Management Trends

Pertamina Patra Niaga Siap Bangun 16 DPPU Baru

Pertamina Patra Niaga Siap Bangun 16 DPPU Baru

Mulai bulan Agustus 2017 hingga dua tahun ke depan, PT Pertamina Patra Niaga (PPN) siap membangun Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) di 16 titik di Indonesia. Sebanyak 11 lokasi hendak dibangun tahun ini dan 5 titik DPPU yang lain akan dibangun tahun 2018. “Sampai saai ni 2 DPPU yang sudah jadi ada di Timika dan Labuan Bajo, “ ucap Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga (PPN), Gandhi Sriwidodo, dalam acara bertajuk CEO Talk di Jakarta.

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga (PPN), Gandhi Sriwidodo (kanan)

Menurut Gandhi, pembangunan 16 DPPU itu untuk mendukung program pemerintah. Umpamanya di kawasan laut disebut dengan tol laut, nah DPPU inii bisa dibilang tol udara. Sebab, PPN mengelola bandara supaya bisa dilalui banyak pesawat, sehingga dibutuhkan bangunan DPPU yang banyak. Selanjutnya DPPU akan dibangun didaerah Cilacap, dan beberapa lokasi lainnya. Manajemen PPN optimistis 11 DPPU yang dingun pada tahun ini, sehingga awal tahun 2018 sudah bisa beroperasi.

“Pembangunan DPPU di berbagai daerah merupakan salah satu upaya untuk investasi, terutama untuk memajukan daerah-daerah tersebut. Mengapa kita bangun DPPU pada bandara perintis, karena jadi semangat pembangunan oleh pemerintah daerah dalam membangun investasi luar biasa,” Gandhi menegaskan. Pesawat yang dilewati (bandara perintis) ATR dan Cassa, boeing belum bisa. Bahan bakar avtur tidak ada, sehingga PPN membangun DPPU, karena biasanya mereka mengisi di bandara asal.

Gandhi mencontohkan, dulu di Timika yang memiliki DPPU hanya Freeport. Waktu itu, omzet bandara perintis kecil cuma 30 KL (Kilo Liter) per hari. Begitu dibangun DPPU Pertamina Patra Niaga, omzet bandara perintis naik tiga kali lipat. Jumlah wisatawan dan pengusaha juga naik, sehingga menaikkan perekonomian daerah di sana sebagai multiplier effect.

“Selain itu, keberadaan fasilitas tersebut bisa membangun dan mendorong investasi industri umum dan pariwisata. Dari 16 ini konsepnya supaya daerah ini dikenal dan produk-produknya bisa didistribusikan ke daerah lain atau diekspor. Dengan adanya tol udara ini ekonomi daerah akan semakin tumbuh seluruh Indonesia,” ucap Gandhi lagi.

Lebih lanjut dia menjelaskan, dalam situasi yang anomali saat ini, PPN menerapkan sejumlah strategi yang meminimalisir dampak situasi eksternal, hingga menempatkannya pada posisi kedua market share setelah PT Pertamina (Persero). Harga minyak yang menurun dari 100 ke 60 membuat PPN menerapkan efisiensi dalam biaya-biaya produk maupun operasional, serta mencari customer baru dan penambahan volume. Hasilnya, laba bersih PPN dalam tiga tahun terakhir melonjak jadi US$ 37 juta pada tahun 2014, lalu US$ 67 juta dolar tahun 2015, serta US$96 juta di 2016. Yang jelas, dengan layanan dan pasokan energi yang menyeluruh dan menjangkau hingga ke pelosok, PPN berupaya menopang pembangunan di setiap daerah, khususnya di luar Jawa dan Sumatera.

Dari total market size trading BBM industri sebesar 18,7 juta KL, PPN menguasai 15%, Pertamina 58%, dan sisanya dari beberapa kompetitor. Target PPN selanjutnya adalah menguasai hingga 20% dari pasar trading BBM, antara lain dengan layanan Total Energy Services untuk kebutuhan energi customer dan mengembangkan potensi bisnis baru (new venture).


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved