Kondisi pandemi yang mengakibatkan berlakunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat banyak aktivitas dijalankan terbatas. Intensitas dan interaksi fisik individu dan kelompok dibatasi protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah. Hal ini juga berdampak pada faktor ekonomi. Perdagangan atau transaksi kini lebih banyak dipilih masyarakat secara online. Namun, di sisi lain daya beli masyarakat juga turun akibat lesunya perekonomian yang memengaruhi anjloknya pendapatan masyarakat.

Fenomena ini ditangkap oleh Adam Fahmi Fikri (25 tahun) menemukan cara jitu dalam mengatasi kekhawatiran kebanyakan konsumen. Dengan cerdik dia menemukan keselarasan antara daya beli konsumen yang begitu tinggi dengan keadaan ekonomi negeri. “Saya menyediakan jasa pre-order dengan harga yang lebih murah sampai 35% melalui platform Jasorder. Saya optimistis masyarakat akan tertarik untuk membeli barang-barang kekinian,” ujar pemuda lulusan Universitas Negeri Jakarta jurusan Agama Islam itu.

Dia bercerita, hanya dengan menunggu sekitar 30 hari para konsumen bisa mendapatkan barang-barang idaman dengan harga miring yang lebih murah sekitar 35%. Mereka juga tidak akan ketinggalan zaman dan selalu update apa saja yang lagi ngetren saat ini.

Inspirasi pencetusan platform Jasorder berawal dari pengalaman pribadi. Dia hobi memburu diskon barang-barang yang diidamkan di banyak marketplace. Setelah siap diperkenalkan ke publik, Jasorder mengajak para calon agen untuk berpartisipasi dan bisa memperoleh bonus peluncuran platform ini dengan nilai total Rp 1 miliar.

Ke depan, Adam berharap Jasorder akan mengembangkan bisnis ini yang berkelanjutan dengan selalu menfokuskan pada pelayanan yang bisa memberikan kepuasan pelanggan, yaitu lini produk yang ditawarkan bisa mencakup pembelian segala jenis barang. Jika ada permintaan konsumen kepada jenis dan jumlah produk tertentu, Jasorder akan mempertimbangkan sebagai perluasan varian produk dan layanan.

www.swa.co.id