Trends Economic Issues

Pemimpin Dunia Didorong Investasi ke Alam sebagai Upaya Pemulihan Ekonomi

Hutan hujan Indonesia menyimpan keanekaragaman hayati (foto : Rainforest Action Network)

Kelompok yang terdiri dari para mantan kepala negara, menteri luar negeri dan diplomat dari empat benua meluncurkan Campaign for Nature pada 17 Juni. Indonesia diwakili oleh mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim yang menjadi anggota Global Steering Committee. Komite dipimpin oleh mantan Senator Amerika Serikat dan mantan Utusan Khusus untuk Great Lakes Region of Afrika Russ Feingold.

Tujuan utama Campaign for Nature adalah menyerukan para pemerintahan di seluruh dunia agar mendukung tujuan global baru untuk melindungi paling sedikitnya 30 persen dari tanah dan lautan dunia pada 2030. Ini sebagaimana telah dinyatakan para ilmuwan sebagai jumlah minimal yang diperlukan untuk mencegah hilangnya keragaman hayati global.

Dalam pernyataan bersama yang menandai peluncurannya, Global Steering Committee mendorong para pemimpin dunia untuk berinvestasi ke alam sebagai elemen inti dari rencana pemulihan ekonomi. Mereka berargumen bahwa keuntungan-keuntungan dari wilayah-wilayah yang dilindungi sering tidak diperhatikan, sehingga wilayah-wilayah tersebut layak mendapatkan dukungan stimulus.

Di antara keuntungan-keuntungan tersebut adalah wilayah-wilayah yang dilindungi dapat mengurangi kemiskinan, menyediakan habitat utama satwa liar, menghasilkan lapangan pekerjaan, melawan perubahan iklim, dan melindungi dari pandemi di masa depan.

Pernyataan mereka didasarkan pada temuan-temuan sebuah laporan baru yang diluncurkan juga pada 17 Juni oleh Campaign for Nature, yaitu “A Key Sector Forgotten in the Stimulus Debate: The Nature-Based Economy”. Laporan tersebut memaparkan alasan-alasan mengapa para pemerintah harus mengalokasikan dukungan stimulus pada wilayah-wilayah yang dilindungi dan komunitas-komunitas masyarakat yang menjaga dan bergantung pada wilayah-wilayah itu.

Russ Feingold, mantan Senator Amerika Serikat dan mantan Utusan Khusus untuk Great Lakes Region of Africa, mengatakan, konservasi alam harus menjadi elemen inti dari semua rencana pemulihan dan stimulus. Dengan lebih melindungi alam, pemerintah-pemerintah di dunia bisa secara bersamaan menciptakan lapangan pekerjaan, menghindari akibat jangka panjang terkait perubahan iklim dan hilangnya keragaman hayati, dan membuat pertahanan terhadap pandemi-pandemi di masa depan.

Mary Robinson, mantan Presiden Irlandia, menambahkan, kita tidak akan bisa mencapai target Perjanjian Paris tanpa sepenuhnya menerima solusi-solusi berbasis lingkungan dan melindungi paling tidak 30 persen dari tanah dan lautan dunia pada 2030.

Di seluruh dunia, terutama Afrika, masyarakat-masyarakat lokal di sekitar wilayah dilindungi sedang menderita dan membutuhkan bantuan. Berbagai lapangan pekerjaan telah hilang, dan penghasilan-penghasilan yang sebelumnya digunakan untuk mendukung berbagai layanan seperti layanan kesehatan dan pendidikan menjadi semakin surut. Sudah jelas bahwa bumi sedang sakit dan kita semua merasakan sakitnya. Pemerintah-pemerintah seluruh dunia seharusnya sekarang bertindak mendukung wilayah-wilayah dilindungi dan masyarakat-masyarakat lokal di sekitarnya, untuk kepentingan kita bersama.”

Anggota Kongres Deb Haaland menjelaskan, tarrget melindungi 30 persen dari tanah dan lautan dunia harus berlaku juga bagi Amerika Serikat. Melindungi lebih banyak tanah dan air di negara kami akan menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan akses terhadap alam bagi kelompok masyarakat yang kekurangan, melindungi tanah-tanah adat, dan melindungi kawasan-kawasan alami yang spektakuler dan mencerminkan karakter dan budaya Amerika Serikat yang beragam.

Zakri Abdul Hamid, mantan Penasehat Sains Perdana Menteri Malaysia, mengungkapkan, Malaysia adalah rumah bagi sebagian dari keragaman hayati dunia yang paling spektakuler. Pemerintah kami harus mengikuti target melindungi 30 persen dari tanah dan lautan dunia, dan menjadi contoh yang menunjukkan bagaimana berinvestasi pada alam bisa mencegah pandemi-pandemi masa depan dan menciptakan masyarakat yang lebih sehat.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved