah sebanyak 60 kasir agar pembayaran semakin mudah dan cepat,” tukasnya. Manajemen JRI melakukan berbagai pembenahan guna memanjakan pengunjung di pameran buku terbesar di Asia Tenggara ini. Uli menyebutkan pihaknya juga meningkatkan sistem keamanan. Pengunjung nantinya akan diperiksa oleh petugas keamanan.

Pembenahan sistem keamanan ini mengacu pada kejadian yang tidak mengenakkan di tahun lalu. “Banyak buku yang rusak atau bagian yang diambil, jadi tahun ini kami akan memeriksa arus keluar-masuk pengunjung,” terangnya. Manajemen juga menambah ruang pameran menjadi 4 ruangan dari sebelumnya 1 ruang (hall). Sebagian besar, buku-buku yang dijual di pameran ini merupakan buku impor. “Sedangkan buku berbahasa Indonesia tersedia 1 juta eksemplar,” kata Uli. Penyelenggara memberikan potongan harga 60-80% untuk semua jenis buku. Rata-rata harga buku impor yang diberi potongan harga itu sekitar Rp 50 ribu hingga Rp 250 ribu per eksemplar

Mizan, penerbit buku lokal, turut berpartisipasi di ajang ini. Mizan menyediakan buku sebanyak 1 juta eksemplar. Jika digabung dengan jumlah buku yang disediakan JRI, maka jumlah total buku yang dijual di pameran buku ini sebanyak 6 juta eksemplar. Lebih lanjut, Uli menyebutkan buku anak-anak, hobi, dan sastra merupakan buku-buku yang digemari konsumen sepanjang pameran Big Bad Wolf di tahun lalu. Dia memperkirakan tren itu masih akan terjadi di tahun ini. Big Bad Wolf diselenggarakan di berbagai negara di Asia Tenggara. Pameran ini pada 2009 digelar pertamakalinya di Kuala Lumpur, Malaysia.

JRI akan membuka Big Bad Wolf pada 21 April yang bertepatan dengan Hari Kartini. Manajemen JRI akan melakukan kegiatan sosial dengan menyumbangkan buku yang bekerjasama dengan Yayasan Ennie Ebu Gobel dan Kongres Wanita Indonesia. Program itu diberi tajuk Red Readerhood. “Kami akan menyumbangkan sebanyak-banyaknya buku ke perpustakaan di berbagai daerah pelosok di Indonesia, seperti yang kami lakukan di tahun lalu,” jelasnya. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved