Management Trends

Pelajar SMA Ini Berbisnis Online Shop dengan Omzet Rp 1 Miliar

Pelajar SMA Ini Berbisnis Online Shop dengan Omzet Rp 1 Miliar

Pepatah bilang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Hal ini seperti yang dialami oleh pelajar kelas 1 SMA bernama Muhammad Suraz Harfansyah. Lahir dari orang tua yang berdagang di pasar, Suraz pun berhasil mengembangkan bisnis online shop sendiri dengan darah kewirausahaan yang mengalir dari orangtuanya.

Tak main-main, Suraz mendirikan usaha supplier fashion muslim, baby and kids shop, kosmetik dan obat-obatan di bawah bendera Liiy Corp. Tak banyak yang menyangka pelajar kelas 1 SMA Depok, Jawa Barat itu bisa survive berbisnis hanya berbekal digital marketing dan penggunaan platform yang tepat.

“Saya mulai jadi distributor sarung Wadimor langsung dari pabriknya. Kemudian yang lainnya seperti baju koko, peci dan lainnya. Kemudian, saya menambah produk baru yaitu baby & kids shop serta kosmetik dan obat-obatan dengan omzet penjualan hampir Rp 1 miliar dengan penghasilan bersih di kisaran Rp 250 juta,” ungkapnya.

Pemuda 16 tahun itu bercerita usaha yang dibangunnya tidak mengandalkan bantuan orang tua sebab keluarganya bukan dari kalangan berada. Apalagi pada saat pandemi toko orangtuanya dipaksa tutup, sehingga tidak punya penghasilan sama sekali.

Untunglah sejak usia 13 tahun dia mulai iseng menjual produk-produk dagangan orangtuanya di e-commerce. Suraz bilang saat ini dia menjual produknya di Shopee, Lazada dan Tokopedia yang awalnya sebagai dropshiper tanpa modal hingga sekarang menjadi distributor dan memiliki toko online Liiystore.

Usahanya tidak hanya bisa menyambung hidup keluarganya selagi pandemi, tetapi juga memberikan uang lebih baginya untuk ditabung. Usahanya pun kian besar sehingga dia saat ini mempekerjakan 8 orang untuk membantu usahanya tersebut.

“Alhamdullilah bisnis kami terus berkembang selama pandemi ini karena tidak terpengaruh PPKM sama sekali dan justru ini tindakan positif karena mengurangi kontak langsung antara penjual dan pembeli,” lanjutnya.

Karena bisnisnya berbasis digital marketing maka targetnya menjadi luas. Suraz saat ini tidak hanya menyasar pasar domestic, tetapi pasar global. Menurutnya, marjin keuntungan yang diterima dari pelanggan luar negeri cukup bagus, kendati prosesnya ekspor juga tidak mudah.

“Saya juga sudah melakukan penjualan ke beberapa negara-negara di Asia Tenggara lewat program ekspor di Shopee. Saya memulai usaha saat berumur 13 tahun pada dua tahun lalu dan memulai ekspor saat tahun 2020 ke beberapa negara,” tambahnya.

Kendati sebagai pelajar, Suraz pun aktif terus mengawasi semua order dan purchase via gawai. Pasalnya dia sempat kecolongan duit Rp 20 juta yang membuatnya kelimpungan untuk mencari pinjaman modal menutup kerugian tersebut. Namun, dia tidak patah semangat. Dia menawarkan jasa distribusi ke pabrik-pabrik dan mau memasok produknya. Bahkan ada yang bersedia dengan sistem konsinyasi senilai puluhan juta, Di situlah kemudian usahanya terus berkembang.

Modal menjalankan usaha ini diakui Suraz tidak banyak. “Saya mendirikan usaha dengan modal printer bekas seharga Rp 400 ribu dan laptop rusak, sehingga saya beli keyboard eksternal seharga Rp 20 ribu. Selebihnya hanya kemampuan melobi dan dibantu digital marketing lewat platform e-commerce,” tuturnya.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved