Trends

Penting Meningkatkan Ekspor Mebel di Indonesia

Pameran International Furniture Manufacturing Components (IFMAC) di Kemayoran Jakarta

Kinerja ekspor industri furnitur Indonesia dalam tiga tahun terakhir meningkat. Pada 2016 tercatat US$1,60 miliar (2016), US$1.63 miliar (2017), dan US$1.69 miliar (2018).

Dirjen Industri Argo Kementerian Perindustrian, Abdul Rochim, mengatakan inovasi dan desain pada industri furnitur dan kerajinan sangat menentukan nilai tambah yang range-nya sangat lebar mulai dari puluhan hingga ribuan persen.

“Kementerian Perindustrian terus mendorong dilakukannya R&D untuk menciptakan inovasi-inovasi baru. Terkait dengan hal ini, Kementerian Perindustrian telah mengusulkan adanya insentif Super Deduction Tax, untuk mendorong R&D sebesar 300% dari investasinya, sedangkan untuk Pendidikan vokasi sebesar 200%, dan alhamdulillah saat ini sudah keluar Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 2019 tentang hal tersebut,” jelasnya di Pameran International Furniture Manufacturing Components (IFMAC) Jakarta.

Saat ini, pengekspor furnitur utama dunia adalah negara Cina, diikuti oleh Jerman, Italia, Polandia, USA, Mexico, dan Vietnam. Indonesia berada diperingkat 21 dunia. Pasar furniture dunia diprediksi masih akan terus meningkat, yaitu sekitar 3% sampai tahun 2020. Asia Pasifik, diikuti oleh Amerika Utara, Timur Tengah dan Afrika merupakan Kawasan yang pasar furniturnya tumbuh pesat.

Tentu saja hal ini menjadi kesempatan bagi pelaku industri furnitur di Indonesia untuk lebih keras berusaha meningkatkan ekspor. Selain itu, trade warantara Tiongkok dan USA juga merupakan peluang bagi 3 Indonesia untuk mengambil pasar furniture di USA yang ditinggalkan Tiongkok. Berdasarkan data tahun 2018, pangsa pasar furniture China di USA sebesar US$26,3 miliar (48,08%).

Diharapkan melalui ajang IFMAC, yang mempertemukan para pemimpin industri dunia yang ingin berinvestasi mengembangkan pasar Indonesia dengan perusahaan-perusahaan Indonesia yang ingin melakukan transformasi dalam hal proses, sistem operasional dapat tercapai sehingga bisa meraih kinerja produksi yang lebih baik. IFMAC menjadi momentum yang tepat untuk melakukan alih teknologi, memungkinkan produsen mebel UKM untuk membangun kekuatan operasional mereka dan meningkatkan output dengan mesin modern dan solusi yang inovatif.

IFMAC yang menghadirkan teknologi-teknologi yang dibutuhkan bagi industri produksi furnitur Indonesia diharapkan dapat mendorong kinerja dan kualitas produksi furnitur di Indonesia sehingga bisa bersaing di kancah global.

Diselenggarakan oleh PT Wahana Kemalaniaga Makmur (WAKENI), tahun ini menandai awal kerja sama dengan Deutsche Messe yang merupakan penyelenggara Ligna, pameran permesinan dan kayu terbesar di dunia. Minat tinggi terhadap pameran ini ditandai dengan ruang pameran yang terjual habis diisi oleh 286 perusahaan dari 23 negara.

Pameran IFMAC ke-8 tahun ini digelar mulai yang baru berakhir pada 12 Oktober 2019 lalu di Jakarta International Expo, Kemayoran, dengan target pengunjung mencapai 15.000 pebisnis dari dalam dan luar negeri.

Perusahaan-perusahaan ternama yang hadir di IFMAC 2019 antara lain Alpha Utama Mandiri, Felder Group, American Hardwood (AHEC), dan Maju Adil Sejahtera yang rutin berpatisipasi sejak IFMAC pertama kali digelar pada tahun 2012. .

Secara keseluruhan, IFMAC 2019 mencatat peningkatan peserta sebanyak 70% perusahaan dari luar negeri dan 30% peserta dalam negeri yang terdiri dari distributor besar dalam negeri dan pemasok mesin dan solusi ternama di masing-masing negara tersebut di industri mebel.

Rini Sumardi, Direktur WAKENI, mengatakan IFMAC adalah platform yang diakui oleh para pemain industri mebel dan kayu untuk bertemu dan diperhitungkan di pasar Indonesia. “Partisipasi dari perusahaan-perusahaan raksasa dan pencipta teknologi yang tepercaya dalam industri mebel membuktikan bahwa IFMAC adalah magnet yang menarik perhatian para pemain industri global ke Indonesia dan mengkonkretkan posisi Indonesia sebagai pasar utama bagi industri ini,” ujarnya.

Christian Pfeiffer, Global Director Ligna & Woodworking Shows Deutsche Messe AG mengatakan ajang ini juga bisa menjadi marketplaceyang membawa industri ini mencapai target pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari sepuluh ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved