Management Technology Trends

Perjalanan Tranformasi Digital BNI Syariah di HUT ke-8

Perjalanan Tranformasi Digital BNI Syariah di HUT ke-8

Abdullah Firman Wibowo, Dirut BNI Syariah (kiri) dan jajaran manajemen BNI Syariah lainnya

Era disruptif akibat perkembangan teknologi menuntut perusahaan melakukan perubahan drastis agar dapat beradaptasi dengan zaman. Problematika VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) bukan hanya tantangan, tapi mesti dihadapi perusahaan saat ini dan mendatang dengan solusi yang tepat.

Ya, digitalisasi telah menjadi faktor esensial di balik pertumbuhan bisnis perusahaan. IDC melaporkan 60% pemimpin perusahaan di kawasan Asia Pasifik menempatkan transformasi digital sebagai strategi utama perusahaan selama tahun 2017.

Pentingnya tranformasi digital ini juga dikemukakan oleh Rachmat Gunawan, Direktur CTI Group, perusahaan teknologi informaasi (TI). Menurutnya, transformasi digital bukan hanya menjadi isu utama para Chief Information Officer (CIO), tetapi menjadi keharusan strategi bisnis dari para Chief Executive Officer (CEO). Pun, bukan cuma perhatian untuk bisnis sektor TI, tapi juga semua lini bisnis segala industri, termasuk perbankan syariah.

Rachmat menjelaskan, keberhasilan transformasi digital terletak pada beberapa faktor. Pertama, people atau sumber daya manusia (SDM). Kedua, teknologi digital itu sendiri. Dalam hal ini ada 4 hal yang harus dapat diintegrasikan dengan baik, yaitu social, mobile, data analytics dan cloud sehingga dapat menjadi sebuah layanan yang dapat mengubah proses bisnis maupun cara kerja di perusahaan.

Keuntungan yang diperoleh perusahaan jika dapat menerapkan transformasi digital adalah akan terjadi transformasi bisnis, sehingga dapat menemukan new business model. Selain itu, perusahaan juga dapat memberikan better customer experience karena akan memberikan pengalaman baru bagi para konsumen atau nasabahnya.

Menurut penelitian yang dilakukakan Capgemini, perusahaan yang melakukan transformasi digital akan memperoleh peningkatan sebesar 9% untuk pendapatan, 26% profit dan 12% dalam penilaian pasar terhadap perusahaan yang bersangkutan.

Dalam menghadapi VUCA di mana bisnis harus cepat berubah dan cepat menentukan arahnya, misalnya ke lini digital, maka semua karyawan juga harus dibekali digital mindset, bagaimana mengubah culture dan pola pikir menjadi lebih digital. Jadi, digitalisasi bukan sekadar jargon atau digital lipstick.

Bagi perusahaan yang karyawannya 50% lebih kalangan milenial, maka harus memikirkan bagaimana SDM dapat hidup lebih lama dengan perusahaan. Namun rata-rata kaum milenial bertahan 3 hingga 5 tahun. Dari situ, berusahan bisa menggali milenial, apa yang bisa diberikan kepada perusahaan dan apa yang dapat perusahaan berikan kepada mereka sehingga milenial tetap bertahan.

Untuk masyarakat, era disrupif teknologi mengakibatkan mereka semakin mobile. Semua informasi diperoleh melalui smartphone, aplikasi atau media sosial. Perusahaan harus menciptakan interaksinya dengan market melalui platform tersebut. Selain itu, perlu membangun brand melalui online community dengan melakukan kegiatan interaktif dari social platform yang dimiliki.

Lantas, bagaimana transformasi digital yang dilakukan BNI Syariah hingga di HUT ke-8 ini?

Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto, menjelaskan,BNI Syariah sudah dua tahun menyiapkan transformasi digital. Pertama, dengan penataan organisasi melalui pembentukan Divisi Digital Bisnis. Kedua, menyusun strategi bagaimana BNI Syariah menjalankan digital banking yang mengacu pada 2 pilar, yaitu banking business digitalization dan startup fintech collaboration. Dalam kerja sama dengan fintech dan startup BNI Syariah mengutamakan pada fintech/startup yang memiliki core business sama dengan BNI Syariah seperti Ziswaf (zakat, infaq, sedekah, dan wakaf), education, property dan halal ecosystem (termasuk halal tourism-haji umrah).

Untuk pilar pertama Banking Business Digitalization, sebagai bentuk sinergi digital dengan induk BNI, di tahun depan direncanakan menjadi bank yang dapat menerima layanan laku pandai dan pembayaran dengan uang elektronik, di mana saat ini sedang dalam finalisasi proses perijinan di regulator.

Untuk pilar kedua kolaborasi star up fintech yang sesuai segmen BNI Syariah, di antaranya haji dan umrah bekerja sama dengan ITQON untuk komunikasi pembimbing haji umrah dan jamaah dengan menggunakan smartphone. Selain itu aplikasi Ustadku, untuk mempertemukan jamaah yang membutuhkan ustadz dan daftar ustadz berdasarkan lokasi dimana ustadz sedang berceramah. Dalam hal ini BNI Syariah mendukung startup dan fintech dalam proses pembuatan rekening giro maupun rekening bersama (escrow), virtual account, cash management serta layanan perbankan lainnya.

Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto (kanan)

BNI Syariah sebagai anak perusahaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berupaya mengoptimalkan pemanfaatan sistem TI dari induknya melalui pengembangan produk dan jasa perbankan syariah agar dapat tumbuh dan berkembang di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat. TI sebagai penggerak bisnis perusahaan harus fleksibel dan dapat diandalkan sehingga dapat mengikuti perkembangan berbagai produk perbankan syariah serta mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan.

Sebagai salah satu bank syariah terbaik di Indonesia, BNI Syariah berupaya untuk menerapkan dan meningkatkan tata kelola teknologi informasi. Fokus operasional teknologi informasi pada tahun 2014 adalah mengoptimalkan pemanfaatan Core Banking System BNI, pengembangan Sharia Link sebagai middleware system untuk mendukung layanan bisnis transaksional BNI Syariah, pengembangan Electronic Financing Origination (eFO) secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan otomasi pemrosesan pembiayaan dan otomasi pelaporan baik internal maupun eksternal untuk mendukung kinerja bisnis perusahaan.

Peranan Divisi Teknologi Informasi sangat diperlukan dalam mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan melalui pengembangan inovatif guna menghadapi persaingan bisnis antar perbankan syariah, memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah, serta meningkatkan produk dan layanan operasional yang lebih kompetitif, lebih baik dan lebih cepat.

Divisi Teknologi Informasi BNI Syariah berada di bawah dukungan Direktur Operasi dan memiliki staf kompeten di bidang TI. “Divisi TI selalu berupaya untuk mengembangkan struktur organisasi satuan kerja dan melakukan penambahan jumlah staf pegawai untuk meningkatkan kapabilitas SDM. Hal ini dilakukan guna menjamin kelangsungan pertumbuhan bisnis BNI Syariah dalam aspek ketersediaan dan keandalan sistem TI,” jelas Wahyu.

Untuk melakukan transformasi digital, BNI Syariah membangun infstruktur TI dengan investasi besar. Menurut Wahyu, tahun 2017, alokasi belanja TI mencapai Rp80 miliar. Tahun 2018 dianggarkan Rp 66 miliar dan untuk tahun 2019 sebesar Rp 130 miliar atau naik 117%dibandingkan tahun sebelumnya. Investasi dana TI digunakan untuk pengembangan dan maintenance server, pengembangan aplikasi digital seperti Wakaf Hasanah, Hasanah Personal 2.0, Hasanah Lifestyle 4.0 dan financing origination system berbasis mobile.

BNI Syariah menganggap sangat penting mengembangkan digital untuk memberikan layanan kepada nasabah mengingat aktivitas nasabah terkait transaksi perbankan telah beralih ke arah digital yakni menggunakan smartphone dan aplikasi digital untuk transaksi keuangan dimanapun, kapanpun dengan prudent. Hal ini mendorong BNI Syariah untuk terus berinovasi dan menggembangkan aplikasi digital, sinergi dengan BNI Induk untuk pengembangan sistem pembayaran digital diantaranya aplikasi QR Code, uang elektronik, dompet elektronik dan menggandeng fintech untuk kolaborasi transaksi keuangan sesuai prinsip syariah.

Website dan Aplikasi Wakaf Hasanah berbasis Android yang merupakan layanan digital yang memfasilitasi masyarakat yang ingin mewakafkan harta benda miliknya secara produktif melalui nazhir (pengelola wakaf). Saat ini terdapat 19 nazhir yang telah bekerja sama dengan BNI Syariah diantaranya Dompet Dhuafa, Wakaf Al Azhar, Global Wakaf, Rumah Zakat, Badan Wakaf Indonesia, Wakaf Salman ITB, Wakaf Daarut Tauhiid untuk kepentingan umat sesuai dengan prinsip syariah.

Selain itu, ada Hasanah Personal. Ini merupakan aplikasi berbasis android dimana jamaah dapat dengan mudah mencari paket-paket wisata halal maupun paket-paket umroh dari travel-travel yang sudah bekerjasama dengan BNI Syariah. Terdapat beberapa fitur yang ditawarkan oleh ‘Hasanah Personal’ antara lain pemesanan paket umroh, direktori properti, pengajuan pembiayaan online, pengajuan Hasanah card online, simulasi pembiayaan hingga informasi promo Hasanah Card.

Tak ketinggalan Hasanah Lifestyle Application merupakan aplikasi berbasis android yang berisi penjelasan produk, promo – promo menarik, doa – doa harian, jadual sholat, arah kiblat dan alquran digital, serta destinasi wisata halal dilengkapi dengan maps yang menunjukan lokasi masjid, ATM, serta resto halal.

Seperti yang kita ketahui BNI Syariah bermula sebagai Unit Bisnis Strategis bagian dari BNI yang mulai beroperasi sejak 29 April 2000. Pada 19 Juni 2010 status BNI Syariah meningkat menjadi Bank Umum Syariah (BUS). Dengan demikian, di HUT 19 Juni 2018, BNI Syariah merayakan hari jadinya yang ke-8 tahun. Adapun komposisi kepemilikan saham BNI Syariah adalah 99,94% dimiliki oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan sisanya dimiliki oleh PT BNI Life.

Produk dan Layanan Digital Banking BNI Syariah

Salah satu langkah BNI Syariah mengimplementasikan digital banking adalah pengembangan Hasanah Digital. Melalui Hasanah Lifestyle Banking, BNI Syariah memberikan one stop service Hasanah yang memberikan produk dan layanan sesuai syariah yang dapat diakses melalui aplikasi Hasanah Mobile di smartphone atau gadget. Hal ini memudahkan nasabah dalam mengetahui informasi fitur-fitur layanan dan produk BNI Syariah di mana pun dan kapan pun sehingga nasabah tidak perlu repot ke bank untuk bertransaksi.

Layanan Hasanah Lifestyle Banking Application di antaranya produk Wakaf Hasanah (berwakaf secara online), Migrant Mortgage (pembelian rumah untuk TKI), Umrah & Hajj (layanan ibadah lengkap dengan map locator), halal tourism dan hasanah wallet. Ini dilakukan lantaran terjadi pergeseran preferensi masyarakat atau nasabah dalam mengakses layanan keuangan dan perbankan secara digital.

Wakaf Hasanah digital merupakan produk yang diinisiasi oleh BNI Syariah untuk memfasilitasi masyarakat berwakaf. Dana yang terhimpun selanjutnya disalurkan ke proyek-proyek produktif meliputi commercial tower, rumah sakit dan lembaga pendidikan. Saat ini ada lima lembaga pengelola wakaf/nadzir yang telah bekerja sama dengan BNI Syariah. Antara lain, Yayasan Dompet Dhuafa, Yayasan Rumah Zakat, Global Wakaf, Yayasan Pesantren Al-Azhar, dan Badan Wakaf Indonesia.

Untuk Umroh dan Hajj, dalam aplikasi ini nasabah dapat mengetahui informasi pada saat menunaikan ibadah haji dan umroh diantaranya lokasi rumah sakit di Mekkah dan Madinah, tips haji dan umroh, letak ATM di Tanah Suci dan info-info lainnya sehingga memudahkan saat beribadah di Mekkah dan Madinah.

Sejalan dengan strategi digital banking BNI Syariah mengacu pada 2 pilar, yaitu digital banking process dan startup collaboration, maka perserooan memperluas jaringan kerja sama ke berbagai segmen nasabah, terutama dengan perusahaan rintisan teknologi berbasis digital (startup/fintech). Baru-baru ini, BNI Syariah menggandeng PT Waqara Karya Indonesia, startup yang memiliki layanan solusi perencanaan keuangan dan pembiayaan untuk perjalanan umrah.

Kolaborasi ini dilatarbelakangi oleh semakin banyaknya kejadian berupa fraud/ penipuan yang dilakukan oleh travel provider dalam dua tahun belakangan ini, dengan angka kerugian mencapai Rp 4,5 triliun “Tahun 2018 BNI Syariah fokus pada kerja sama dengan startup/fintech, terutama yang memiliki fokus bisnis di sektor halal ecosystem, properti, pendidikan, dan ZISWAF,” jelas Abdullah Firman Wibowo, Direktur Utama BNI Syariah di Jakarta (4/9/2018).

Firman berharap, melalui kerja sama ini akan semakin memperkuat sinergi kedua belah pihak, sehingga memberikan manfaat yang optimal, baik dari sisi bisnis, maupun values Hasanah Banking Partner yang senantiasa beriorientasi pada tujuan syariah/maqoshid syariah.

Bidang kerja sama yang dilakukan adalah pembukaan rekening iB Baitullah Hasanah dan Fleksi Umrah untuk pembiayaan umrah bagi pengguna aplikasi Waqara. Per Agustus 2018, BNI Syariah telah berhasil menghimpun dana dari produk Tabungan BNI iB Baitullah Hasanah sebesar Rp 1,5 triliun dengan jumlah rekening sebanyak 563.995.

Kerja sama BNI Syariah dan aplikasi Itqon

Dengan adanya fasilitas ini, seluruh pengguna aplikasi Waqara dapat membuka tabungan iB Baitullah Hasanah sehingga dana tabungan pengguna tersimpan di bank syariah dengan atas nama pengguna sendiri. Hal ini memperkecil peluang penipuan oleh penyedia travel umrah, nantinya pengguna dapat memilih paket umrah yang mereka inginkan saat dana di tabungan mereka sudah mencukupi.

Kerja sama lainnya berupa produk pembiayaan BNI Syariah yaitu Fleksi Umrah IB Hasanah jika pengguna aplikasi Waqara ingin berangkat umrah dalam waktu dekat. BNI Syariah merupakan bank pertama yang mendukung aplikasi Waqara yang segera dirilis pada November 2018. Waqara akan bergerak melalui komunitas Islam, bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan, dan terutama biro-biro travel yang mengedepankan integritas dan transparansi dalam bisnis mereka.

Tak hanya bermitra dengan Waqara, BNI Syariah pun merangkul EduMU. EduMU adalah aplikasi manajemen informasi sekolah terpadu berbasis platform mobile dan web yang mengintegrasikan seluruh proses pendidikan di lingkungan sekolah/ madrasah/pesantren Muhammadiyah yang dirancang untuk menghubungkan orangtua, murid dan guru dalam kegiatan belajar-mengajar. EduMU mengkombinasikan desain dan kreatifitas teknologi yang sudah popular digunakan oleh masyarakat Muhammadiyah, seperti mobile (Android, iOS), web, hingga smart card.

Aplikasi EduMu berisi manajemen sekolah, kontrol kendali keberadaan siswa, peningkatan mutu guru dan siswa, informasi jadwal akademik, dan e-learning yang berisi tugas, materi pembelajaran dalam berbagai format teks dan video. “BNI Syariah memiliki visi dalam mendukung digitalisasi lembaga pendidikan melalui kemitraan tersebut. Hal ini dapat meningkatkan layanan dan pertumbuhan bisnis perbankan BNI Syariah, yang pada akhirnya dapat memberikan hasil positif bagi kinerja kedua belah pihak,” ungkap Direktur Bisnis BNI Syariah, Dhias Widhiyati.

Masih agresif bersinergi dengan startup, BNI Syariah menggandeng Ustadzqu, startup karya anak bangsa yang bergerak dalam layanan penyedia ustadz, penceramah agama, guru ngaji al-quran, khatib dan pembimbing ibadah haji dan umrah, dalam melakukan pengembangan fitur dan sosialisasinya. Hal ini dilakukan dengan meneken MoU antara Ustadzqu yang diwaliki CEO Yoga Rifai Hamzah dengan Wahyu Avianto, Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah (23/9/2018).

Yoga menjelaskan, layanan Ustadzqu bertumpu pada nilai-nilai dasar seperti inovasi, kecepatan, keahlian dan keberkahan. Inovasi artinya terus mengembangkan dakwah berbasis teknologi yang selaras dengan kebutuhan masyarakat. Lalu, kecepatan artinya Ustadzqu berkomitmen memberi layanan dakwah secara cepat, responsif dan meluas.Sedangkan keahlian, berkomitmen menghadirkan ustadz dengan kualifikasi yang ahli dalam bidang agama, serta kompeten dari sisi keilmuan. Terakhir, yakni keberkahan, dimana Ustadzqu terus mendorong layanan dakwah yang selaras dengan peningkatan dampak kesejahteraan ustadz dan lingkungannya.

Saat ini, Ustadzqu dikatakan sudah melakukan kerja sama beberapa ormas Islam dalam menyediakan ustadz yang kompeten. Ke depan, Ustadzqu bukan hanya berfungsi mencari ustadz dan memudahkan dalam mengatur jadwal serta memperluas jangkauan dakwah, tapi lebih dari itu tercipta ekosistem di dalam jaringan Ustadzqu.

Di samping Waqara dan Ustadzqu, BNI Syariah dalam acara BNI Syariah International Expo 2018, juga melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan startup Itqon.

Selain itu, BNI Syariah berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), serta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk pemanfaatan nomor induk kependudukan, data kependudukan dan KTP elektronik. “Tujuan kerja sama ini ekspansi membangun digital banking. Dengan tersedianya informasi data kependudukan yang dapat diakses secara digital, perbankan syariah dan nasabah dimudahkan dengan adanya sistem Dukcapil Direct Access,” Firman menegaskan.

Melalui Dukcapil Direct Access, dari sisi perbankan, membuat proses verifikasi data nasabah (know your customer) dapat diketahui dengan lebih cepat, mudah, akurat dan efektif melalui e-KTP. Sedangkan dari sisi calon nasabah memudahkan dalam melakukan registrasi produk BNI Syariah secara online.

BNI Syariah pun mengadopsi penggunaan teknologi pembayaran berbasis QR code, yakni YAP! Milik induknya, yakni BNI. Dengan YAP (your all payment), masyarakat dapat melakukan pembayaran belanja ritel, melakukan pembayaran zakat, infaq, sedekah dan wakaf secara mudah.

Dampak Transformasi Digital

Dengan SDM lebih dari 50% milenial, basis nasabah sekitar 40% dari generasi Y dan Z, gerak dan pertumbuhan bisnis BNI Syariah tak luput dari kaum milenial.

Keberadaan generasi milenial di era digital ini sangat klop. Teknologi digital yang serba cepat dan praktis disukai kaum milenial. Apalagi dengan bonus demografi tahun 2030 mendatang – di mana angka usia produktif di Indonesia dominan — yang notabene mayoritas kalangan milenial. Itulah sebabnya para pelaku bisnis berlomba sangat agresif menggarap ceruk pasar milenial.

BNI Syariah pun tak mau ketinggalan menjemput pasar milenial dengan beragam produk dan layanan digital. Edukasi perbankan syariah juga digencarkan. Maklum, dari 2,4 juta nasabah BNI Syariah, sekitar 40% merupakan nasabah generasi Y dan Z yang memiliki karakter unik dan preferensi teknologi sangat tinggi.

Baru-baru ini bertempat di Balai Sidang, Universitas Indonesia, BNI Syariah melakukan kegiatan literasi dan inklusi perbankan syariah. Hadir sekaligus sebagai pembicara dalam kuliah umum Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo dengan tema Lead and Influence with Hasanah Way. Dalam pemaparannya, Firman menyampaikan mengenai trilogi hasanah leadership yakni memiliki visi yang jelas, kemampuan dalam mempengaruhi dan mengajak sekitar untuk berbuat hal – hal baik sehingga menjadi pribadi pemimpin yang Hasanah dan bijak terutama dalam menyikapi era digital.

“BNI Syariah mengajak generasi milenial mulai sejak dini untuk bergaya hidup hasanah, mulai dengan pakaian, makanan, travel, haji dan umrah sampai dengan transaksi bank yang halal. Sebagai Hasanah Banking Partner, BNI Syariah menyediakan layanan dan produk mulai dari anak sampai dengan masa tua, bukan hanya mementingkan bisnis semata, namun juga kebermanfaatan bagi mitra sampai di akhirat kelak”, papar Firman (5/10/2018).

Selain itu, BNI Syariah bersama Yayasan Hasanah Titik bersinergi dengan Universitas Indonesia meneken perjanjian kerja sama yang dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia, Bambang Wibawarta dan Pemimpin Divisi Dana Ritel BNI Syariah, Bambang Sutrisno.

Bagi BNI Syariah, dunia perbankan, terutama syariah harus andil dalam perkembangan teknologi digital atau VUCA. Dengan adanya digital banking, maka semua serba mudah, masyarakat atau nasabah lebih dimanjakan. “Tapi, jangan lupa bank adalah bisnis kepercayaan. Kehati-hatian tetap harus diperhatikan dalam pembuatan produk atau layanan,” ungkap Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto.

Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto.

Wahyu juga menggarisbawahi bahwa SDM milenial memiliki turn over tinggi, sehingga ini menjadi tantangan pelaku bisnis perbankan, seperti BNI Syariah yang lebih dari 50% karyawan adalah generasi milenial. Jadi, harus disiapkan SDM yang mumpuni dan membuat karyawan mileniah bertahan menapaki karier di sana.

Lalu, bagaimana dampak tranformasi digital yang dilakukan BNI Syariah terhadap kinerja bisnis?

Hasil transformasi digital antara lain terlihat dalam peningkatan layanan BNI Syariah di mana saat ini BNI Syariah sedang menggalakkan transaksi mobile banking sehingga nasabah tidak perlu ke cabang untuk melakukan transaksi. Transaksi di cabang per November 2018 ini telah berkurang hingga 40% dan berpindah ke layanan mobile banking.

Sedangkan untuk menuju digital banking lainnya, BNI Syariah terus mengembangkan kemampuan internal seperti perubahan kultur, platform, serta pembuatan aplikasi-aplikasi digital untuk memenuhi tren kebutuhan masyarakat. Meski digital terus digalakkan, layanan cabang tetap hal yang penting, selain itu kerja sama layanan call center 1500046 dengan BNI Induk.

“Hasilnya memang belum signifikan, karena tranformasi digital masih terus dilakukan. Tapi, beberapa perubahan sudah dirasakan manfaatnya, baik bagi nasabah, mitra bisnis maupun perusahaan,” ungkap Wahyu. Lihat saja, saat ini pertumbuhan jumlah cabang BNI Syariah mencapai 25% per tahun. Hingga, Oktober 2018 jumlah cabang ada 40 outlet terdiri dari cabang utama, cabang pembantu dan kantor kas. “Tahun 2019, kami targetkan akan membuka 27 outlet baru,” ujarnya.

Hasil transformasi digital antara lain terlihat dalam peningkatan layanan BNI Syariah dimana saat ini BNI Syariah sedang menggalakkan transaksi mobile banking sehingga nasabah tidak perlu ke cabang untuk melakukan transaksi. Transaksi di cabang per November 2018 ini telah berkurang hingga 40% dan berpindah ke layanan mobile banking. Sedangkan untuk menuju digital banking lainnya, BNI Syariah terus mengembangkan kemampuan internal seperti perubahan kultur, platform, serta pembuatan aplikasi-aplikasi digital untuk memenuhi tren kebutuhan masyarakat. Meski digital terus digalakkan, layanan cabang tetap hal yang penting, selain itu juga kerjasama layanan call center 1500046 dengan BNI Induk.

Target pertumbuhan bisnis tahun 2019 sebesar 16-18%. “Sebetulnya potensi bisnis bisa lebih besar lagi target pertumbuhannya. Tapi kami jaga likuiditas menjaga keseimbangan antara sisi asset dan liabilities sehingga laba bisa optimal. Untuk target laba di tahun 2019, diharapkan tumbuh sebesar 30-35 persen,” jelas Wahyu.

Hasil transformasi digital yang sudah terlihat misalnya service excellence. Di cabang misalnya, terlihat dari layanan contact center yang lebih cepat dan akurat. Layanan cabang tetap penting meski digital terus digalakkan. Juga ada perbaikan di layanan call center BNI Syariah yang masih gabung dengan induknya, yakni Bank BNI.

Untuk dampak tranformasi digital BNI Syariah terhadap funding, Wahyu mengungkapkan, salah satunya terlihat dari pengembangan transaksi virtual account ke dompet digital. Selain itu, kehadiran fintech menjadi pangsa pasar baru bagi BNI Syariah untuk menawarkan layanan virtual account. Pertumbuhan funding BNI Syariah tahun 2018 sampai akhir Desember diperkirakan mencapai 27%, naik dari tahun sebelumnya sekitar 20-25%. Bahkan pada tahun 2013-2014 ketika perekonomian membaik, pertumbuhan funding BNI Syariah dapat mencapai 30%.

Sementara itu, dampak tranformasi digital terhadap pembiayaan BNI Syariah,kata Wahyu, terlihat dari kemudahan layanan transaksi digital secara tidak langsung turut mendorong pembiayaan BNI Syariah tumbuh positif. Per Oktober 2018 pembiayaan meningkat 20,39% dari Rp 22,664 triliun di Oktober 2017 menjadi Rp 27,285 triliun di Oktober 2018. Untuk pembiayaan, BNI Syariah memiliki aplikasi Hasanah Personal yang dapat diunduh di Playstore untuk smartphone berbasis Android dimana terdapat beberapa fitur antara lain direktori properti, pengajuan pembiayaan online, pengajuan Hasanah Card (kartu pembiayaan) online, simulasi pembiayaan hingga informasi promo Hasanah Card.

Hingga kuartal III tahun 2018, kinerja BNI Syariah masih ciamik. Laba bersih yang dibukukan mencapai Rp 306,6 miliar atau naik 24,3% dari bulan September 2017 sebesar Rp 246,6 miliar. Dari sisi bisnis, pembiayaan yang telah disalurkan Rp 26,9 triliun atau naik 19,3% yoy dengan kontribusi pembiayaan terbesar pada segmen Konsumer sebesar Rp 13,6 triliun (50,8%) diikuti oleh segmen Komersial sebesar Rp 6,1 triliun (22,5%), segmen Kecil dan Menengah Rp 5,8 triliun (21,5%), segmen Mikro Rp 1,0 triliun (3,8%) dan Hasanah Card Rp 394 miliar (1,5%). Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 33,5 triliun atau naik 21,4%. Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 9,6% dengan jumlah nasabah sebesar 2,8 juta. (***)

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved