Marketing Trends zkumparan

Pameran Indo Intertex – Inatex 2018 Menuju Industri 4.0

Pameran industri tekstil dan produk tekstil (ITPT) terintegrasi bertaraf international yakni Indo Intertex-Inatex di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, resmi dibuka hari ini, Rabu (4/4/2018).

Pameran selama empat hari itu dibuka pada hari ini 4 April hingga Sabtu, 7 April 2018. Pameran Indo Intertex menghadirkan permesinan dan peralatan. Sedangkan Inatex menghadirkan bahan baku serat, benang, kain, pakaian jadi, aksesoris, dan pakaian jadi.

Pameran tahun 2018 ini mengusung tema “Percepatan Pertumbuhan Investasi”. Selain itu, dilengkapi dengan pameran Indo Textprint yang khusus menampilkan mesin-mesin cetak tekstil seperti digital textile printing machinery. Dan Indo Dyechem, yang khusus menampilkan peralatan proses pewarnaan, finishing, kimia tekstil dan bahan-bahan pewarna tekstil.

Paul Kingsen, Project Director Peraga Expo selaku penyelenggara pameran mengatakan, pameran yang telah berlangsung sejak 16 tahun yang lalu ini menjadi sarana bagi para stakeholder ITPT untuk berinteraksi dan berbagi informasi mengenai perkembangan teknologi maupun bisnis ITPT. Serta mengkaji peluang berinvestasi dan kerja sama. Optimisme pertumbuhan ITPT menjadi pendorong untama diselenggarakannya pameran bertaraf international ini.

Dengan populasi penduduk Indonesia yang lebih dari 250 juta jiwa, industri tekstil dan garmen saat ini menjadi industri strategis bagi perekonomian Indonesia. Sektor manufaktur terbesar ketiga di Indonesia dan menjadi salah satu sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja.

Tahun 2017, ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia mencapai US$12,4 miliar, melebihi target dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) sebesar US$11,8 miliar. Pemerintah sendiri bahkan menargetkan pertumbuhan ekspor di 2019 tumbuh menjadi US$15 miliar. Permintaan tekstil yang tinggi di Asia Tenggara dan Timur Tengah menjadi faktor yang menentukan untuk mencapai target tersebut.

Peningkatan daya saing global dalam industri garmen dan tekstil menyiratkan bahwa perusahaan lokal harus meningkatkan mesin yang sudah ada dan mengganti dengan mesin baru guna memotong biaya dan meningkatkan hasil produksi. Digitalisasi juga mulai banyak diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Berkaitan dengan hal itu, digitalisasi dan networking membentuk tren masa depan sehingga para pelaku industri 4.0 merasakan pentingnya mengintegrasikan teknologi di dalam bisnis mereka.

Indo Intertex menurut Paul, memainkan peran penting sebagai platform yang kredibel untuk melakukan transformasi industri tekstil dan garmen lokal dengan memperkenalkan teknologi baru di dunia, mesin dan aksesoris industri yang dipamerkan memungkinkan perusahaan untuk melakukan transisi lebih cepat ke industri 4.0 dengan mudah.

Indo Intertex – Inatex 2018 menempati area seluas 32 ribu meterpersegi meliputi 10 hall yakni Hall A-123, B-123, C-123, D-1 dan penggunaan tenda besar 2.000 mete-persegi. Sebanyak 900 perusahaan dari 23 negara ikut ambil bagian antara lain Indonesia, Austria, Belgia, Perancis, Jerman, Hong Kong, India, Italia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Belanda, Cina, Singapura, Spanyol, Swiss, Taiwan, Thailand, Turki, Vietnam, Republik Ceko, dan Pakistan.

PeragaExpo menargetkan pameran akan dikunjungi sebanyak 15 ribu pengusaha dan profesional. Bagi pengunjung dari Bandung, panitia menyediakan shuttle-bus gratis dengan rute Bandung-JIExpo Kemayoran (pp).

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved