Management Trends zkumparan

Petani Binaan YDBA Pasok Jahe Merah ke Bintang Toedjoe

Jahe merah menjadi produk komoditas yang sangat dicari saat pandemi COVID-19. Pelaku industri seperti PT Bintang Toedjoe pun menggunakannya untuk produk cairan anti masuk angin bermerek Bejo. Meski banyak petani jahe merah, namun tidak mudah masuk ke industri. Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) membantu petani binaannya untuk bisa mendapat akses pasar, terutama petani jahe merah agar hasil panennya bisa masuk rantai produksi Bintang Toedjoe.

Kerja sama ini sejalan dengan tagline YDBA, “Semangat Kolaborasi Wujudkan Harapan” dalam mengembangkan UMKM di Tanah Air. Sigit P. Kumala, Ketua Pengurus YDBA, menjelaskan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, komunitas, akademisi maupun pengusaha merupakan salah satu strategi pembinaan UMKM menuju UMKM mandiri.

“Kerja sama ini dalam produksi dan pemasaran produk petani jahe merah binaan YDBA di Lebak, Banten,” ujarnya. Sebanyak 30 petani dengan luas lahan siap tanam sekitar 8 dari 27,5 hektar yang akan terlibat dalam program ini.

Simon Jonatan, Presiden Direktur Bintang Toedjoe menjelaskan pihaknya akan membantu petani tersebut dengan memberikan pelatihan teknis dan membeli produk petani sesuai dengan standar quality, cost dan delivery (QCD) yang ditetapkan, sedangkan YDBA sendiri akan memastikan petani tersebut menghasilkan produk yang sesuai dengan melakukan pembinaan secara manajerial dan memonitoring kegiatan petani secara rutin.

Dalam acara ini juga, Sekretaris Pengurus YDBA Ida R. Sigalingging menegaskan, kolaborasi memang menjadi strategi YDBA dalam pembinaan UMKM agar bisa mandiri, naik kelas dan go global. “Mengapa dengan Bintang Toedjoe? karena perusahaan farmasi ini salah satu yang terbesar, juga mau memberikan pembinaan teknis kepada petani binaan YDBA, bukan sekadar mengambil hasil panennya,” ujar Ida.

Ia melanjutkan, perusahaan farmasi tersebut juga membina bagaimana petani memenuhi standar kualitas, cost, delivery (QCD) kepada petani binaan, kemudian membeli produk petani yang sesuai standar QCD. Peran YDBA sendiri adalah memberikan pembinaan manajerial melalui pelatihan, pendampingan dan fasilitasi pembiayaan.

“YDBA juga mendampingi petani jahe merah dalam menjalankan seluruh program pembinaan. Memastikan petani memproduksi jahe merah sesuai standar QCD yang ditetapkan Bintang Toedjoe,” tandasnya.

Untuk diketahui YDBA sejak 2018 telah bermitra dengan komunitas petani jahe merah di Lebak Banten. Menurut Ida, petani di sini, memiliki keunggulan, bukan sekadar petani biasa tapi memiliki mindset untuk berwirausaha yang berkelanjutan. “Mereka memiliki keinginan berubah dengan terus belajar dan mendalami budidaya jahe merah,” jelasnya. Bahkan petani berhasil mendapatkan sertifikasi organik untuk jahe merah yang dipanen.

Kolaborasi ini memberikan manfaat bagi petani, lanjut Ida, pertama kepastian pasar yang berkelanjutan dan kedua peningkatan kompetensi yang diberikan oleh YDBA dan Bintang Toedjoeh. Peningkatan kompetensi ada dua bidang yang diasah untuk para petani binaan ini: Pembinaan Manajerial dan Pembinaan Teknis.

Untuk pembinaan manajerial berupa pelatihan basic mentality, pelatihan dan pendampingan pembukuan sederhana, serta pelatihan dan pendampingan 5R, serta pelatihan pemasaran. Sedangkan terkait pembinaan teknis berupa syarat tumbuh jahe merah, pemilihan benih, penyemaian dan persiapan lahan. Pelatihan teknis tahap dua berupa penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pengendalian OPT, lalu lanjut ke pelatihan tahap tiga, berupa panen dan paska panen.

Sigit berharap melalui kolaborasi ini dapat membantu para petani mendapatkan pasar yang berkelanjutan dengan produk yang sesuai standar, sehingga dapat mendukung petani Indonesia menuju mandiri, naik kelas dan go global. “Kami juga berharap ke depan akan banyak lagi petani yang terlibat dalam program ini,” tuturnya.

Editor: Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved