Listed Articles Marketing Trends

Pentingnya Jaga Daya Tahan Tubuh Saat Puasa Ramadan

Curcuma Plus salah satu produk Soho untuk tingkatkan daya tahan tubuh

Belum ditemukannya vaksin COVID-19, memaksa kita harus terus menjaga daya tahan tubuh agar tidak terpapar virus ini. Kita harus waspada pada gelombang kedua penyebaran COVID-19, yang disebarkan para pekerja dari luar negeri dan pemudik jelang Idul Fitri ini.

Dokter Spesialis Paru Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) melihat adanya tren pasien Corona tetap naik, walau penambahannya dari hari ke hari terlihat fluktuatif. Prediksinya bulan Mei ini merupakan puncak Covid-19. “Kita lihat dulu saja, apakah ada penurunan atau tidak. Kalau lihat grafik, sekarang masih naik terus. Walaupun di Jakarta sudah mulai flat, tapi daerah lain masih ada terus. Jadi, kalau diakumulasikan, total tetap naik,” kata Dr. Erlina.

Oleh karena itu, kita perlu tetap waspada, terlebih pandemi ini berbarengan juga dengan masuknya bulan Ramadan, umat muslim menjalankan ibadah puasa. “Pada saat puasa di masa covid-19, orang tetap harus waspada terhadap penularan penyakit, sehingga dari segi ibadah, sekarang juga dibatasi. Jadi, kita memang harus lebih meningkatkan lagi daya tahan tubuh,” kata Dr. Erlina.

Walaupun ia juga menegaskan bahwa puasa tidak terlalu berefek pada ketahanan tubuh atau sistem imun karena, orang tetap makan dan minum. Perbedaannya adalah pada waktu makan dan minumnya. Dalam bulan puasa orang tidak bisa makan sepanjang waktu, namun hanya bisa makan di malam hari, sejak saat buka puasa sampai dengan saat sahur.

Oleh karena itu, upaya pencegahan pada masa covid-19 termasuk di bulan Ramadan ini sampai post pandemi tidak berbeda, yaitu antara lain, dengan social distancing, phisical distancing, pakai masker, cuci tangan, kemudian hidup bersih dan sehat. Hidup sehat artinya makan teratur, mengonsumsi nutrisi yang baik, jangan begadang, tidak merokok, dan lainnya.

“Virus ini harus dilawan dengan imunitas yang baik dan nutrisi yang baik itu akan meningkatkan sistem imun. Nutrisi sangat penting untuk meningkatkan sistem imun, sehingga jangan sampai kekurangan nutrisi. Kita tidak tahu apakah makanan kita ini seimbang atau tidak. Kalau vitamin biasanya kita dapat dari sayur dan buah-buahan. Namun kadang anak-anak tidak suka makan sayur. Nah, mungkin ada baiknya diberikan juga multivitamin atau suplemen,” tegas Dr. Erlina.

Saat pandemi COVID-19 ini, produk herbal menjadi pilihan masyarakat dalam meningkatkan daya tahan tubuh. PT Soho Global Health sebagai perusahaan farmasi yang memproduksi obat herbal modern terus fokus untuk mengembangkan potensi alam Indonesia. Salah satunya Soho konsisten dalam mengembangkan temulawak sebagai salah satu bahan yang digunakan untuk bahan baku pembuatan produk untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Dr. Inggrid Tania, M.Si, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) mengatakan curcumin yang terkandung dalam temulawak, memiliki khasiat sebagai zat bioaktif memiliki sifat-sifat misalnya, antioksidan, anti inflamasi, imunomodulator. “Sifat-sifat itu bermanfaat pada berbagai kondisi kesehatan maupun kondisi yang patologis. Termasuk saat pandemi ini. Penelitian-penelitian yang sudah ada juga menunjukkan bahwa Curcumin memiliki sifat anti virus,” ujarnya.

Selain orang dewasa, ia melanjutkan, pemberian cucurmin juga bisa diberikan pada anak-anak. Campuran curcumin atau esktrak temulawak di dalam multivitamin, bersifat sinergis. Artinya, selain ada sifat immunomodulator, Curcumin memberikan manfaat lain bagi anak-anak, misalnya, memperbaiki nafsu makan, dan bisa membantu pertumbuhan juga. Hal penting lainnya, bahwa hampir tidak ada kontra indikasi konsumsi cucurmin, pada anak-anak. Perbedaan pada anak-anak dan dewasa hanyalah di dosisnya saja. “Tapi Covid-19 memicu infeksi virus, yang sifatnya self limiting deases, jadi sangat tergantung pada sistem imun kita,” kata Dr. Inggrid.

Dengan konsep Seed to Patient, Soho memastikan agar temulawak yang digunakan terstandar mulai dari proses bibit praklinik dan iji klinik. “Proses penanaman sampai pengolahannya pun telah mendapatkan sertifikasi pertanian organik dari Inofice, sebuah badan sertifikasi tanaman organik,” ujar Dr. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si, VP Research and Development Soho Global Health (12/05/2020). Ia menganjurkan masyarakat untuk menggunakan temulawak yang telah diekstrak. Penggunaan temulawak yang telah diekstrak karena lebih efektif menjaga kesehatan tubuh dan kadar curcuminnya lebih terukur sehingga sesuai dengan kebutuhan tubuh. “Untuk mendapatkan ekstrak curcumin 20 mg diperlukan 7500 mg temulawak segar, sehingga produk Curcuma FCT sangat simple dan nyaman digunakan pasien tanpa harus repot membuat rebusan,” tuturnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved