Management Trends

Penyandang Diabetes Dapat Menjalani Puasa

Penyandang Diabetes Dapat Menjalani Puasa

IMG_1515

Apakah penyandang diabetes dapat menjalani ibadah puasa? Jawabnnya ya, mereka bisa menjalaninya. Meskipun penderita diabetes tidak diwajibkan untuk berpuasa, namun berdasarkan survei dari Ipsos Healthcare di 2014, 47% penyandang diabetes mengatakan bahwa mereka tetap ingin berpuasa karena menganggap penyakit mereka tidak terlalu berat dan 45% mengatakan mereka tidak mau ketinggalan puasa di bulan Ramadhan. Saat ini 9,1 juta masyarakat Indonesia mengidap diabetes, hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan populasi diabetes terbesar kelima di dunia.

Dari 407 sample penyandang diabetes yang diambil dari Malaysia, UAE, Afrika Selatan, dan Algeria, 43% mengatakan bahwa mereka berpuasa tanpa pengawasa dokter dan 57% mengatakan mereka berpuasa dibawah pengawasan dokter. Mereka yang berpuasa tanpa pengawasan dokter, sebanyak 36% melakukan perubahan sendiri pada rejimen pengobatan mereka. Hal ini menurut Dr. Luki Mulia, Medical Manager Novo Nordisk Indonesia sangat membahayakan jiwa penyandang. Mereka yang ingin berpuasa sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter 1-2 bulan sebelum puasa. Konsultasi ini bertujuan untuk menghindari komplikasi seperti kebutaan, gagal ginjal, dan amputasi.

Penyandang diabtes yang diurvey mengungkapkan bahwa mereka terpicu untuk membatalkan puasanya karena berbagai kendala seperti hypoglycemia (kadar gula darah rendah)52%, hyperglycemia (kadar gula darah tinggi) 36%, dan lelah, pusing, dan dehidrasi 72%. Untuk mencegahnya, pemeriksaan gula darah secara rutin ketika berpuasa harus dilakukan. Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD Guru Besar Penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyarankan pemeriksaan gula darah dilakukan sebelum berbuka puasa, sekitar jam 2-3 siang. “ Selama puasa, terjadi perubahan pola makan. Kondisi ini tentu memiliki dampak bagi umat Muslim penyandang diabetes yang ingin menunaikan ibadah puasa, sehingga perlu dikontrol,” tambahnya.

Selain berkonsultasi ke dokter sebelum dan selama berpuasa, pola makan penyandang perlu diperhatikan juga. Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo menyarankan untuk mengkonsumsi karbohidrat yang bersifat kompleks, menambah asupan sayuran dan buah, menghindari makanan berlemak, dan perbanyak cairan ketika sahur untuk mencegah hypoglycemia. Ketika berbuka puasa, 2-3 butir kurma cukup, dan jangan lebih dari 3 butir. Yang paling penting adalah tidak berlebihan dalam mengkonsumis gula baik ketika sahur maupun berbuka puasa. Rejimen pengobatan selama puasa juga sangat penting. Sebagai contoh rejimen non-insulin untuk penyandang diabetes mellitus tipe 2 adalah Metformin diberikan 2/3 dosis ketika berbuka puasam 1/3 dosis diberikan ketika sahur. Pioglitazone diberikan dosis penuh ketika berbuka puasa dan ketika sahur tidak perlu diberikan. Perubahan rejimen pengobatan ini akan diberikan ketika pasien berkonsultasi ke dokter. Selama konsultasi, dokter perlu memperhatikan tanda-tanda penyandang yang tidak bisa mengikuti puasa dan mana yang dapat mengikuti. Selain itu dokter harus menginformasikan kepada penyandang mengenai resiko resiko yang dihadapai penyandang ketika berpuasa dan bagaimana cara mengatasinya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved