Trends

Pelabuhan Benoa Jadi Kawasan Marine Tourism Hub dan Ruang Terbuka Hijau

(ki-ka) : Gubernur Bali Wayan Koster, Deputi Infrastruktur Kemenko Maritim Ridwan Djamaluddin dan Dirut Pelindo III Doso Agung

Akhirnya, PT Pelindo III dalam menyelesaikan desain baru Pelabuhan Benoa dipastikan membatalkan pembangunan akomodasi pariwisata dan menyiapkan lahan untuk hutan kota. Lebih dari setengah lahan reklamasi akan dijadikan paru-paru kota, sementara sisanya akan digunakan untuk fasilitas perikanan dan penyediaan energi. Desain baru ini juga memberi ruang untuk pelaksanaan kegiatan desa adat dan peluang pemerataan ekonomi di luar kawasan pelabuhan atau ekonomi inklusif.

Demikian yang diungkapkan Gubernur Bali Wayan Koster, Deputi Infrastruktur Kemenko Maritim Ridwan Djamaluddin dan Dirut Pelindo III Doso Agung, dalam konfrensi pers di rumah jabatan Gubernur Bali Jaya Sabha, Denpasar, Sabtu (2/11/2019).

Menurut Koster, dari beberapa kali rangkaian rapat, hasil finalnya sudah menampilkan desain pemanfaatan Dumping I dan Dumping II serta areal bekas restoran Akame, sudah didesain menjadi pemanfaatan yang lebih ramah lingkungan.

Luas areal Dumping I yang mencapai 25 hektar, 13 hektar (51%) di antaranya dimanfaatkan untuk hutan kota dan 12 hektare (49%) lainnya untuk fasilitas perikanan seperti ‘cold storage’ yang bisa memenuhi kebutuhan kapal cruise serta permintaan ekspor.

Sedangkan areal Dumping II seluas 45 hektar, 23 hektar (51%) digunakan untuk hutan kota dan sisanya 22 hektar (49%) untuk fasilitas curah cair, yakni terminal BBM, gas dan avtur agar Indonesia bisa mengisi bahan bakar cruise yang selama ini dilakukan di Singapura.

Terminal gas ini kaitannya dengan Bali energi bersih. Semua menggunakan energi terbarukan, sehingga di situ akan dibuat terminal gas untuk mensuplai ke PLN”, ungkap Koster.

Desain Pelabuhan Benoa yang baru juga membatalkan rencana pembangunan semua akomodasi pariwisata di kawasan tersebut. Sejumlah fasilitas seperti restoran, water sport dan helipad yang sekarang masih beroperasi, akan dihentikan kerja samanya mulai akhir tahun 2020 dan akan dikembalkan menjadi hutan kota.

Tujuan besar dari pembangunan Pelabuhan Benoa, menurut Deputi Infrastruktur Kemenko Maritim Ridwan Djamaluddin, adalah membangun Indonesia melalui Bali. Dengan bersandarnya kapal cruise besar di Pelabuhan Benoa, akan memberikan dampak ekonomi yang besar pula kepada Bali.

“Dengan target 10 Bali baru, Bali yang asli justru bergerak lebih cepat daripada yang lain. Mudah-mudahan masyarakat Bali menyambut baik. Kita membangun komunitas di luar. Semula semuanya akan dibangun di dalam, sekarang akan ditarik keluar,” kata Ridwan.

Menurut Dirut Pelindo III Doso Agung, dengan pengembangan dermaga, sudah 78 cruise yang menyatakan merencanakan berlabuh di Pelabuhan Benoa di tahun 2020. Dengan perluasan dermaga nantinya, Pelabuhan Benoa bisa disandari kapal cruise berkapasitas 4.000 orang.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved